Adrian gelisah menunggu Susi di lapangan, sekarang sudah waktunya Diah mendapatkan hukuman kedua. Hukum cambuk. Matanya tak bisa diam, menoleh ke jalan panjang menunggu kedatangan Susi sebagai saksi buat anaknya.
Tangan Susi sudah mulai di ikat, kiri dan kanan.
"Lebih baik aku telepon saja." Gumamnya. Jari jemari Adrian sibuk mencari nama Susi di daftar telepon. Kemudian ditekan userface berbentuk telepon warna hijau. Dan di letakan ditelinga. Adrian mendengarkan suara sambungan yang sangat lama di angkat pemiliknya. Hingga sambungan panggilan teleponnya terputus.
"Gak di angkat?!" Gerutu Adrian kian cemas. Di coba sekali lagi. Menunggu.
Dan dari kejauhan, Harto menggandeng kedua cucunya sebelah kiri dan kanan. Terlihat wajahnya sama cemasnya dengan Adrian.
"Pak Adrian..!!" Teriak Bapak dari Susi itu memanggil.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com