"Sudah bisa kau rasakan betapa hancurnya hatiku malam itu May?" Kata Kendra tiba-tiba, mengejutkan Maya yang masih berdiri didekat pintu, Maya menoleh, dilihatnya Kendra tersenyum kearahnya dengan wajah pucatnya, apa maksud semua ini?
"Apa maksudmu?" Tanya Maya, ia menyeka air mata yang masih meleleh di pipinya.
"Andai saja kau tak bilang, kalau kau juga terbawa perasaan karena permainan konyol Bagas. Mungkin aku akan membiarkanmu berjalan melewati pintu itu." kata Kendra yang kini dengan susah payah dia paksakan untuk bangun " dan benar – benar menghapus jejakmu dari hidupku".
Sakit kepalanya tak ia gubris, masa depannya yang kini tengah menangis di dekat pintu tentu lebih penting untuk diselamatkan daripada semua sakit yang ia rasakan saat ini. Dengan tangan bertumpu ke tembok menahan tubuhnya agar tak limbung, Kendra turun dari kasur kemudian berdiri agak limbung didekat tembok.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com