webnovel

haruskah aku mati..

aku sedang bersiap-siap pulang kerumah

kring... kring...

handphone ku berbunyi

saat ku lihat hp ku ternyata mama yang menghubungiku

"Assalamualaikum kenapa ma?"

"Wallaikumsalam inka udah telepon si budi, suruh dia ke rumah ambil hp nya?"

"oia belum ma, nanti aku cek dulu nomer hp dia yang satu lagi masih aktif atau tidak"

aku menjawab seperti itu karena manusia iblis itu memiliki 2 handphone jadi dia santai saja dan tidak berusaha mencari handphone nya yang aku sita

"yasudah ditelepon ya, suruh dia kerumah hari ini. kamu pulang hati-hati ya, jangan fikirin apa-apa, kamu baik-baik saja" ucap mama mensupport ku agar aku tidak pulang kerumah dengan fikiran kosong

"iya ma" ucapku pelan karena hatiku merasa gundah membuat logika ku membrontak seperti mencari solusi apa yang harus aku lakukan setelah ini. tapi fikiran ku tidak menemukan jawaban, aku tetap merasa tersudut putus asa dan tidak tau harus berbuat apa

*budi, kamu hari ini kerumah ya, ambil hp kamu*

aku tidak menghubungi budi, aku hanya mengirim sms ke nomer hp nya

dia tidak membalas tapi dia langsung menghubungiku

kring... kring...

"hallo inka, yasudah aku kerumah kamu ya, aku hari ini libur. atau kamu mau aku jemput?"

tanya budi via telepon

"ga usah, langsung kerumah aja" jawabku singkat lalu aku akhiri telepon darinya karena aku merasa sangat jijik jika mendengar suara lelaki brengsek itu.

disepanjang perjalanan aku hanya berfikir apa yang akan terjadi dirumah

aku akan habis dicaci maki orang tua ku

atau budi yang habis dipukul oleh orang tuaku

"assalamualaikum" sampai dirumah ku ucapkan salam

ketika kaki ku sudah melangkah kedalam rumah

"Inka langsung masuk kamar, apapun yang terjadi kamu ga usah ikut-ikutan ngomong. ngerti??? "

ujar kakak ku yang ada dirumah mama hari itu

"iya ka" tanpa berfikir panjang aku masuk kedalam kamar

tidak lama setelah itu budi datang kerumah

aku hanya melihat kedatangannya dari jendela kamar ku

budi pun langsung ditanya-tanya oleh kakak ku

entah apa yang mereka ucapkan tapi tiba-tiba bukkkk ..... bukkk ....

"kurang ajar lo" paaakk.....

bukkk ... buuukkk...

suara teriakan kakakku dan tamparannya yang terdengar cukup keras

"lo biadap, bejat lo, udah salah lo malah sudutin adek gw" paaakk.... paaakk....

caci maki teriakan makin keras, dan kini teriakan itu ditemani nada tangisan

aku hanya diam mendengar suara pukulan yang bertubi-tubi terdengar ditelingaku

aku hanya bisa menangis dan memukul perutku

aku merasa hidupku sudah hancur

masa depanku sudah tertutup dan aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menyesal dan membenci diriku sendiri.

buuuk... bukkkk..

lagi dan lagi suara itu terdengar

tapi yang aku tahu keluarga ku takkan memukul jika ucapan lelaki brengsek itu sopan dan mengakui kesalahannya

mungkin dia terus membela diri nya dan tak merasa bersalah

"Inka keluar" suara teriakan kakakku memanggilku

saat aku sudah keluar kamar

"jawab jujur lelaki brengsek ini bilang, kamu yang meminta kerumah dia, kamu yang sengaja buka baju didepan dia, kamu yang meminta melakukan hubungan suami istri dengan dia, betul begitu?"

pertanyaan kakakku dengan nada cukup keras dan emosi yang sangat terlihat diwajahnya

"demi Allah ka, aku ga tau apa-apa. aku cuma ingat dia kasih aku jus, trus kepalaku pusing. aku minta pulang, tau-tau aku sudah ada dikamarnya ka, kancing kemejaku terbuka, kerudung aku juga tidak aku pakai" aku hanya mengucapkan apa yang aku rasakan. aku mengucapkan semua dengan tetesan air mata yang mengalir dan tak bisa aku tahan.

"brengsek lo" paaaakkk.... paaaakk.....

kakakku teriak dan menampar budi

"sini ktp lo, sini atm lo. lo bawa bapak ibu lo kesini, lamar adek gw, sampai 2 minggu lo ga ada kabar gw akan laporin lo kepolisi"

setelah berbicara kakakku kembali memukul budi

"pulang sana lo" lalu kakakku mendorong budi keluar dari rumah

aku tidak bisa berkata apa-apa

aku tidak ingin menikah dengan lelaki brengsek itu

aku tidak ingin punya anak dari nya

aku ingin kembali bekerja dan meneruskan kuliahku

aku punya banyak mimpi dan harapan demi masa depanku

tapi kini semua kandas karena perlakuan lelaki iblis itu

air mataku terus menetes , aku benci diriku, aku benci nasib ku, aku benci takdirku dan aku merasa ingin mengakhiri hidupku....