"Jadi, apa kau masih berani mengagumi lelaki lain di depan suamimu ini, huh?!"
"Tapi ... Joseph Zheng itu pandai nge-dance, Sayangku. Aku juga pernah beberapa kali bertemu dengannya saat dia masih menjadi trainee. Dia adalah pemuda yang sangat tampan dan baik. Aku bahkan berteman dengan adik perempuannya."
"Kheh! Dance begitu doang. Aku juga lebih jago. Kau mau lihat aku bernari apa, huh? Menari lagu pop, rock atau menari di ranjang pun aku jago. Apa kau mau mencoba tarian ranjangku, eum?"
Tok! Tok! Tok!!
"Rin! Aku membawakan hadiah untukmu. Bukalah pintu ini!!" Suara dari depan pintu kamar mereka.
"Nah ... si Akazawa Tua kenapa muncul terus di antara kita, heh?" gerutu Akira, sambil mengembuskan napas kasar. Sejak datang ke kediaman Akazawa ini, dia selalu gagal jika ingin melakukan 'itu' dengan istrinya.
"Sstts!! Yang kau sebut 'Pak Tua' itu adalah ayahmu sendiri kalau kau lupa, Akira-kun!" desis Rin, sedikit kesal. Rin tidak ingin jika suaminya menjadi durhaka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com