webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#R18

Hasrat Cinta: Menemukan Suami Pendamping

Ketika Dua insan sedang berpegangan tangan dan hampir mengucap janji pernikahan, Sebuah panah perak menebus jantung sang Pria. Pria itu adalah Pangeran Pavo Cristatus, Pendamping hidup bagi Puteri Arabella Muticus. Darah mengalir deras, karena panah perak menebus jantung dan membuat Pernafasan terhenti seketika. Keterkejutan dan teriakan dari banyaknya orang yang hadir, membuat Arabella seketika melemas tak berdaya. Di depannya, Pendamping hidupnya harus mati mengenaskan.. Di tengah kesedihannya karena di tinggalkan Pria yang sangat dicintai. Arabella mengambil tusuk konde yang ada di rambutnya, Lalu Menusuk tepat di jantung dan seketika darah keluar dari mulutnya. Di sisa-sisa nafas terakhir, Arabella menatap langit malam "Demi Dewa-dewi Langit, Aku Arabella Muticus. Akan terlahir kembali dan menuntaskan janji pernikahan dengan Pendamping hidupku, Pavo Cristatus!! Kuberikan darah dan jantungku sebagai persembahan!." Ketika sumpah itu terselesaikan, Nafas Arabella ikut berhenti.. Bumi bergetar hebat dan angin kencang memporak-poranda bangunan di sekitar. Semesta ikut bersedih, pada pasangan yang mati di altar pernikahan.. Dewa-Dewi mengabulkan Permintaan Arabella, Kedua Jiwa pasangan itu di tarik dengan cepat dan di simpan di dalam guci pusaka. Hingga ribuan tahun setelahnya, Ketika dunia sudah jauh lebih Modern. Dewa-Dewi melepaskan dua jiwa itu di tempat berbeda.. Seberapa jauh cinta di pisahkan, pada akhirnya mereka akan bertemu kembali.. Karena takdir dan pengorbanan, sudah menjadi tumbal bagi keberlangsungan hidup mereka.. ******** -Urban legend- -Konten Dewasa- -Romance- [Pavu Muticus] Keturunan asli dari Merak hijau. [Pavo Cristatus] Keturunan asli dari Merak putih ****

Diana_Yellow · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
225 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#R18

Hati Ara yang sakit

"Kau bisa berkata apa saja yang kau inginkan, tapi kenyataan tetaplah kenyataan. Hiduplah dalam mimpi manis orang lain, namun saat kau bangun nanti. kau akan melihat kenyataan yang lain."

Kata-kata itu membuatku ingin mati, ya.. aku rasanya tindak bisa lagi berpikir jernih, bagaimana bisa aku berpikir jernih? saat semuanya terasa begitu membingungkan?

Mataku menatap piano yang terlihat indah, tapi kenapa rasanya semakin aku melihat keindahan itu. rasanya semakin sakit?.

Steve?

aku hanya bisa menelan ludah susah payah, sambil melihat kepergian ibu mertuaku yang perlahan-lahan membawa semua rasa sakit hatiku.

Tanganku sudah bergetar hebat, aku bahkan merasa seluruh tubuhku terasa begitu dingin. mataku melihat ke sekeliling, ruangan ini langsung hampa dan mencekam.

apakah ini adalah mimpi orang lain? apakah saat ini aku memang terjebak di dalam mimpi yang dulu?