Tuan Akira merutuki keputusan ayahnya yang pensiun terlalu awal. Jika seperti ini Tuan Akira yang harus meneruskan bisnis keluarga mereka. Mengambil keputusan dan tindakan dalam suatu masalah, ternyata sangat sulit.
Tuan Akira masih melihat ke arah Takumi. Dari sorot matanya, terlihat rasa kekecewaan. Dia tidak dapat mengungkapkan rasa rindunya dengan baik, tapi dia malah menampar Takumi ketika baru bertemu setelah sekian lama.
Tuan Akira sudah membuat ribut di rumah sakit tadi. Ia berteriak seperti orang kesetanan untuk mencari anak bungsunya. Dia benar-benar takut jika salah satu anaknya sakit, atau lebih parahnya salah satu dari mereka terluka parah karena kecelakan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com