"Mulai sekarang, datanglah padaku jika kamu butuh teman bicara. " Ekspresi Jeha menjadi serius seraya berkata. "Jangan perdulikan orang yang tidak menyukaimu karena itu hanya akan membuat hatimu gelisah. Tapi fokuslah kepada orang yang menyukaimu karena mereka adalah kekuatan yang akan membawamu untuk terus melangkah ke depan".
"Kamu adalah apa yang kamu fikirkan, dan apa yang kamu fikirkan maka itu yang akan jadi kenyataan" lanjut Jeha sambil memegang pundak Nana.
Nana termenung mendengar semua ungkapan bijak yang keluar dari mulut Jeha, dia tidak pernah menyangka kalau Jeha bisa berkata sebijak itu.
"Tadi kamu menyebut nama Allah, apakah kamu tau tentang tuhanku ? " tanya Nana tiba-tiba setelah lama termenung.
Jeha mengangguk " Iya"
"Jadi kamu percaya dia ada ?" tanya Nana dengan ekspresi penasaran.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com