103.
Pagi-pagi sekali, Caelia perlahan membuka matanya sewaktu merasakan sebuah tangan kekar yang melingkar di pinggangnya. Gadis cantik itu tersenyum simpul, kemudian berusaha untuk melepaskan tangan tersebut.
Sayangnya, bukannya terlepas, tangan itu justru menempel semakin erat sampai membuat Caelia merasa kesulitan bernafas. Dia menggerutu, memukul tangan Daniel dan melayangkan protesnya. "Om Daniel, tangannya angkat! Berat tau! Caeya gak bisa nafas Om! Perut Caeya sakit, debatnya—"
"Lah? Giliran masalah Debay aja gercep. Pas calon istrinya udah mau mati gak bisa nafas masih diem." Gadis itu menggerutu saat Daniel tiba-tiba langsung mengangkat tangannya sewaktu mendengar ucapan Caelia tentang Debay nya. Dan entah mengapa, itu membuatnya cemburu.
Rasa cemburu yang besar itu membuat Caelia ingin mengamuk di pagi hari. Namun, dirinya kalah cepat. Karena nyatanya, perut Caelia kembali mual hingga membuatnya langsung berlari ke kamar mandi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com