Pada saat itu, Merry begitu larut dalam permainannya sampai dia lupa akan sekelilingnya. Perasaan sesak di dadanya menghilang saat dia asyik bermain dengan keempat teman setimnya.
Tim lawan Merry terkejut saat melihat cara bermain Merry dan teman-temannya yang tidak karuan. Apa tim itu baik-baik saja? Mereka sudah hampir menangkap menara tim Merry, tapi kenapa tim itu justru bertengkar mengenai siapa yang akan memberi buff merah?
"Hei adik kecil, siapa namamu?" Tanya salah satu rekan setim Merry sambil melindungi wanita itu.
Merry tersenyum lebar dalam hati, tapi dia menjawab dengan manis, "Kakak bisa memanggilku Merry!"
"Merry? Namamu imut sekali!"
"Merry, apa kamu mau buff biru juga?"
"Merry, nanti jangan lupa add aku sebagai temanmu ya!"
"Merry…"
Sebelum Merry bisa mendengar kalimat terakhir, seseorang menarik lepas headphone-nya dengan kasar. Detik berikutnya, ponsel Merry dirampas dari tangannya.
��Ah! Game-ku!" Teriak Merry putus asa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com