Selama setahun awal ia memulai kehidupan baru hanya dengan junior dan keluarga angkat junior, meri merasa harinya sangat menyenangkan. Mereka hanya akan sibuk bermain dan belajar bahasa setempat dan pada akhirnya meri dengan cepat menguasainya begitu pula dengan junior.
Izmir, kota terbesar ketiga di turki menjadi pilihan untuk meri dan junior menata hidupnya. Dengan keragaman budaya dan sikap ramah warga turki membuatnya merasa berada di negaranya.
Keluarga angkat junior adalah seorang warga indonesia yang menikah dengan warga turki dan saat itu menetap di cambridge. Setelah melakukan pendekatan, mereka akhirnya sepakat untuk pindah ke turki dan menetap di izmir bersama dengan meri juga junior.
Berada di pusat kota, meri bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit pemerintah. Di tahun keduanya, dia akan melanjutkan study nya di ege universitesi dengan tetap mengambil ahli bedah saraf.
Dan tahun ini tibalah waktunya ia menginjakkan kakinya di kampus dengan peringkat teratas di antara universitas riset di turki. Kampus itu terkesan mewah dengan desain campuran barat dan timur.
Terletak di Bornova, izmir. Kampus itu memiliki jumlah fakultas yang lengkap mulai dari jurusan seni, medis, sosial, sains hingga keagamaan. Fakultas di mana meri berdiri saat ini adalah fakultas pertama yang di dirikan oleh ege universitesi yaitu universitas kedokteran.
Tak hanya kampus, ege universitesi juga mencakup sekolah umum, swasta menengah atas, pertama serta anak-anak. Dengan fasilitas lengkap dan bersahabat untuk menunjang kegiatan sesuai dengan hobby serta usia masing-masing pelajat.
Sejak memutuskan pindah ke turki, meri mengubah dandanannya yang terbuka menjadi tertutup. Namun kepribadiannya yang ramah tetap menjadi daya tarik bagi teman kuliahnya hingga tak merasa ada perbedaan antara meri yang dulu dan yang sekarang.
Walaupun pundah bersama dengan keluarga angkatnya, meri tetap memilih tinggal di rumah yang terpisah walau hanya terpisah dinding. Mereka bertetangga sehingga saat meri harus kuliah dan kerja, junior akan tinggal bersama ibu dan saudara angkatnya. Mereka tampak seperti memiliki ikatan yang kuat.
Izmir merupakan kota yang sekular, sehingga pakaian modern dengan busana terbuka sangat lazim tampak di mana-mana. Namun toleransi terhadap orang yang non sekuler juga tinggi hingga memungkinkan keduanya hidup dengan aman berdampingan. Seperti saat ini, meri bersahabat dengan para wanita yang berpenampilan seperti aktris holliwood sedangkan meri bahkan sulit di identifikasi.
Mereka berteman dengan menghargai cara pandang masing-masing serta memahami karakter masing-masing dengan cukup baik. Meri hanya akan berkumpul jika dia memiliki waktu senggang antara satu materi kuliah dan materi lain. Selain itu, waktunya akan di habiskan untuk bekerja dan bersama junior.
Hari ini, meri membawa junior ke sebuah restoran untuk merayakan ulang tahun putranya yang ke lima secara kecil-kecilan. Junior tidak pernah mengeluh mengenai perayaannya yang hanya di lakukan berdua tanpa keluarga yang lain.
Hanya rido, ibu dan ayahnya yang memiliki keistimewaan untuk bisa berkomunikasi dengannya. Seperti saat ini, meri melakukan telfon video bersama rido dan kedua orang tuanya di indonesia serta dedi dan dani di tempat lainnya. Itu panggilan telfon video comperence.
📞"ibu, apa kalian sehat di sana?" meri menyapa ibunya yang terlihat senang melihatnya sekalipun hanya melalui ponsel rido.
📞"ibu baik-baik saja. Kalian di sana bagaimana?"
📞"aku baik" jawab dedi dan dani bersamaan yang membuat meri tertawa.
📞"ibu bertanya padaku bukan kalian, tapi jawabanku sama dengan kalian"
Hahaha tawa ketiganya terdengar menyatu dalam speaker ponsel rido. Mereka berbincang bersama junior yang dengan semangat menunjukkan kue ulang tahunnya kepada nenek serta pamannya.
📞"aku akan mengirimi kalian hadiah" ujar rido memotong percakapan.
Meri mengerutkan alis dan bibirnya melengkung merasa sesuatu yang lucu pasti akan terjadi. Benar saja, tepat saat meri menduga-duga. Rido berdiri dan menjauh dari kamera ponsel agar semua tubuhnya terekam.
Dengan penuh percaya diri, kakaknya itu mulai menari-nari ala anak kecil dengan lagu baby shark. Junior terlihat senang dengan hadiah dari pamannya itu. Sementara yang lain tertawa terbahak-bahak. Ayah meri juga ada di sana dan ikut tertawa melihat kekonyolan anak tertuanya itu.
📞"apa kau suka?" rido bertanya antusias kepada junior yang tampak sumringah.
📞"Mmm, uncle you'r the best" jawab junior mengacungkan dua jempolnya ke kamera.
📞"baiklah, sekarang cium dan peluk ibumu sebagai perwakilan dari uncle. Uncle merindukan kalian, jadi berpelukanlah" pinta rido.
Junior berbalik mencium pipi kanan dan kiri meri kemudian memeluknya. Dia mengikuti perintah paman terbaiknya itu, walau ia juga sangat merindukan dadi dan ayahnya. Junior sesekali bertanya mengenai kedua orang itu di awal kepindahan mereka, tapi melihat ibunya berwajah suram setiap ia bertanya akhirnya junior menenggelamkan pertanyaannya di hatinya dan memilih diam.
Menghabiskan waktu bersama ibu, keluarga baru serta teman baru di lingkungannya membuat harinya menyenangkan dan lambat laun berhasil melupakan ayah dan dadinya. Dia bahkan sudah tidak menyebut rafa lagi padahal ia juga sering bertanya.
Meri hanya memberi jawaban seperlunya jika mengenai keluarganya, dan memilih diam jika mengenai ilham dan andre. Dua nama itu kini mulai tergerus tertutup dan hanyut menjauh tanpa bekas.
Di cambridge, memasuki tahun ke tiga ia berada di tahanan, ilham masih merindukan meri dan junior bahkan lebih dari ia merindukan kebebasan. Entah harus bersyukur atau bersedih karena meri tak kunjung menemuinya.
Ketakutan terbesarnya adalah meri akan datang menemuinya dan meminta perceraian, tapi dia juga sangat merindukan wanitanya itu. Masih tiga tahun lebih dia harus menahan keriduan itu. Saat ini, hanya asistennya yang sering mengunjunginya untuk memberi tahu perkembangan perusahaannya.
"apa ada kabar dari meri?" pertanyaan itu selalu terlontar tiap kali asistennya datang menjenguknya.
"maaf tuan, sampai hari ini belum ada apa-apa"
Dan kalimat jawaban itu seakan menjadi suatu naskah yang tidak pernah berubah bahkan setelah tiga tahun ia berada di penjara.
Andre sendiri hanya perlu menunggu setahun lagi untuk kebebasannya dan akan memulai semua dari awal. Hidupnya sudah cukup hancur, melihat meri saat di hari terakhir persidangan begitu gigih merebut semua yang di miliki andre membuatnya harus menelan pil pahit. Kenyataan bahwa meri tak menginginkannya lagi dan iapun harus mulai mencari kehidupan yang baru.
Hari pertama kebebasan andre hanya berbeda seminggu dari jadwal kebebasan megan. Megan menjemputnya bersama dengan kekasih barunya.
"kau terlihat bahagia sekarang?" sindir andre.
"tentu, aku tidak sepertimu yang terus berjuang tanpa tahu berhenti. Otakku tidak seberapa, tapi hatiku cukup peka untuk menilai siapa yang benar-benar menginginkanku dan berhenti mengejar apa yang kuinginkan"
Andre menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan apa yang di ucapkan oleh megan. Mereka harus belajar melepas yang ia inginkan untuk bisa membiarkan seseorang yang tulus menginginkannya mendekat.
Di izmir....
Musim dingin baru saja berlalu, akhir bulan april menjadi bulan yang cocok untuk siapa saja yang ingin beraktifitas di luar rumah karena cuaca yang tidak terlalu dingin dan juga tidak panas. Suhu luar ruangan hanya akan bertahan pada 7-16 derajat.
Hari itu, setelah menjemput junior di sekolahnya yang juga berada di lingkungan tempat yang sama meri kuliah. Mereka bersiap untuk melakukan liburan akhir pekan.
Semua persiapan telah selesai, sebelum berangkat meri memberi tahu keluarga angkat junior yaitu tuan ali dan nyonya. Mereka menuju ke sebuah pegunungan di bursa. Meri mengendarai mobilnya sendiri menuju terminal bursa untuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan teleferik atau cable car. Dengan memggunakan itu, ia dan junior dapat menghemat waktu serta dapat menikmati pemandangan dari atas.
Mereka tiba di hotel, musim salju baru saja hilang jadi mereka tidak dapat bermain salju tapi bukan masalah karena ibu dan anak itu sama-sama tidak terlalu menyukai musim dingin.
Saat pagi, meri membawa junior berjalan dan menikmati matahari terbit dari atas pegunungan. Sambil berpelukan dengan mantel dan sepatu putih, mereka sangat menikmati momen itu dengan damai.
"junior, mana yang lebih kau sukai gunung atau laut?" meri bertanya dengan tetap menatap warna jingga cahaya matahari yang mulai muncul.
"laut"
"kenapa?" kesukaan mereka sama tapi meri ingin mengetahui alasannya.
"karena ibu menyukainya" jawab junior datar. .
Meri merasa terharu dengan jawaban putranya. Itu artinya putranya akan mendukung setiap apa yang ia putuskan dan menyukai semua yang ia sukai. Mereka ibu dan anak yang kompak.
Kehidupan yang rumit dan penuh intrik sudah berlalu dan hidupnya kini fokus pada masa depan junior.
"ibu, jika ibu ingin menikah lagi. Aku akan tetap mendukungmu" kata junior memegang tangan ibunya.
Terkejut dengan ucapan bijaksana anak semata wayangnya itu membuat sebuah senyum terukir di wajahnya. Untuk pertama kalinya setelah empat tahun hidup sendiri tanpa suami dan hanya di temani junior, kalimat itu akhirnya terdengar di telinganya.
Ibu dan seluruh keluarganya tak ada yang berani memberi penawaran itu karena takut akan mengingatkan meri dengan kejadian buruk yang menimpanya. Mereka lebih memilih menunggu hingga meri sendiri yang mengutarakan keinginannya.
Junior sudah besar dan usia meri juga sudah 27 tahun. Usia yang tidak muda lagi jika saja ia belum pernah menikah. Tapi dia sudah menikah dua kali dan usia tua bukan lagi suatu hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam menikah. Dia perlu memikirkan masa depan, kecocokan dan hatinya dengan pasangan hidupnya.