webnovel

4.Down

Di sebuah jalan untuk pejalan kaki dimana dapat dilihat kendaraan berlalu lalang.

Terlihat seorang pemuda dengan rambut silver berjalan dengan tas yang dia naikkan keatas pundaknya.

Dia berjalan dengan gaya malasnya seperti biasa.

Jarak antara rumah dan akademi itu sebenarnya tidak terlalu panjang tapi karena tiba tiba kakak perempuannya menelpon bahwa dia akan pulang.

Dengan terpaksa dia akhirnya mengambil jalan berputar karena akan singgah di supermarket untuk membeli makanan.

Akhirnya dia berpisah dengan stev yang saat itu sedang berjalan pulang bersama.

Kakak perempuannya bernama Nura Einstein. Nura ini adalah sodara berbeda ibu tetapi walaupun berbeda ibu dia tetap memperlakukan adiknya dengan baik.

Berbeda dengan keluarga lainnya semua memperlakukannya dengan dingin dan bagaikan dia hanya angin yang berlalu.

Kakaknya saat ini bekerja dengan militer yang akan menjaga perbatasan Negara dari serangan Gargoyle. Dan jabatannya juga lumayan tinggi yaitu letnan.

Karena itupun dia jarang berada di rumah hanya terus bekerja hanya mampu untuk kembali setiap tahunnya.

Itupun hanya bisa tinggal beberapa hari saja terkadang hanya 5 ataupun cuman 3 hari.

Setelah lama berjalan diapun sampai di supermarket. Kemudian memilih dan membeli apa yang di butuhkannya.

Setelah membayar di kasir, kemudian dia melangkah perlahan kearah rumahnya.

Beberapa menit kemudian dia sampai ke rumah sederhana dengan dua lantai.

Membuka pager kemudian melangkah kedepan pintu.

Di depan pintu dia kemudian mengambil kunci dari kantung celananya.

(crek) (>. <)

Membuka pintu melangkah masuk.

"Aku pulang" katanya pelan

"Ohhh Ray.. Selamat datang kembali" terdengar seorang wanita di dalam ruangan.

Setelah dia membuka sepatunya dia berjalan sebentar kemudian terdengar suara langkah kai seorang yang menandakan dia berlari.

Tiba tiba dia merasa ada yang menarik badannya.

"Cihhh sudah ku katakan perbaiki cara berpakaianmu" teriak Ray yang saat ini tidak mampu melepaskan diri dari dada seorang wanita.

Wanita itu saat ini hanya mengenakan celana dalam dan bra pink.

"Tapi kan saat ini hanya ada kita berdua jadi tidak masalah"kata wanita itu kemudian melepaskan Ray lalu berpose menaikkan dua jari tangan kiri di sekitar kepala dan menutup mata kirinya seakan akan mereka sedang melakukan pengambilan gambar.

Wanita itu memiliki rambut putih bersaih mata hitam dan dada yang gemuk. Wanita itu adalah Nura Einstein kakak perempuan Ray.

"Kali ini sampai kapan kamu akan tin---?? "Tanya Ray sambil duduk di sofa.

Tapi sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Dia melihat tv dengan hal hal mesum di dalamnya.

"Heyyyu sudah ku katakan hentikan melakukan ini saya juga seorang lelaki"Teriak ray sambil mematikan tv.

"Jadi mengapa jika kamu lelaki??? ingin mengendaraiku??? "Kata Nura dengan wajah santai sambil minum segelas air putih.

"Tck setidaknya hargai propesiku sebagai lelaki" Ray berkata dengan wajah masam.

"Awas nanti kamu berjingkat ke kamarku hihihi" kata nura sambil melangkah kekamarnya.

Sebelum melangkah kedalam dia berhenti dan berkata" saya akan mandi mau ikut??? "

Ray yang saat ini memiliki kepala memerah dengan asap keluar dari telinganya berteriak. "Diam Kakak mesum awas jika saya mengalahkanmu akan ku tunggangi kamu" sambil melempar mantal sofa kearah Nura.

"Hahahahaha" Nura hanya tertawa melihat ekspresi adiknya, kemudian melangkah kedalam kamar.

Melihat kakaknya masuk ke kamarnya dia kemudian tersenyum. Hal yang jarang dia lakukan di dalam kehidupannya.

Dia kemudian juga melangkah kedalam kamarnya.

Di dalam kamar dia meletakkan tas di atas meja lalu menjaruhkan diri ke atas ranjang.

Berbalik menhadap ke lampu dia kemudia menggerakkan tangannya menutupi wajah atau lebih tepatnya matanya.

Dan jatuh tertidur.

Di sebuah halaman besar yang di kelilingi bunga.

Terlihat seorang paruh baya dan bocah lelaki.

Pria itu hanya terlihat hampir seperti sejarawan. Rambut putih dengan mata tajam tertutup kaca mata.

Bocah itu memiliki rambut Silver dengan wajah bundar, mereka saat ini memengang pedang bambu.

Mereka adalah ayah dan anak. Pria paruh baya itu bernama Reilord Einstein ayah dari Rayhand Adinata.

Ray kecil itu kemudian berlari kedepan dengan pedang mengarah kebelakang. Walaupun badannya kecil tapi kecepatannya di atas rata rata.

Tiba di depan ayahnya, dia kemudian menebas pedangnya dengan cepat dari arah kanan ke kiri.

Tapi walaupun kecepatannya diatas rata rata tetap masih mampu untuk di hentikan oleh ayahnya dengan mudah menggunakan pedang bambunya tanpa susah payah.

Melihat serangannya di tahan kemudian dia berputar berniat menyerang dari kiri kekanan.

Tapi itu hanya mimpi belaka karena sebelum bahkan bisa menyeranh dia merasakan sakit di kepalanya dan melihat pedang bambu di atas kepalanya.

"Yare yare sudah saya katakan berulang kali jangan pernah memunggungi musuh mu masih saja melakukan" Reilord berkata pelan

"Reflex ayah hehehehe" tertawa malu Ray berkata sambil terengah engah karena lelah.

"Jika stigmamu terbangun kamu harus merubah gaya bertarungmu"kata ayahnya.

"ok ayah" jawab Ray tersenyum naif

"Ok ayo istirahat dulu nih ada kue saya buat untuk kalian" Kemudian mereka mendengar suara seorang wanita.

Mereka pun menoleh kearah sumber suara. Mereka melihat seorang wanita membawa sebuah kotak makanan.

"Mama" teriak Ray sambil berlari kearah wanita itu.

Wanita itu adalah Elena Adinata ibu Ray. Dengan wajah cantik rambut hitam panjang terulur ke pinggang.

Sampai di depan Elena Ray kemudian menarik kaki mamanya.

"Mah mah ayah dia memukul saya hiks hiks hiks" Ray berkata dengan wajah basah karena air mata.. walaupun air mata itu air mata buaya.

Melihat hal yang dilakukan Ray orang tuanya hanya saling berpandangan tidak tahu apakah akan tertawa atau menangis.

Ibunya lalu berpura pura memarahi ayahnya. Melihat hal itu Ray kemudian tertawa terbahak bahak.

Hari hari berlalu seperti biasanya kemudian semua berubah ketika ayahnya mendapatkan panggilan dari perbatasan.

Saat itu pula ayah dan ibunya pergi meninggalkan dia sendiri di rumah.

Walaupun ibunya menitihkan air mata tidak ingin berpisah dengan anaknya tapi keadaan memaksanya untuk mengikuti suaminya.

Dia harus menitipkan anaknya ke sodara atau istri lain suaminya.

"selalu semangat dan jadi kuat" kata ayahnya sambil menepuk kepala Ray kemudian melangkah kedalam mobil.

"Jangan nakal yah. baik baik dengan bibimu kami akan cepat pulang" kata ibunya tesenyum sambil memeluk Ray.

Ibunya kemudian melepas lalu mengikuti suaminya kedalam mobil. beberapa detik kemudian mobil berangkat.

Ray dan Bibinya melihat orang tuanya semakin jauh sambil melambaikan tangan dan menggosok air mata.

Sebulan kemudian....

Ray mendapat berita kematian orang tuanya karena bantuan yang terlambat datang.

Disitulah awal perubahan jalan hidup seorang Rayhand Einstein Adinata.

-masa kini-

Tiba tiba pintu kamar Ray terbuka dimana Nura melangkah masuk. Kini dia memakai pakaian lengkap.

Setelah masuk dia melihat Ray tertidur dengan Wajah polos.. Dia kemudian tersenyum lalu menggelengkan kepala.

Melangkah maju dia kemudian menutupi tubuh Ray dengan selimut. Tapi ketika melihat Ray dengan wajah sedih dan menitikan air mata.

Dia kemudian tahu bahwa dia pasti bermimpi buruk. Mengencangkan genggaman tangannya dia kemudian melangkah naik memeluknya untuk menenangkannya.

Hingga tak sadar dia ikut tertidur....

Gargoyle adalah monster yang selalu muncul melalui kekosongan. walau bukan hanya Gargoyle saja ada yang lain sih.

Stigma adalah sebuah tanda yang akan terbentuk di bagian badan seseorang. jika seseorang ingin menjadi penyihir dia harus memiliki stigma ini. Karena itu akan menjadi senjata buat penyihir.

Lutcifer_creators' thoughts