Pagi itu seperti biasa, kesibukan rutin sedang berlangsung di sebuah rumah asri yg dikelilingi kebun di sebuah perkotaan besar. Rumah luas yg didominasi warna putih dan kayu, dengan banyak jendela dan pintu kaca tampak sangat nyaman untuk dihuni. Apalagi dengan banyaknya tanaman , rumput, dan bunga yang tertata apik menambah keteduhan di tengah kota yang padat dan udara yg gerah. Tampak seorang wanita paruh baya sedang asyik menyirami tanaman2 miliknya di halaman rumah itu. Seperti seorang maestro karena semua tanamannya tertata sangat apik dan tumbuh subur. Bunga bunga nya juga tampak berwarna warni bermekaran. Di sisi lain di garasi rumah juga tampak seorang pria paruh baya sedang memanaskan mobilnya. Tampak suasana sangat tenang sampai suara ribut memecahkan ketentraman itu.
Sang wanita menghentikan aktifitas berkebun nya dan menoleh dengan kaget, dia menaruh alat penyiram tanamannya dan bergegas masuk ke dalam rumah.
Tampak diantara pintu kaca yang terbuka yang menghadap ke kebun itu ada dua orang, yang satu laki laki dan yang satu wanita mereka sama sama berseragam SMA ,sama sama masih belia sedang ramai memperebutkan sesuatu.
" Hei.. Stop.. Ada apa ini..? " Sergah wanita paruh baya tadi.
Tapi dua orang yang saling berebut itu tidak berhenti tetap lanjut saja.
" Ini ma.. Kenzo sudah punya bekal sendiri masih saja merebut bekal ku, dia ga mau mengembalikan lagi. " Jawab si gadis.
" Ken, ngapain sih ayo kembalikan! " Si wanita paruh baya yang ternyata mamanya itu menggelengkan kepala sambil berkacak pinggang.
Si laki laki tambah mengangkat kotak makan itu tinggi tinggi hingga si gadis tidak bisa menjangkau nya.
" Ma, aku kan cowok butuh bekal yang lebih banyak, apalagi aku ikut basket pasti banyak energi yang terkuras, ngalah lah sedikit kakakku ini berbagi lah bekal. " Si cowok yang bernama Kenzo itu merajuk.
" Apa apaan pakai alasan kakak harus ngalah, kita cuma lahir beda 10 menit. Aku juga butuh bekal tau. " Si gadis cemberut.
" Sudah, ayo ken kembalikan kalian tu udah gede udah ga pantes rebutan kaya gini, tadi mama memang cuma masak Sedikit, besok mama tambahi lebih banyak lagi. Kalau masih lapar kamu beli aja dulu kue di kantin kan bisa. " Potong mama.
Si laki laki mengembalikan kotak makan itu kepada saudarinya. Si gadis langsung memonyongkan bibirnya mengejek tanda kemenangan.
" Pelit.. " Kenzo merespon ejekan saudarinya.
Klakson mobil terdengar dibunyikan dua kali.
" Ayo berangkat, itu papa sudah menunggu, takut macet di jalan nanti kalian bisa terlambat. " Lanjut mama.
Kedua remaja itu salim mencium tangan mamanya lalu berpamitan.
Tak lupa mama mencubit sedikit lengan Kenzo " Jangan godain kakakmu terus, ingat ya. "
"Siaaapp... " Jawab Kenzo sekenanya lalu melangkah pergi.
Tampak papa sudah berdiri disamping mobil bersandar dengan tangan bersedekap di depan dada.
" Ngapain lagi tadi kalian berdua pagi pagi udah ribut? " Tanya papa.
" Tuh... Siapa lagi yang suka bikin ulah pa. " Si gadis melirik saudara laki lakinya yang tersenyum sinis.
" Ken, jangan suka jahil sama kanza, kalian bersaudara, saudara kembar lagi.. Harusnya saling rukun. " Papa menasehati.
" Iya pa, udah ah ayo berangkat. " Kenzo malas menanggapi kata kata papanya, lalu membuka pintu mobil dan langsung masuk.mereka bertiga pun berangkat, dengan mobil s.u.v berwarna silver. Dan berhenti di sebuah SMA ternama di kota itu. Setelah berpamitan dengan papanya. Kedua muda mudi itu memasuki halaman sekolah.
Kenzo menyusuri halaman sekolah yang luas itu dengan langkah santai beriringan dengan saudarinya kanza.
Banyak tatapan mata tertuju ke arah Kenzo, terutama dari siswi putri.
Kenzo menyibakan rambut halus gelombangnya dengan tangan, membuat para siswi disana menahan nafas dengan kagum. Penuh tatapan terpesona. Memang Kenzo terlahir dengan kesempurnaan, badannya yang atletis dan dengan tinggi 180 cm membuat dia bak seorang model. Matanya yang dalam, hidungnya yang mancung, garis wajah tajam dan kulit putih membuat dia makin paripurna dan terlihat menonjol diantara siswa lain yang sedang lewat.
" Pagi Kenzo.. " Sapa seorang siswi dengan mata berbinar.
" Hai Kenzo.. Selamat pagi. " Sapa siswi-siswi lain yang sedang bergerombol sambil tersenyum sipu sipu.
Kenzo hanya tersenyum melihat mereka dan tetap berlalu.
Kanza nyengir nyengir melihat pemandangan itu. " Sebenarnya apa yang mereka lihat dari kamu.. Kalau tau seperti apa kamu yang sebenarnya mereka pasti shock. "
Kenzo melirik dan menunduk kepada saudarinya yang jauh lebih pendek, " Kenapa? Iri ya..? Ga punya penggemar..? Ya.. Gimana ya.. Beginilah nasib orang tampan. "
" Idiih... " Kanza mengangkat alis melihat kepedean saudaranya itu.
Kenzo pun tertawa girang melihatnya, " Kamu harus nya bersyukur dan bangga punya adik kaya aku. "
" Males ah... " Jawab kanza berjalan mendahului.
Saat mereka hampir tiba didepan kelas tiba tiba ada gadis berambut keriting bertubuh tambun berlari menghampiri mereka.
" Kanza.. Kanza.. " Teriak gadis itu.
Lalu berhenti ketika melihat Kenzo dan tersenyum ramah.. " Hai Kenzo." Sapanya manis.
" Ati ati dit kalau kamu lari lari gitu aku takut.. Takut kamu nyungsep. " Jawab Kenzo lalu pergi meninggalkan mereka dan memasuki kelas yang lain.
Gadis gendut itu terdiam dan merengut memandang i Kenzo.
"Ga usah ikut ikutan genit deh kaya cewek cewek yang lain. " Sambung kanza.
"Aku kan cuma nyapa za. " Jawab gadis itu.
" Kenapa sih panggil panggil aku tadi?" Tanya kanza, mereka berdua masuk kedalam kelas dan mencari tempat duduk. Kanza menyandarkan tasnya di kursi dan duduk santai.
" Hmm.. Biasa.. Aku pinjam dong PR yang kemarin, kemarin aku nyoba ngerjain ga bisa deh, susah banget." Jawab gadis itu tersenyum.
" Kebiasaan deh, males banget anak ini. "Kanza melirik.
" Kamu kan baik za.. Pinter lagi.. Kasian lah ama sahabatmu ini. " Rayu gadis itu.
Kanza mengeluarkan sebuah buku dari tas dan memberi kan nya pada gadis itu.
" Makasih ya.. " Sahut gadis itu lalu bergegas ke mejanya dan mengambil alat tulis.
" Udah buruan, waktunya tinggal 15 menit sebelum bel masuk bunyi. " Kanza mengingat kan.
" Siaaapp.. " Jawab gadis itu lantang.tampak dia terburu buru menulis.
Tak lama datang seorang gadis manis menghampiri kanza.
" Permisi kak, maaf aku mengganggu." Katanya.
Kanza melihat gadis itu memegang amplop warna merah jambu dan sebuah bungkusan putih. Tampaknya kanza sekarang sudah memahami maksud kedatangan gadis itu.
" Aku mira kak, anak kelas satu b, salam kenal ya kak. " Lanjut gadis itu. Kanza tidak seberapa merespon.
" Begini kak.. Aku.. Mau minta tolong.. .. " Gadis itu hendak menyerah kan amplop yang dibawa nya.
" Sebenarnya aku gak mau jadi tukang pos atau kurir perantara, aku sudah berusaha menyampaikan pada yang lain juga sebelum nya... Kenapa tidak langsung saja bicara pada orangnya, dia tidak menggigit kok.. Maksud ku tidak akan apa apa, begitu lebih baik. " Potong kanza cepat cepat.
Mata gadis itu berkaca kaca membuat kanza mengerutkan dahi.
" Maaf kak.. Tapi tidak mudah bagiku untuk menyampaikan pada Kenzo, aku mohon ya kak, sekali ini saja. " Gadis itu memohon sambil meletakan amplop merah jambu di meja kanza.
" Aku tahu kakak baik dan sering diminta i tolong, semoga kakak selalu beruntung.. Ini ada sedikit oleh oleh untuk kakak. " Gadis itu menyerah kan sebuah bungkusan yang dibawa nya tadi ke meja kanza, lalu berpamitan dan beranjak pergi meninggalkan kanza yang masih melongo. Hanya memandangi amplop dan bungkusan itu di mejanya.