webnovel

CHAPTER 45

Tiga hari berlalu, Kevan masih terjaga setiap hari dirumah sakit. dirinya enggan pulang ke rumah, karena dipikirnya percuma saja selama Freya belum kembali.

lagi-lagi suara ponselnya berbunyi. Kevan mengernyitkan keningnya saat Papa James menelpon.

" iya pa."

sapa Kevan.

" papa tunggu kamu sekarang dirumah papa, Kevan."

ucap James datar.

" tapi, Pa--"

" cepat kemari !!"

James terdengar marah lalu memutuskan sambungan telponnya.

Kevan pun langsung pergi ke ruangan suster.

" sus, jagain anak saya didalam ! jangan pernah ditinggal, atau kau akan aku pecat."

si suster pun langsung mengiyakan karena ancaman si bos rumah sakit itu.

" satu lagi, nanti kalo dokter Claire tanya, bilang saja aku pulang."

akhirnya Pria yang jadi temperamen gara-gara ditinggalkan istrinya itu pun bergegas pergi, meninggalkan rumah sakitnya menuju rumah James.

***

" duduklah, Kev."

ucap Shofi mempersilahkan Kevan duduk disofa ruang tengah.

Beberapa lama kemudian, James datang diikuti Larry dari belakang, lalu duduk berhadapan dengan Kevan.

" dimana anakku, Kev ?"

tanya James menatap tajam pada menantunya itu.

" hhmm-- dia--"

" jangan berbohong lagi. jawab yang jujur !"

ucap James tegas.

Kevan memejamkan matanya sejenak sambil menarik nafas dalam-dalam.

" Freya pergi dari lima hari yang lalu."

lirih nya.

" sekarang apa kau tau dia dimana ?"

tanya Larry menyambung.

" ya, tentu saja aku tau, Larry."

jawab Kevan.

" kami semua sudah tau semuanya, Kevan. Kemarin Freya menelpon kami lalu menceritakan semuanya tentang masalah rumahtangga kalian."

ucap Shofi dengan nada sendu.

Kevan tak bergeming. ia hanya menundukkan kepalanya karena perasaan bersalahnya.

" kecewa, ya jelas kami kecewa sama kamu. tapi harus bagaimana lagi bila itu memang kenyataannya. tapi yang mau kami tanyakan, bagaimana kelanjutan rumahtangga kalian? apakah akan berlanjut atau diakhiri ?"

ucap James dengan berat hati.

seketika Kevan mengangkat wajahnya menatap James lalu beralih menatap Shofi.

" maksud kalian apa ?"

Kevan mulai meninggikan nada bicaranya.

" maksudnya begini, Kev. kalau kamu masih mencintai nya, tolong bawa pulang Freya kembali. kamu susul kesana dan perbaiki semuanya. kecuali bila kau memang ingin kembali bersama ibu dari anakmu itu."

ucap Larry tidak sabaran.

mendengar itu Kevan tiba-tiba saja menggebrak meja dengan sangat keras, hingga membuat James dan Shofi terkejut. untung saja jantung keduanya masih sehat dan masih bisa bersikap tenang.

" sampai kapan pun aku tidak akan melepaskan Freya. dan kalian tenang saja, aku akan segera membawanya pulang. walaupun dia pergi atas kemauannya sendiri."

ucap Kevan datar.

" maafkan sikap anakku yang pergi begitu saja. Freya sangat sedih dan kecewa setelah mengetahui bahwa kau telah memiliki anak dari perempuan lain. tolong pahami kondisinya, Kevan."

lirih Shofi yang sudah tak kuasa menahan air matanya.

" Baiklah. tapi setelah itu, jangan campuri urusan kami lagi. aku tidak suka diatur-atur seperti ini. bila kalian terus mencampuri urusan rumahtangga kami, maka aku tidak akan main-main menarik semua sahamku kembali supaya diantara kita putus kerja sama dalam bisnis. dan aku bisa saja membatalkan kerja sama dengan para investor lainnya. dan membuat perusahaan Geralt Company gulung tikar seperti dulu."

ucap Kevan terlihat serius dan tersenyum sinis.

mendengar itu james, Shofi, dan Larry terkejut dan tidak menyangka bahwa dibalik kebaikan seorang dokter Kevan ternyata memiliki sifat diktator yang kejam seperti itu.

" tidak mungkin aku menjauhi putriku sendiri. Freya itu anakku, meskipun sekarang dia sudah menjadi istrimu. aku tidak mungkin menjaminkan kebahagiaan anakku sendiri demi kepentingan bisnis. silahkan kalau kau mau menarik semuanya, Kevan. aku lebih baik jatuh bangkrut daripada melihat anakku tersakiti."

ucap James mulai terlihat emosi.

Kevan menyeringai.

" sayangnya Freya telah menyerahkan dirinya untuk menjadi jaminannya, papa James. dia bersedia ku nikahi semata-mata hanya untuk menyelamatkan perusahaanmu. ku harap kau bisa menghargai pengorbanan putri mu itu."

Shofi terlihat meneteskan air matanya kembali. ia baru ingat kenapa pernikahan itu dulu terkesan buru-buru. padahal sebelumnya Freya pernah mengatakan bahwa diantara mereka tidak ada hubungan apa-apa.

" kau-- dasar bajingan."

James mengepalkan tangan hendak menonjok Kevan. namun Shofi dan Larry mencegahnya.

" silahkan anda keluar, tuan Kevan !"

pinta Larry yang sama-sama terlihat emosi itu.

Kevan pun tanpa basa-basi langsung meninggalkan rumah James. ia menyetir mobilnya dengan kecepatan maksimal. guratan diwajahnya tersirat antara kecewa dan marah menjadi satu.