Angan Bukanlah Hanya Sekedar Rasa, Namun Angan Adalah Sebuah Kisah Yang Nyata
--------------------
"Jangan melihatku!"
Aku langsung bangkit berdiri dan berpindah tempat. Dari pada cari masalah.
Ya, yang baru saja melarangku untuk mendekatinya adalah sosok perempuan yang berada di bawah pohon kelengkeng yang di tanyakan oleh Wawan tadi siang.
Aku tidak mau melihatnya dan berurusan dengannya. Karena itu sama saja dengan yang namanya buang-buang waktu saja. Kegiatan menunggu membuatku bosan, karena harusnya berangkat jam tujuh malam sekarang molor sampai jam delapan malam belum pada ngumpul. Dan untuk beribadah di Wagir ini adalah kali pertamaku untuk mengunjungi Pure Patirtan.
"Awan!" ku memanggilnya sambil pandangan bengong lurus ke arah depan.
"Ya" jawabnya pelan sambil memandangiku aneh.
"Kenapa sih kamu?" tanyanya bingung karena melihat aku yang hanya bengong dan memanggilnya tanpa alasan yang jelas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com