"Aku… Aku lelah dengan semuanya, aku ingin pergi dan menjalani hidupku dengan orang-orang asing yang tidak pernah mengenalku. Apakah tak apa jika aku menjadikan mu sebagai alat agar aku bisa keluar dari masalah ini?" Aku berbicara demikian pada Gio tanpa rasa malu atau canggung setelah kami bertemu untuk yang kedua kalinya.
Gio tersenyum tipis. Dia masih saja tampak santai, perlahan menarik napasnya. "Apakah kau sungguh percaya padaku?"
Aku terdiam sejenak menatap wajah nya. Saat ini, Gio memang masih asing bagiku. Tapi dia telah berani melamarku meski tanpa bertemu denganku dan dia tidak sedikitpun ragu walaupun tau siapa aku di masa lalu. Apakah dia benar-benar bisa aku percaya untuk membawaku ke kehidupan selanjutnya?
"Gio, apa kau tidak malu menjadikanku istri? Sedangkan kau…"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com