Taka cantik itu sudah sedikit lebih terbiasa dengan kami. Ia mau berada dekat denganku meski tidak dengan Taka. Setiap Taka mendekat, ia bersembunyi di belakangku.
Seperti menjadi sebuah kebiasaan bagi para Karasu. Kami mengobrol dan berinteraksi di atap sebuah gedung. Bagi kami tempat tinggi seperti ini adalah tempat nyaman yang bisa kami miliki tanpa harus berjumpa dengan manusia. Yah .. seperti sekarang ini, di atap gedung terbengkalai ini, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat bersama dan saling mengenal satu sama lain.
"Kau bisa memanggilku Bi kalau kau mau," Taka cantik itu memulai dengan suaranya yang menggemaskan.
"Dengan senang hati Bi. Siapa yang memberikanmu nama itu?"
"Kara-san," wajahnya merona.
".." Aku menatapnya dengan bingung.
"Itu Karasu nomor 2, orang bodoh saja akan bisa menebaknya." Taka menyela dengan nada jengkelnya, yang aku tebak karena dia tidak kami ajak masuk dalam obrolan kami.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com