webnovel

ikuti alur..

2 minggu aku menjalani hari ku dihantui perasaan gundah. aku takut hidup dengan penyesalan setelah menikah dengan lelaki iblis itu

aku akan benci diriku yang bisa dengan bodoh nya menerima minuman campur obat bius itu yang membuatku dengan mudah dilecehkan olehnya

aku kehilangan harga diriku dengan singkat oleh lelaki iblis itu

arrrggghhh air mataku mengalir deras hampir setiap hari

aku hanya menghitung hari kapan hari itu tiba

disaat aku harus menikah dengannya dan hidup dalam penyesalan tanpa cinta hanya air mata dan kebencian yang menemani langkah hidupku..

"inka udah 2 minggu budi belum juga datang, telepon dia, selesaikan besok atau mama akan lapor polisi" ujar mama secara tiba-tiba saat masuk kedalam kamarku

"iya ma, aku bakal bicarain besok ke dia" jawabku dengan nada pelan

" ingat inka, kamu hamil, perut kamu akan membesar kamu akan malu kalau kamu tidak menikah, anak yang dikandungan kamu tidak bersalah jadi lelaki bajingan itu harus tanggung jawab" ucap mama dengan tegas dan nada tinggi

"iya ma aku telepon dia sekarang" jawabku agar mama yakin dan tidak emosi berlanjut terhadapku

aku raih handphone ku diatas meja rias, aku kirim sms ke lelaki bajingan itu

-budi kapan mau kerumah, mau diselesain atau tidak, atau lo mau masalah ini ke ranah hukum-

10 menit kemudian

tring tring.... dering sms berbunyi di handphone ku

-malam ini aku kesana sama ayah dan bunda aku, sabar ya kita akan menikah, aku akan tanggung jawab-

setelah membaca sms nya aku tidak membalas lagi, aku hanya memberikan handphone ku pada mama agar mama membaca secara langsung balasan sms dari lelaki brengsek itu.

"yasudah kalau mereka datang kamu dikamar aja, biar mama sama papa yang selesain kepastian buat anak di perut kamu itu" ujar mama, lalu mama berlalu keluar dari kamarku

aku hanya terdiam dan duduk lemas, aku menangis harus menerima nasib hidupku yang akan benar-benar berubah , aku akan menjadi wanita yang kehilangan harapan untuk masa depanku karena prilaku bejat lelaki itu.....

malam hari tiba

aku tidak banyak bicara

aku hanya diam dikamar

lelaki brengsek itu datang bersama kedua orang tuanya

mereka datang seperti orang bertamu tidak membawa yang seharusnya dibawa saat melamar seorang wanita..

aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan

tiba-tiba mama memanggilku dari kamar

"Inka sini" ucap mama memanggilku agar aku keluar dari kamar menuju ruang tamu dimana afa lelaki brengsek itu dan kedua orang tuanya.

"ya ma" jawabku saat aku sudah ada diruang tamu tepat dihadapan lelaki bejat itu

"2 minggu lagi kamu menikah dengan budi, dia akan urus surat pengantar pernikahan kalian, dia juga akan mengurus undangan pernikahan kalian. kamu dirumah saja inka menunggu semua persiapan selesai dan menjalani hari dimana kamu akan menikah dengan dia" ucap mama yang membuatku diam tidak bisa berkata apa-apa

aku hanya mengangguk pelan, lalu aku berlalu meninggalkan ruang tamu menuju kekamar

dikamar aku hanya menangis

air mataku mengalir deras

aku merasa benar-benar hancur

aku merasa menjadi wanita kotor yang tak pantas untuk hidup

aku merasa menjadi kotoran besar yang menempel dimata orang tua ku

menjadi rasa malu bagi mereka yang tidan mampu untuk aku bersihkan.

"astagfirullah manusia apa aku ini, aku sangat menjijikan, aku kotor, aku memalukan, aku tidak pantas jadi anak ibuku, aku sudah mengecewakan mereka karena kebodohanku

aku mudah sekali dijebak oleh lelaki brengsek itu dan menjadi pelampiasan nafsu bejatnya aaaarrrgggghhhh" ucapku dengan rasa malu yang teramat besar, aku merasa luka ini sangat dalam bahkan tidak bisa ku sembuhkan. kututup wajahku dengan bantal aku teriak berusaha melepas emosiku, tangisan ku yang terus mengalir deras sampai aku tidak sadar aku sudah terjatuh tergeletak dilantai dengan mata terpejam.