webnovel

Itu adalah Rumahku, Tidak Menginginkannya Lagi

Editor: Wave Literature

Yun Jianyue masih berlutut di papan cuci yang dilapisi serpihan kaca, mulutnya dengan tidak elegan membentuk sebuah "O" yang besar. Ia sangat heran dan aneh, sejak kapan Gu Zhishen menghamilinya, kok dirinya sendiri tidak tahu?!

Yun Xiaotian tidak senang dengan sikap Gu Zhishen yang begitu keras, alis matanya mengerut dan memancarkan ketidaksenangannya, ia pun ingin mengatakan sesuatu.

Nada Gu Zhishen yang rendah sekali lagi terdengar di telinga, "Paman, saya ingin berbicara denganmu berdua saja!"

Mata Gu Zhishen yang tajam melintas dengan cahaya yang kuat dan tegas, nadanya yang tegas membuat orang tidak mampu menolaknya.

Yun Xiaotian melirik satu tatapan ke putrinya yang masih melutut, beberapa bahasannya mungkin juga tidak pantas dibicarakan di hadapan putrinya. Akan lebih baik jika percakapan antara pria dilakukan di dalam ruangan tersendiri, maka ia pun menganggukkan kepala dan menyetujuinya.

Kemudian Gu Zhishen segera memeluk Yun Jianyue dari papan cuci itu. Yun Jianyue sebenarnya masih terkejut dengan ucapan Gu Zhishen tadi. Ia merasakan bahwa ekspresi ibunya masih tidak senang terhadapnya. Alhasil ia pun memukul dadanya itu, "Cepat lepaskan aku!" Yun Jianyue tidak ingin membuat ayah dan ibunya lebih marah lagi.

Gu Zhishen seperti tidak mendengar kata-kata Yun Jianyue. Ia berjalan menuju sofa dan mendudukkannya dengan hati-hati, menolehkan wajahnya dan menginstruksi Bibi Wen dengan sopan, "Tolong siapkan sekantong es untuk meredakan bengkaknya."

Bibi Wen menganggukkan kepalanya dan segera melangkah menuju dapur mengambil sekantong es batu.

Telapak tangan Gu Zhishen yang hangat dengan ringan membelai rambut panjangnya, berkata dengan nada yang ringan, "Tunggu aku sebentar di sini."

Tidak menunggu balasan Yun Jianyue, Gu Zhishen mengikuti Yun Xiaotian naik tangga menuju ruang kerjanya.

Chen Xiaoxiao tidak ikut, ia berjalan menuju sofa yang ada di samping Yun Jianyue dan duduk di sana sambil melihat Bibi Wen mengambil sekantong es batu untuk meredakan pipi Yun Jianyue yang bengkak.

Suasana di ruang tamu sangat dingin, Chen Xiaoxiao tidak mempertanyakan ataupun menegurnya. Saat ini ia hanya melihat Yun Jianyue dengan tatapan yang dingin. Yun Jianyue merasakan tatapan dingin dari ibunya dan ini membuatnya jauh lebih menderita daripada tamparannya tadi.

Yun Jianyue pun menundukkan kepalanya tidak berani melihat ke mata Chen Xiaoxiao, ia tahu kali ini ia benar-benar telah mengecewakan ibunya.

Sekitar dua puluh menit kemudian, suasana ruang tamu yang menegangkan akhirnya dipecahkan oleh Yun Xiaotian dan Gu Zhishen yang keluar dari ruang kerja. Yun Xiaotian turun dari tangga dan ekspresinya juga sudah tidak seburuk tadi.

Gu Zhishen berjalan ke depan Yun Jianyue, suaranya yang lembut dan rendah mengatakan, "Jianyue, kita pulang!"

"Aa?" 

Yun Jianyue mengangkat kepalanya, satu belah pipinya bengkak seperti kepala babi, dengan bingung tidak sempat merespon dirinya sudah dipeluk oleh kedua lengan Gu Zhishen ke udara.

Dalam hati, Gu Zhishen masih merasa sakit hati dengan pipinya yang bengkak itu. Sampai sekarang ini, akhirnya ia tahu alasan Yun Jianyue selalu menyusut ketika dirinya mengungkit untuk memberitahukan kepada Yun Xiaotian dan Chen Xiaoxiao kalau mereka berdua sudah menikah!

Yun Xiaotian melihat Gu Zhishen mau membawa Yun Jianyue meninggalkan rumahnya, ia segera membuka mulutnya, "Gu Zhishen, aku belum menyetujui dirimu membawa Yueyue pergi!"

"Jianyue adalah istriku, aku tentu memiliki hak untuk membawanya pergi!" Mata Gu Zhishen yang dingin mengarah ke Yun Xiaotian, kemudian tatapan dinginnya pun memudar, "Ayah, asal kalian setuju, aku siap mengumumkan pernikahanku dengan Jianyue, juga siap mengadakan acara pernikahan yang mewah untuknya. Sekarang ini, aku harus membawanya pergi!"

Gu Zhishen tidak bisa meninggalkan Yun Jianyue di sini, bagaimana jika nanti Chen Xiaoxiao marah dan memukulnya lagi!

Siapapun yang menjadi Istri Gu Zhishen, tanpa persetujuan darinya, siapapun tidak boleh menyentuhnya, satu helai rambut pun!

Bahkan Chen Xiaoxiao pun tidak boleh!

Yun Xiaotian tidak dapat membalas kata-katanya, akta nikah mereka juga sudah keluar. Anak keduanya, Yun Jianyue, sudah menjadi istrinya secara sah. Ia memang memiliki hak untuk membawa Yun Jianyue pergi, siapapun tidak dapat menghalanginya.

"Gu Zhishen, aku..."

Gu Zhishen tahu apa yang ingin dikatakan Yun Jianyue, ia pun memotong kata-katanya dengan nada ringan, "Pipimu tidak sakit lagi?"

Ugh, siapa bilang tidak sakit, rasanya masih sakit sekali!

"Ayah, ibu, kami pergi dulu." Dalam ucapannya Gu Zhishen ini tidak terdengar perasaan geram ataupun marah. Setelah mengucapkan kata perpisahan tersebut, ia langsung memeluk Yun Jianyue keluar dari rumah keluarga Yun.

Chen Xiaoxiao yang dari tadi cemberut tidak mengabaikannya begitu saja dan melihat Gu Zhishen membawa Yun Jianyue pergi. Setelah melihat Gu Zhishen dan Yun Jianyue keluar dari pintu rumah, akhirnya ia pun bangun dan bilang ke Yun Xiaotian, "Kamu membiarkan mereka pergi begitu saja? Setuju dengan hubungan mereka?"

"Akta nikah mereka sudah ada, kita juga tidak mungkin benar-benar memaksa mereka berdua bercerai, kan!" Yun Xiaotian mendesah dengan tidak berdaya.

Chen Xiaoxiao melihatnya dengan ekspresi yang berat, "Nanti, bagaimana perasaan Siwan saat pulang ke rumah? Bagaimana kita menjelaskan kepadanya?"

"Siwan sendiri yang melarikan diri dari acara pertunangannya, mungkin dirinya sama sekali tidak menyukai Gu Zhishen, tidak akan ada apa-apa... Kamu jangan terlalu cemas! Sekarang yang aku cemaskan adalah takut bila Gu Zhishen tidak memperlakukan dengan baik kepada Yueyue kita..."

Chen Xiaoxiao pun ikut mendesah dengan kata-kata Yun Xiaotian.

******

Saat sudah masuk ke dalam mobil Gu Zhishen, Yun Jianyue masih menolak ikut dan ingin turun dari mobil Gu Zhishen ketika ia merespon kembali dengan masalah yang terjadi.

Apa Gu Zhishen sudah gila?

Berani-beraninya dia membawanya pergi di hadapan orang tuanya!

"Apa yang kamu lakukan! Cepat turunkan aku, itu adalah rumahku!"

Lengan panjang Gu Zhishen yang memeluknya mengunci erat tidak melepaskannya, "Jianyue, sekarang kamu adalah istriku, jadi pulanglah denganku!"

"Tidak mau... Ayah dan ibuku sudah marah, aku tidak boleh membiarkan mereka..."

Kata-katanya dipotong oleh Gu Zhishen, "Mereka sudah menyetujuinya, jika tidak, coba kamu pikir mengapa aku bisa membawamu keluar?"

Satu kalimat ini membuat Yun Jianyue segera menjadi diam, ia tidak lagi ribut ingin diturunkan dari mobil lagi. Setelah itu, ia pun tidak berkata lagi dan dengan tenang membungkus dirinya di tempat yang mendekati jendela mobil. Yun Jianyue pun menanamkan wajahnya di kedua lutut kakinya seperti anak kecil yang dibuang.

Xu Shi membawa mereka pulang ke Jia Yuan. Setelah sampai dan berhenti di depan pintu, Gu Zhishen memeluknya turun dari mobil dan melangkah masuk ke rumah, "Zeng Pei, ambilkan sekantong es batu dan obat yang bisa meredakan bengkak."

Gu Zhishen sambil menggendong Yun Jianyue dengan cepat naik tangga menuju kamar tidurnya dan membaringkannya di tempat tidurnya.

Zeng Pei dengan cepat mengantarkan barang yang diinginkan ke kamarnya, ketika ia melihat wajah Yun Jianyue ia pun terkejut namun ia juga tidak menanyakan apapun.

Hal pertama yang dilakukan Gu Zhishen adalah mengoleskan obat ke pipinya yang bengkak itu, sentuhannya sudah sangat ringan namun tetap membuat Yun Jianyue meraung kesakitan dan secara refleks menghindari jarinya. Alis mata Yun Jianyue pun mengerut karena sakit.

"Bertahanlah." Jari Gu Zhishen menahan dagu Yun Jianyue agar dirinya tidak menolehkan kepalanya lagi. Dengan sigap dan perlahan, ia mengoleskan obat di area pipinya yang bengkak dengan merata, kemudian ia meletakkan sekantong es batu itu di atas pipinya untuk meredakan rasa sakitnya.

"Kamu turun dulu." Zeng Pei pun keluar dari kamar.

"Kamu istirahat dulu." Gu Zhishen membantu Yun Jianyue pelan-pelan membaring di tempat tidur, ice bag yang di tangannya menempel terus di pipinya.

Mata Yun Jianyue melihat ke arah Gu Zhishen, gigitan bibir bawahnya yang kuat akhirnya dilepaskannya dan dengan lesu serta hati-hati bertanya, "Kamu bilang apa pada ayah dan ibuku? Apa mereka sudah tidak menginginkanku?"

Jika tidak, kenapa mereka membiarkan Gu Zhishen membawanya pergi?!

Gu Zhishen tertegun, kemudian ia pun mengelus rambut panjang dan menghiburnya, "Tidak, mereka hanya tidak bisa menerima kenyataan kalau kamu telah menikah denganku!"

Yun Jianyue seperti tidak mendengarkan kata-kata Gu Zhishen, sekali lagi ia mengatakan, dan kali ini sudah dicampuri dengan nada ingin menangis, "Aku sudah membuat mereka marah. Aku sudah mengecewakan mereka!!!!"

Bulu mata Yun Jianyue yang tipis berkedut dan menurun, air mata yang sejernih kristal perlahan-lahan mengalir keluar melintasi pipi bengkaknya, dan memancarkan perasaannya yang sedih.

Gu Zhishen mengerutkan alis matanya, tidak bersedia mengatakan apapun lagi.

Sekarang ini tidak peduli bagaimana ia membujuknya, tetap tidak berguna baginya. Akan lebih baik bila membiarkannya menenangkan diri dan istirahat dulu.

Setiap kali Gu Zhishen melihat pipi Yun Jianyue yang bengkak, ia selalu merasa ingin marah.

Namun kedatangan Gu Zhishen di rumah Yun Jianyue tadi memang bukan kebetulan. Setelah menurunkan Yun Jianyue, ia bermaksud ingin segera pergi. Anehnya, tiba-tiba ia menerima panggilan telepon yang mengatakan bahwa beberapa media koran telah memberitakan skandal antara mereka berdua. Hal itu telah merusak citra Bolun dan saham perusahaan pun turun tajam. Hal ini membuatnya harus menghubungi Yu Jinjiu terlebih dahulu untuk mengurus masalah perusahaan.

Tetapi bila ia tahu bahwa Chen Xiaoxiao akan memukul Yun Jianyue seberat ini. Gu Zhishen seharusnya pergi mencarinya dulu dan Yun Jianyue juga tidak akan menerima luka separah ini!

Jika bukan karena Chen Xiaoxiao adalah ibu kandung Yun Jianyue, ia sudah memerintahkan orang untuk meratakan perusahaan keluarga Yun.