webnovel

I Love You, Goodbye

"Teruntuk calon suamiku di masa depan, Aku mencintaimu. Aku ingin menjadi Ibu dan madrasah pertama untuk anak-anak kita kelak." -‐------------------‐‐-‐------------------‐‐-‐------------------‐‐-‐---- Hidup Thalita Afifa Assegaf berubah 180 derajat ketika Ia menginjakan kakinya pertama kali di Turki. Ia tak menyangka jika Ia akan betah tinggal di Kota Istanbul dan membuatnya akhirnya benar-benar menetap di Istanbul. Demi menghapus kenangannya di Jakarta, Thalita pun melabuhkan Kota Istanbul. Bertemu dengan Furqan Athagul, CEO Perusahaan provider seluler ternama di Turki. Ia adalah seorang Pria yang bisa dengan mudahnya menaklukan hati wanita. Ketampanan Furqan sudah tak perlu diragukan lagi di seantero Turki, gadis mana yang tak jatuh hati. ** Keadaan Turki yang carut marut karena pertikaian politik membuat banyak kerusuhan dimana-mana, imbasnya banyak para imigran di Turki yang harus menerimanya. Thalita pun karena satu hal harus bertransformasi menjadi Thalita yang baru. ** Mata Furkan tak bisa lepas dari wanita berbaju merah tersebut, wanita itu mengibaskan rambut lurus panjangnya dan melengos di depan Furkan. Furkan sangat yakin jika wanita yang Ia lihat adalah wanita yang sama, wanita yang merupakan mantan tunangannya. Ia benar benar terkejut akan perubahan wanita itu. ** "Sayang, maafkan aku... Jangan pernah ucapkan selamat tinggal! Aku tak pernah siap dengan perpisahan sampai kapan pun denganmu!" ujar Furqan. Thalita menitikkan air matanya. "Aku mencintaimu, tapi aku tak sanggup selamanya bersamamu! Selamat tinggal!" Apa yang sebenarnya terjadi dengan Thalita dan Furqan? **

HYEONA · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
166 Chs

72. Cerita Prajurit NATO 2

Markov, Edith, dan Toni sedang sibuk membahas teori adanya peperangan di jaman sekarang dengan seru. Mereka seakan- akan lupa jika sedang menjaga orang yang sedang sakit.

Diam- diam, Thalita sudah bangun dan mendengarkan obrolan Mereka.

Zaman sekarang kenapa sih negara- negara masih saja menyiapkan nuklir untuk berperang? Coba dipikirkan." Toni memberikan statement untuk mengajak teman- temannya berpikir. "Seharusnya di zaman yang sudah canggih ini di mana Ham sudah banyak digaungkan oleh orang- orang di seluruh dunia sudah tidak ada lagi dong yang namanya peperangan secara fisik yang frontal dengan senjata- senjata yang mematikan seperti itu. Apa yang terjadi sekarang itu sebenarnya terjadi adalah peperangan antar teknologi dan informasi antar negara," jelas Tony panjang lebar. "Tapi kenyataannya Kita masih bisa melihat peperangan, terorisme yang mengerikan seperti ini."

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com