webnovel

Chap 9

Alex terbangun dari tidurnya. Dia merasa tenggorokannya terasa kering dan tubuhnya basah karena berkeringat.

Indera penciumannya mencium sebuah bau yang sangat ini bercampur dengan sesuatu yang tidak asing seperti bau obat obatan. Alex melihat ke sekelilingnya.

Sepertinya dia baru saja pingsan tapi siapa yang membawa dirinya kesini?

Alex mencoba mengingat dengan apa yang terjadi sebelumnya, dia melihat keluar jendela. Keadaan diluar masih gelap dan hujan, ternyata dia sekarang berada di UKS sekolah. Alex mengingat tujuannya datang kesini untuk mencari Gebi dan bertemu dengan Kang Husein...

"Kang Husein!"

Dia teringat kalau dia sedang bersama kang Husein, memanjat gerbang sekolah dengan sebuah tangga. Kang Husein berhasil melompati gerbang sekolah namun saat sudah berada di luar, dia jatuh tergeletak. Tubuhnya kejang kejang seperti ada sesuatu yang mencekiknya, mulutnya terbuka tapi tidak keluar suara hingga akhirnya kang Husein benar benar tidak bergerak sama sekali. Setelah itu Alex tidak tahu apa yang terjadi dengannya, mungkinkah kang Husein masih hidup.

Apa yang dilihatnya terasa sangat nyata, melihat kang Husein seolah seperti seseorang yang terkena stroke ataupun serangan jantung hingga akhirnya meninggal dunia. Perasaan Alex kini dilanda kesedihan. Dia masih berpikir sebenarnya apa yang sedang terjadi, padahal dia masih melihat kang Husein tersenyum ke arahnya, apa semua itu hanyalah mimpi?

Alex kembali melihat ke sekelilingnya, punggungnya terasa sakit, dia ingat sebelumnnya saat dia membalikkan badan, seseorang memukul belakang kepalanya hingga akhirnya dia tak sadarkan diri dan berakhir disini.

Dia mengecek kembali tubuhnya ternyata sudah dia tidak memakai jas hujan yang sebelumnya dia pakai, kini sebuah perban membalut perutnya yang sudah berwarna kecoklatan dan merah seperti darah.

Padahal perutnya tertusuk sebuah benda tajam namun Alex tidak merasakan sama sekali sakit pada perutnya.

Saat itu juga melihat kotak obat obatan yang berada di sebuah meja, ada sebuah gulungan perban, Betadine, gunting dan beberapa obat obatan yang tergeletak di atas meja. Sepertinya ada seseorang yang membawa dirinya kesini dan menyembuhkan lukanya. Namun siapa dia?

Alex juga tidak mengingat siapa yang telah menusuk perutnya. Menyerah untuk memikirkan semua itu, Alex beranjak bangun dari posisi tidurnya dan berniat meninggalkan tempat ini.

Namun saat Alex terbangun luka dari perutnya baru terasa sangat sakit.

"Arrrgh!"

Alex menjerit kesakitan sambil memegang perutnya. Bukannya mengurangi Alex malah tidak sengaja menyentuh luka itu hingga ia kembali berteriak kesakitan.

Ini pertama kalinya Alex mendapatkan luka serius seperti ini, tidak seperti di film film action yang biasa alex tonton. Saat pemeran utamanya tertusuk pedang ataupun pisau, pemeran utamanya masih bisa terus berlari dan parkour kesana kemari. Itu semua palsu. Jangankan untuk berlari, berdiri saja sangat sulit.

Saat Alex menggerakkan kakinya untuk turun dari kasur, dia malah terjatuh dan tersungkur ke lantai. Untuk yang ketiga kalinya Alex berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya yang sepertinya mengeluarkan darah segar.

"Sial! Bodoh sekali kau Alex." Dia memaki dirinya atas kebodohannya sendiri. Sambil menahan sakit Alex merangkak atau mengesot ke pintu keluar UKS. Setelah itu dia menggapai gagang pintu dengan satu tangan.

"Dapat!" Alex memegang gang pintu namun pintunya tak kunjung terbuka. Sepertinya pintu itu terkunci, seseorang telah mengunci dirinya dari luar. Alex berdiri menendang pintu UKS karena kesal namun bukannya terbuka malah Alex berteriak kesakitan akibat dirinya yang menendang pintu itu terlalu kuat hingga luka pada perutnya tergores.

Alex akhirnya pasrah, dia berlutut sambil menahan sakit luka dari perutnya. Dia kemudian berdiri menahan semua sakitnya dan berjalan ke arah sebuah meja.

Ternyata di atas meja Alex melihat sebuah kertas yang berisi tulisan.

'Ambil HT ini, jika benda ini berbunyi. Sembunyikan dan jangan mengeluarkan suara!'

Alex bingung apa maksud dengan tulisan ini, ia kemudian menyalakan HT itu namun hanya ada suara statis pelan. Kemudian Alex mengganti saluran HT itu namun sama sekali tidak terjadi sesuatu selain suara statis yang sama seperti sebelumnnya. Alex tidak tahu siapa orang yang telah menulis ini dan memberikan HT kepadanya. Apa mungkin dia orang yang membawa dirinya ke UKS?

Tak lama kemudian kepala Alex merasa pening, dia sudah terlalu memikirkan hal ini hingga kepalanya sakit. Alex lebih memilih mengabaikan semua hal yang tak bisa temukan jawabannya. Dia juga tidak tahu siapa orang yang telah menulis surat dan mengirim dirinya ke UKS, apa orang itu dapat di percaya atau tidak. Sebaiknya dia kembali mencari Gebi, hanyalah dia yang dapat percaya. Alex akan meminta penjelasan pada wania itu, semoga saja apa yang dikatakan oleh Gebi lebih masuk akal.

Ia kemudian melihat arlojinya yang sudah menunjukkan pukul jam 01.00 sepertinya dia sudah terlalu lama tertidur disini. Ia kemudian kembali pada tujuannya untuk mecari Gebi.

Sebelum ia beranjak ia mengambil senter miliknya dan HT. Kemudian menyalakan senter tersebut karena suasana sekolah masih saja gelap dan hujan tak kunjung berhenti. Alex berjalan ke arah jendela yang dekat dengan kasur, dia berharap dia bisa keluar melalu jendela itu. Namun sayangnya jendela itu terpasang besi teralis membuat dirinya tidak bisa keluar, Alex mencoba mendorong atau menarik besi teralis itu barangkali dia besi itu sudah rapuh dan bisa dia cabut.

Tapi ternyata besi teralis masih kuat, Alex pun menyerah dan berhenti. Ia menyenderkan punggungku ke dinding dekat jendela karena perutnya yang semakin sakit karena terlalu banyak bergerak.

Namun dia tidak boleh berdiam disitu saja, dia harus segera keluar dari tempat ini.

Alex melihat keluar klinik, pemandangan sebuah patung yang berdiri ditengah - tengah di kelilingi oleh tanaman dan bunga bunga yang layu karena sudah di guyur oleh hujan. Di pinggir patung itu juga terdapat air mancur kecil namun sepertinya sudah dimatikan.

Patung itu menyerupai sebuah Elang yang merupakan maskot dari sekolah ini. Elang itu berdiri tegak, matanya seperti sedang mengawasi gerak gerik Alex.

Saat Alex sedang fokus, suara statis yang berasal HT bergeming, membuat Alex terkejut dan segera memeriksanya. Dia tidak tahu mengapa suara statis dari HT ini tiba - tiba berbunyi sangat keras.

Ia segera mengatur suara frekuensi namun bukannya malah mengecil tapi suara itu seiring waktu malah semakin mengeras membuat kebisingan. Seperti ada sesuatu yang memainkan HT tersebut.

Krek!

Dari depan Alex erdengar suara kayu yang patah terinjak oleh sesuatu. Alex segera mengeceknya menengok keluar jendela dengan lubang lubang teralis yang kecil. Barangkali itu suara teman - temannya. Namun saat Alex mengintip, tiada siapa - siapa. Semua nya tampak baik baik saja, patung Elang yang daritadi berdiri masih terus memandanginya.

Namun saat Alex lengah, tiba - tiba Albert dengan kepala yang berdarah muncul dari bawah jendela dan berhadapan langsung dengan muka Alex.