Ketika sekolah masuk lagi semua orang menjauhi jaka, yang awalnya Jaka dianggap orang hebat seketika terbalik. Jaka di kucilkan dan banyak orang yang bilang kalo dekat dia bakal tertimpah sial begitupun teman-temanya.
Hari demi hari Jaka lewati dengan kesepian dan sendiri dan akhirnya rasa inggin tau Jaka tentang sosok kakek muncul masih banyak pertanyakan yang inggin Jaka tanyakan, dia lalu mencari hp dan mencari lagi di internet cara.
"Ah ...ini masuk akal akan aku coba" (seru Jaka)
Lalu Jaka menaruh sebuah kertas yang sebelumnya dia tulis mirip di internet dan mengambil bunga melati dari depan rumah, lalu di masukan bunga itu di dalam kertas dan mulai membaca mantra.
" Rai Abang tutup putih "
"Kuat ati cah ayu "
"Aku ngudang kue "
"Wong wadong ayo"
Belom habis Jaka membaca mantra tiba-tiba tubuhnya terasa panas ,lalu Jaka berteriak-teriak kesakitan seketika orang tuanya datang dengan berlari.
" Jaka kamu kenapa ?"(tanya ibu Jaka )
"Panas ..panas " (teriak Jaka sambil meneteskan air mata)
Orang tua Jaka binggung akhirnya bapak Jaka langsung pergi keustad dan ibu jaka teriak mintak tolong seketika membuat tetangga langsung datang kerumahnya.
Kepala jaka di siram air dari kamar mandi namun tubuh Jaka semakin tak karuan teriakanya semakin keras dan akhirnya bapak Jaka datang bersama ustad dari kampunya.
Ustad tersebut bencoba melantukan ayat-ayat suci seketika tubuh Jaka lemas dan dia tertidur.
Jaka bermimpi bertemu kakek tersebut
"Dek wadahmu hurung resik seng mbok Woco mau salah kui orak bener" (seru kakek di mimpi jaka).
"Kek jangan pergi"( jaka berteriak sambil membuka mata)
Orang tua Jaka dan ustad langsung lari kekamar jaka karena mendengar teriakan.
"Tolong ambilkan air putih segelas " (seru ustad)"
Ibu Jaka berlari mengambil air putih dan memberikan ke ustad dengan di bacakan ayat suci di berikan minum itu ke Jaka.
" Besok saya kesini lagi Bu ada yang engk beres sama Jaka , sekarang saya pamit dlu "( seru ustad)