webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#FAMILY

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Urbano
Sin suficientes valoraciones
316 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#FAMILY

KISAH SAAT HILANG INGATAN Part 2

"Mana Barra?" tanya Bu Lela singkat dan lirih.

Baru saja bertanya, Bu Lela langsung melihat Barra mendekat. Beliau menggerakkan tangannya untuk menyentuh tangan Barra.

"Barra? Ini memang kamu, Barra?" dengan suara pelan dan tangan yang bergetar Bu Lela erat memegang tangan Barra.

"Iya, Bu. Barra pulang, dan maaf karena baru sekarang Barra balik," Barra menunduk sembari mencium tangan Bu Lela dengan tangis.

"Ya Allah, gimana ceritanya, Bar? Kok, bisa gini jadinya?" Bu Lela setengah bangkit dan bersandar pada bantal yang diletakkan di belakang punggungnya. Sambil menangis, beliau menepuk-nepuk punggung Barra yang masih merunduk menyalaminya.

"Astagfirullahalaziim, Ya Allah… Gimana jalan hidup anak-anak hamba ini, ya Allah? Kenapa seperti ini Engkau memberi mereka cobaan?" Bu Lela terus menangis meratapi nasib anak-anaknya, Barra dan Gita yang dipisahkan seperti ini.