Satu jam berlalu. Rico sudah lebih tenang. Dokter sudah memberikan obat penenang dan paint killer. Davina berdiri duduk di dekat Rico dengan raut wajah sedih. Berkali-kali ia mengusap wajah Rico.
"Jangan sakit, Mas," ucap Davina.
Pak Erwin menatap pilu ke arah menantunya yang terlihat begitu sedih. Apalagi melihat anak laki-lakinya yang pucat pasi tak karuan.
"Papa akan bicara dengan dokter terlebih dulu," ucap Pak Erwin.
Namira masih duduk diam di sofa. Ia tak berani bicara sama sekali. Davina juga tak terlalu menyadari keberadaan Namira di dekatnya.
***
"Bagaimana kondisi anak saya, dokter?" tanya Pak Erwin kepada dokter yang menangani Rico.
"Kondisi kankernya ternyata sudah cukup parah. Akan lebih baik kalau secepatnya dia segera melakukan kemoterapi. Saya khawatir Pak Rico akan kesulitan menggerakkan tubuhnya," ucap Dokter.
"Kenapa bisa begitu?" tanya Pak Erwin.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com