Kedatangan Sheila membuat Aksa darah tinggi. Memang ia sangat merindukan gadis itu, tapi kalau sudah begini, siapa yang mau tanggung jawab?
"She, lo jangan berantakin rumah kayak gini dong. Nanti siapa yang mau beresin?" Aksa menegur Sheila yang sedang mengubah ruang tamu seperti kapal pecah.
"Kan ada si mbak" sahut Sheila polos
"Si mbak itu tugasnya cuman masak sama nyuci doang. Nggak ada beres-beres kayak gini"
Sheila menoleh dengan cepat, "Lo lebay banget, sih. Gue kan cuman lagi bongkar semua oleh-oleh"
"Oleh-oleh? Oleh-oleh lo bilang? Ini semua sampah, anjir! Sampah bekas makan lo yang nggak lo buang" Aksa menatap Sheila dengan frustasi. Meskipun ia seorang adik, tapi usianya jauh lebih tua dari Aksa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com