webnovel

HEAVENLY

(WARNING! terdapat unsur 18+ yaitu berupa kekerasan, darah, dan sebagainya.) Park Yuju wanita cantik berdarah Korea yang harus menjalani kerasnya hidup di sebuah kota bernamakan Agnieszka. Melawan berbagai ketidak adilan, bully-an, dan hinaan yang dia dapatkan. Dan sebuah kisah cinta yang menjadi pelengkap kisah hidupnya. Kisah cinta yang membuatnya bahagia dan tersakiti. Sebuah cinta yang menyeretnya dalam kegelapan. Cinta yang membuatnya merasakan kebencian, kesedihan, dan kekecewaan. Akankah cinta itu dapat membuatnya bertahan atau membuatnya menjauh dan melupakan semuanya? Dan semua itu dimulai saat dirinya bertemu dengan seorang pria dengan mata indahnya yang berhasil mencuri perhatiannya dan saat itu jugalah berbagai macam hal aneh dan janggal mulai terjadi pada dirinya.

Blueside · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
389 Chs

ANXIOUS

"K-kau..." gagap Yuju. "B-biru...mata biru itu." gumam Yuju.

Mata dengan warna yang sama dengan pria aneh siang tadi yang mengembalikan sapu tangan miliknya. Pria yang berhasil membuatnya ketakutan.

"Hey! apa kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya pria itu yang heran melihat Yuju yang mendadak terdiam.

Yuju kemudian melangkah mendekat kearah pria itu "A-apa kau pria yang tadi siang mengembalikan sapu tangan k-ku?"

Pria itu mengerutkan alisnya "Aku?" sambil menunjuk dirinya. "Aku baru pertama kali ke sini, aku tidak pernah kesini sebelumnya."

Yuju tersentak "T-tapi...m-mata itu."

Pria itu tertawa kecil "Ahhh.. yang kau maksud pasti adalah mata biru milik ku ini bukan?" Yuju mengangguk kaku.

"Duduklah terlebih dahulu." pinta pria itu. Yuju kemudian menarik kursi yang berada di hadapan pria itu

Pria di hadapannya meneguk sekaleng bir yang ia beli dan meletakkannya kembali "Mungkin kau salah mengira orang, aku bukan pria yang kau maksud itu."

Yuju berfikir. betul juga bagaimana bisa dia dengan gegabah nya menuduh pria ini, dan lagi pula orang yang memiliki mata dengan warna biru bukan cuman satu bukan? dalam hati Yuju mengumpati kebodohannya.

"Kau tau, mata yang ku miliki ini sering mendapatkan pujian."

Yuju yang menunduk sambil sibuk merutuki kebodohannya langsung mendongakkan kepalanya.

"Mereka bilang mata yang ku miliki sangat indah, membuat iri setiap orang yang melihat nya. Mereka bahkan mengatakan bahwa mata ku memiliki cahaya yang terang." pria itu mendadak terdiam. "Dan aku membencinya." sambung pria itu.

Yuju hanya diam mendengarkan perkataan pria di depannya, yang berhasil membuatnya mengerutkan dahi. Kemudian keheningan menghiasi keduanya.

"Siapa nama mu?" tanya pria itu. Setelah terdiam sedikit lama.

"Nama ku Park Yuju." jawab yuju.

"Nama ku Jae, Jae Sim." ucap sang pria sambil tersenyum tipis.

Yuju membulatkan matanya "Kau orang korea seperti ku?"

"Hmm.. maybe or usually people called it half blood." Jawab Jae santai. "Tidak biasa nya aku berbicara banyak seperti ini kepada orang yang bahkan namanya baru ku ketahui." sambung Jae.

Tiba-tiba saja Yuju merasa canggung. Entahlah pria di hadapannya ini memiliki sedikit aura yang berbeda, mungkin kau bisa menyebutkannya "misterius".

Srek...

Taeyong berdiri dari kursinya, yang sontak membuat Yuju ikut berdiri "Aku harus pergi." ucap Jae.

"Aahh...baiklah." kata Yuju kikuk.

"Glad to know you." Jae pun berjalan menjauh dari minimarket.

Tetapi belum genap sepuluh langkah ia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Yuju yang masih berdiri di tempat yang sama "Semoga kita bisa bertemu lagi. Let's just say it destiny." ucap Jae dan kembali melanjutkan langkahnya.

Untuk kesekian kalinya Yuju di buat bingung dengan perkataan pria itu "Ahhh...masa bodoh, lebih baik aku kembali secepatnya.

...

"Astaga Yuju! kau lama sekali, kupikir kau sudah pulang meninggalkan ku." omel Bella.

"I'm sorry, tidak mungkin aku meninggalkan mu. Mana tega aku meninggalkan mu sendirian." jawab Yuju.

"Jadi apa yang kau lakukan di luar tadi?" tanya Bella mengintrogasi.

Yuju menggaruk tengkuknya "Aku hanya sedikit berbincang dengan seorang pria yang di luar tadi."

"Pria? siapa?"

"Kalau tidak salah pria tadi bilang namanya Jae." ucap Yuju.

Bella mengerutkan alisnya "Jae? ahhh..apa pria dengan mata biru yang indah tadi?" sontak Yuju langsung mengangguk.

"Ya ampun Yuju, dia sangat tampan baguslah ia memberitahukan namanya pada mu." kata Bella dengan centil.

Yuju hanya menggeleng saja melihat tingkah temannya itu. Mungkin karena temannya itu sudah terlalu lama sendiri. Ehh...jangan lupakan diri mu sendiri Park Yuju.

...

"Aku pulang." Sudah menjadi kebiasaan Yuju sejak kecil untuk mengucapkan kata itu ketika dia memasuki rumah, dan sudah pasti karena didikan ibu nya.

Yuju menekan saklar lampu yang berada di ruang tv, kemudian membuka sepatunya dan meletakkannya di atas rak sepatu yang terdapat di samping kiri dekat televisi nya berada.

Tapi tidak lama kemudian saat Yuju akan melangkah masuk ke kamar miliknya, hidungnya mencium bau masakan dari dapur. Dan juga ia baru sadar bahwa lampu dapurnya menyala.

Dengan hati-hati Yuju meletakkan tas punggungnya di atas sofa dan berjalan dengan sangat perlahan ke arah dapur, tiga langkah lagi ia akan sampai dapur dan saat itu juga dia terkejut dan sedikit melompat kecil saking terkejutnya.

"ASTAGA! eomma!!" teriak Yuju, yang juga sontak membuat ibu nya terkejut.

"Kau mengejutkan eomma!" omel sang ibu, sambil mengusap dadanya.

Jika kalian tidak tau apa arti kata dari "eomma" akan ku beritahu. Kata itu berarti "ibu" dan "eomma" merupakan bahasa korea yang di gunakan untuk memanggil ibu.

"Apa eomma tidak mendengar ku memasuki rumah?" Sang ibu menggeleng.

"Tidak, eomma sedang sibuk memasak di dapur."

"Kenapa eomma tidak bilang akan pulang? aku kan bisa menjemput eomma, apalagi udara sedang dingin seperti ini." ujar Yuju.

"Tidak apa-apa lagi pula kau kan lelah habis bekerja, eomma bisa datang kemari sendiri. Sekarang ganti pakaian mu dan kita makan malam bersama." Yuju mengangguk dan segera masuk ke kamar.

Kini Yuju dan ibu nya sudah duduk bersama di meja makan yang tidak terlalu besar itu, dengan beberapa hidangan yang sudah di masak oleh ibu nya sebelum ia pulang ke rumah.

Jujur saja ia rindu dengan masakan ibu nya yang sudah beberapa minggu tidak ia rasakan. Masakan ibu nya adalah masakan terbaik di dunia ini. Kalian juga pasti akan mengatakan hal yang sama bukan? bahwa masakan ibu kalian merupakan masakan terbaik di dunia ini.

"Bagaimana pekerjaan eomma? apakah berat?" tanya Yuju sambil memasukkan sesendok nasi pada mulutnya.

"Tidak, tuan besar sangatlah baik kepada semua maid di mansion miliknya. Bahkan kita semua sering di beri makanan yang enak oleh dia."

"Benarkah eomma? berarti tuan itu pasti sangat baik yang seperti eomma katakan."

"Tapi Yuju ada yang aneh." ucap sang ibu.

"Aneh? apa yang aneh eomma?" tanya Yuju.

"Tuan besar sangat jarang berada di mansion, bahkan para maid jarang berpapasan dengannya. Bahkan eomma sendiri hanya tiga kali melihatnya selama eomma bekerja disana." jelas sang ibu.

Yuju tersenyum tipis "Eomma ayolah, mungkin dia hanya terlalu sibuk sehingga jarang terlihat. Benar bukan?"

Ibu yuju meletakkan sendok nya "Bukan cuman itu saja Yuju, bukankah tidak aneh bahwa dia tinggal seorang diri di mansion sebesar seperti itu." ucap sang ibu dengan nada yang cukup serius.

Yuju memutar matanya "Eomma, coba eomma pikir dia kan tuan besar apalagi orang yang sangat kaya, jadi tidak ada salahnya kan tinggal di mansion sebesar itu dan juga eomma bilang dia belum menikah kan? jadi sudah pasti dia tinggal seorang diri eomma."

Sang eomma mengangguk "Kau benar, mungkin hanya eomma saja yang berfikir tidak-tidak hanya saja jika itu eomma pasti eomma akan merasakan kesepian. Sekarang habis kan makanan mu dan istirahatlah besok kau harus kembali bekerja."