webnovel

MENGOBATI KAISAR

BAB 16 : MENGOBATI KAISAR

Bai Xue Jian mulai melangkahkan kakinya menuju kamar tempat istirahat Kaisar Hui. Selama beberapa langkahnya, terlihat para prajurit dan pelayan begitu terkejut atas kedatangannya.

Namun dari banyaknya prajurit dan oelayan yang berjaga, tidak ada yang berani menghentikan langkahnya. Tatapan mata tajam disertai pedang panjang yang digenggam tangan kirinya, membuat semuanya takut untuk mendekat.

Dengan langkah besarnya, Bai Xue Jian sampai dengan cepat ke depan kamar tidur Kaisar Hui. Di depan pintu, ada beberapa pengawal lain yang tampak tidak senang karena kehadirannya.

Ketika Bai Xue Jian tinggal melaju satu langkah lagi, dirinya ditahan oleh kedua Pengawal depan pintu masuk. Dengan pedang mereka yang membentuk menyilang, langkah kaki Bai Xue Jian terpaksa terhenti akibat penahanan ini.

"Hmm!" Bai Xue Jian bergumam kecil dan melirik dua orang pengawal yang ada di hadapannya itu.

"Yang mulia sedang istirahat. Kau tidak diizinkan untuk mengganggunya!" ucap salah satu pengawal itu dengan tegas.

"He! Kalian prajurit sampah masih berani menghalangi langkahku!" Bai Xue Jian menyeringai kecil. Di matanya, kedua penjaga istana itu sama seperti semut kecil yang bisa dengan mudah untuk dihancurkan.

"Kau!"

Salah satu pengawal tampak kesal karena merasa diremehkan oleh Bai Xue Jian. Mereka berdua adalah seorang prajurit handal yang berani mati demia melindungi keluarga kerajaan. Dipandang remeh seperti ini, mana mungkin bisa diterima begitu saja.

"Jangan!" Namun untungnya pengawal lainnya dengan cepat menghentikan temannya agar tidak kesal dan menghilang emosinya.

"Maaf Jenderal Xue, Yang mulia Kaisar memang sedang istirahat. Anda tidak bisa menemuinya sekarang. Lebih baik anda pergi saja," kata pengawal itu dengan masih mementingkan sopan santun.

Dengan tempramen Bai Xue Jian yang keras, mana mungkin dua pengawal itu bisa menghalangi niatnya yang ingin menemuinya Kaisar Hui. Dua pengawal ini bukan halangan besar baginya, hanya perlu melakukan hal kecil untuk mengusir kedua pengganggunya ini.

'Ini waktu yang paling baik untuk mengobati Kaisar Hui karena Ratu sedang ada di dalam rapat pengadilan. Tapi aku tidak bisa membunuh kedua pengawal ini. Sekarang, sepertinya hanya bisa mengeluarkan benda itu saja,' batin Bai Xue Jian.

Bai Xue Jian mengeluarkan sesuatu dari dalam lengan pakaiannya. Hanya benda itu yang bisa membuat kedua pengawal yang ada di hadapannya itu jatuh tertunduk.

Sebuah token emas yang terukir lambang kerajaan Wei ini ditunjukkan ke depan wajah kedua pengawal itu. Seketika, kedua pengawal itu menjadi terkejut dan mulai gemetar.

"Masih tidak hormat?! Ini adalah token emas Kerajaan Wei! Melihat ini sama dengan berhadapan dengan Kaisar!"

Mendengar hal itu, kedua pengawal yang mnejadi penghalang itu tertunduk bahkan bersujud hormat. Token emas yang diperlihatkan Bai Xue Jian, benar-benar sukses membuat kedua pengawal pembangkang itu hormat di depan kakinya.

"Tidak segera menghormati token emas, kalian harus dihukum mati," cetus Bai Xue Jian sambil menyimpan kembali token emas itu ke dalam saku pinggangnya.

"Tidak! Ampunilah kami, Jenderal Xue!"

Kini para pengawal yang tadi membangkang malah berbalik meminta pengampunan kepada Bai Xue Jian. Mereka memohon keras supaya tidak dijatuhi hukuman mati.

"Aku akan menghukum kalian nanti. Urusanku untuk bertemu Kaisar Hui lebih penting sekarang."

Bai Xue Jian tidak menghiraukan kedua pengawal yang memohon padanya itu. Kakinya mulai melangkah maju dan melewati kedua orang itu. Dia mulai membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Kaisar Hui.

Setelah sampai di dalam, kedua mata Bai Xue Jian tertuju pada ranjang tempat tidur yang di atasnya telah terbaring seorang pria paruh baya. Pria paruh baya itu memejamkan kedua matanya, wajahnya terlihat pucat dan terlihat deru napasnya pun cepat, tidak seperti orang yang sedang dalam keadaan sehat.

"Jenderal ... Jenderal Xue!"

Seorang tabib yang duduk di sebelah tempat tidur, tampak terkejut melihat kedatangan Bai Xue Jian. Tabib yang juga sudah paruh baya itu sampai berdiri dan membulatkan matanya ketika Bai Xue Jian mulai semain mendekat ke tempat tidur Kaisar Hui.

"Jenderal Xue ... Bagaimana, bagaimana kau bisa masuk ke kamar Kaisar? Pengawal! Pengawal!" Tabib itu berteriak memanggil para penjaga yang berjaga di luar.

Namun sayang, para pengawal di luar telah dibuat tunduk oleh token emas yang dimiliki oleh Bai Xue Jian. Tidak akan ada pengawal yang berani masuk apalagi sampai menangkap Bai Xue Jian. Usaha tabib itu hanya akan menjadi sia-sia saja.

Sret!!!

Cling!!!

Bai Xue Jian mengeluarkan pedang miliknya dan menyodorkan tepat di leher tabib itu. Sekejap, tabib itu semakin gemetar dan mulai mengeluarkan keringat dingin. Bahkan untuk bernapas saja terasa sangat sesak, padahal mata ujung pedamg Bai Xue Jian belum menyentuh leher tabib itu.

Bruk!!

Tabib itu langsung terduduk lemas di lantai. Dia tak berani berucap apa pun karena tahu kalau dirinya telah berpihak pada kejahatan dan mencelakai Kaisar Hui.

Bai Xue Jian juga tidak berkata apa-apa lagi. Dia tahu kalau tabib istana ini memang bersalah, bukannya mengobati penyakit Kaisar tapi malah memperburuk kondisi kesehatan Kaisar Hui hingga sampai seperti ini.

Wanita yang memegang penuh atas kekuatan militer itu mengeluarkan sesuatu dari balik lengan bajunya. Itu adalah sebuah pil berwarna coklat. Bai Xue Jian mencekik leher tabib itu dan memaksanya untuk membuka mulut.

Gluk ...

Uhuk uhuk ...

Terpaksa pil aneh itu pun tertelan dan masuk ke dalam perut. Tabib itu semakin ketakutan sambil menstabilkan pernapasan karena telah dicekoki obat aneh oleh Bai Xue Jian.

"Itu adalah racun yang akan menggerogoti tubuhmu perlahan-lahan. Setelah aku mengobati Kaisar Hui, kau harus mengatakan siapa pelaku yang meracuni Kaisar. Jika tidak, racun yang kuberikan itu akan membuatmu menderita dan membunuhnya secara perlahan-lahan," jelas Bai Xue Jian.

Tabib kerajaan itu seakan tak percaya apa yang telah ditelannya tadi adalah racun yang mematikan. Tatapan wajahnya kosong dalam sesaat dan kemudian segera meminta pengampunan pada Bai Xue Jian.

Namun, meskipun dia bersujud tentunya itu tidak akan didengarkan oleh Bai Xue Jian. Kejahatan yang telah dilakukan tabib itu terlalu besar dan pastinya tidak akan dimaafkan. Hukuman yang paling tepat jika menyakiti Kaisar adalah hukuman mati atau dipenggal di depan seluruh rakyat.

Bai Xue Jian tidak menghiraukan tabib tang sedang bersujud di sana, dirinya lebih fokus pada pria paruh baya yang tertidur di atas ranjang.

Wanita yang berjuluk Dewi perang itu duduk di samping Kaisar. Dia mulai memeriksa denyut nadi yang ada di pergelangan tangan kanan Kaisar Hui.

'Ini racun yang lebih berbahaya dari Pangeran Xuan. Jika saja aku datangi terlambat, siang ini Kaisar Hui pasti akan tiada,' batin Bai Xue Jian.

Bai Xue Jian berhasil mendiagnosa racun apa yang telah membuat Kaisar Hui menjadi sakit seperti ini. Akan tetapi, untungnya Bai Xue Jian bukan hanya pandai dalam ilmu bela diri, dirinya juga memiliki pengetahuan seputar racun dan juga penawarnya. Jadi racun yang ada di dalam tubuh Kaisar Hui, pasti akan dengan mudah ia hilangkan.