webnovel

Jadian

"kamu mendapatkan tanda stempel kepemilikan aku" jawab Naumi sambil terkekeh.

Mobil melaju kencang menuju keluar pabrik, dikiri kanan jalan nampak deretan pohon sawit yang ditanam tertata dengan indah, warna hijau yang menyejukkan membuat hati terasa adem.

"ciiiit"

Mobil berhenti mendadak, Naumi hampir saja tersungkur untung Kevin dengan sigap menangkap tubuh rampingnya Naumi.

"kamu gak papa?" tanya Kevin

"gak, trimakasih" jawab Naumi

"ada gerombolan sapi boss.." kata ando

"huffff kirain ada apa... Udah kamu turun dulu urus sapinya cepat, kita dah telat nih" perintah Kevin.

"ok boss" jawab ando

Mobil kembali melaju dan terus melaju sampai keperempatan jalan dan mereka sudah bertemu jalan aspal sehingga mobil bisa melaju lebih baik tanpa harus cari cari celah di jalan berkoral.

"kotak hitam sudah siap?" tanya Kevin

"siap boss ada dijok belakang" jawab Kevin

"kenapa diam Naumi?" tanya Kevin "aku takut dimarahin ibu, soalnya pergi tanpa ijin mana nyampe sore lagi" kata Naumi "kamu nggak usah khawatir, nanti biar aku yang ngomong" ucap Kevin

Mobil Kevin mulai masuk ke simpang perkampungan rumah Naumi.

Tin Tin

ando membunyikan klakson berharap yang punya rumah ada yang keluar menyambut bossnya.

Mobil berhenti dihalaman rumah Naumi yang asri, terlihat beberapa bunga anggrek digantung di depan rumahnya dan beberapa bunga Kamboja sedang bermekaran menambah keindahan rumah yang sederhana itu.

Nampak seorang ibu sudah berdiri di depan pintu yaah.. itu ibu aisah dia sedari tadi menunggu anak gadisnya yang pergi tak kasih kabar berita. Beruntung ibu aisah menelfon alya sehingga dia baru bisa lega mendengar anaknya ada acara ke PT SS2. Sssaa alya membohonginya

"assalamu'alaykum bu, maaf tadi aku pergi gak ngasih kabar" ucap Naumi sambil menunduk karna takut dimarahin sama ibunya

"assalamu'alaykum bu, maaf itu bukan kesalahan Naumi tapi saya yang bertanggung jawab" kata Kevin.

Ibu aisah mencoba melihat wajah anak muda yang mengantarkan anaknya pulang tersebut. Lama baru dijawab salamnya Kevin, karena ibu aisah sedang berusaha mengingat ingat wajah orang itu.

Akhirnya ibunya Naumi tersenyum dengan ramah "wa'alaykumussalam warohmatullah... Ayo ayo tuan silakan masuk, tapi maaf Rumahnya Naumi gubuk begini" kata ibu aisah kikuk ketika ingat kalau orang yang bersama anak gadisnya adalah tuan Kevin

"ando mana kotaknya" tanya Kevin

Ando segera membuka jok mobil bagian belakang dan membawa 2 buah kotak berwarna hitam, yang satu berukuran kecil dan satu lagi berukuran besar.

Ibu aisah sangat senang melihat apa yang dibawa ando ditangannya, dia yakin pasti itu oleh - oleh dari Belanda sebab beberapa hari yang lalu Naumi bercerita kalau tuan Kevin sedang pergi ke Belanda.

"ibu, ini ada sedikit oleh oleh dari Belanda, semoga ibu suka" kata Kevin sambil memberikan kotak hitam yang paling besar.

"waaah tuan kenapa repot repot, terimakasih banyak" jawab bu aisah sambil menerima pemberian dari Kevin dan meletakkannya di atas bipet dekat dinding ruang tamu.

Tak lama Naumi datang membawakan minuman dan cemilan di atas nampan.

"Oh ya bu, ayah Naumi mana?" tanya Kevin berbasa basi.

"kalau ayah sebentar lagi biasanya akan pulang dari sawah" Naumi yang menjawab.

"apa sawahmu jauh?" tanya Kevin

"lumayan laaah kalau kita jalan kaki sekitar 30 menitan sampai" kata Naumi menerangkan

"ee yaa tuan, saya tinggal ke dapur dulu, tuan jangan pulang dulu ya, saya sudah masak banyak karena hari ini terakhir sekolahnya Naumi" kata ibu aisah

" maaf bu.. Bisakah ibu hanya memanggil saya dengan Kevin saja "kata Kevin

" tapi kami ini kan.. Belum sampai omongan ibu aisah tapi Kevin sudah mwnyelanya?

"bu panggilan itu bisa membuat seseorang berjauhan lho bu" kata Kevin sambil melirik Naumi

"baiklah nak Kevin" ucap bu aisah tersenyum ramah. Tak lama mereka ngobrol ayah Naumi muncul dari belakang sudah rapi, sepertinya habis mandi. Melihat ayah Naumi mendekat, Kevin berdiri dan bersalaman sambil mencium punggung tangan ayah Naumi.

"ayah lupa, ini siapa ya bu?" tanya ayah sama ibu Naumi

"masa ayah lupa, ini kan nak Kevin yang ngasih beasiswa anak kita lho yah" terang ibu aisah kepada suaminya

"eh maaf ya nak mungkin karena sudah tua jadi suka lupa" kata ayah

"gak apa yah" kata Kevin yang malah sudah berani ikut memanggil ayah

"mm ayah, Naumi minta ijin sesuatu" kata Naumi sambil serius melirik Kevin

"begini yah, saya harap ayah bisa merestui hubungan saya dengan Naumi, in syaa Allah saya akan menjaganya dengan baik dan membuatnya bahagia" ucap Kevin

Ayah dan ibu tertawa bersama lalu

"kalian ini berdua minta restu nikah apa pacaran" tanya ayah

"nikah" "pacaran" Naumi dan Kevin tidak kompak dalam menjawab pertanyaan sehingga membuat orang tua Naumi kembali tertawa

"naah yang mana yang benar" tanya ayah senyum senyum merasa lucu

"ayah.. Masa Naumi nikah sih, Naumi masih pengen kuliah" kata Naumi

"kuliah juga bisa dilanjutin kalau aku menikahimu" kata Kevin sambil menggoda Naumi

"mmm ibu setuju sama nak Kevin" ucap ibu

"iiibuuuu" Naumi cemberut mulutnya manyun membuat semua tertawa

"ya sudah ayah ngebolehin kalian pacaran tapi ingat ada batasnya ya.." ucap ayah sambil tersenyum

"Naumi akan mengingat pesan ayah"

"trimakasih restunya yah" ungkap Kevin berbinar - binar.

Ando yang sedari tadi duduk diam ikut tersenyum dan merasa bahagia hingga ada air matanya yang keluar.

"lho temannya nak Kevin kenapa menangis" tanya ibu penasaran

"gak apa-apa bu, saya senang akhirnya tuan Kevin memiliki pendamping yang dia cinta" ungkap ando sambil menghapus air matanya.

"baiklah yah, bu saya pamit dulu dan jika ada butuh sesuatu jangan sungkan menghubungi saya" kata Kevin sambil memberikan kartu namanya.

"lho nak Kevin mau kemana, apa ndak sebaiknya makan malam disini saja" kata ibu "trimakasih bu lagian Naumi pasti capek Dia butuh istirahat" ungkap Kevin melirik Naumi

"vin ini apa" tanya Naumi mengambil kotak hitam yang berukuran agak kecil

"itu oleh-oleh untukmu" jawab Kevin

Akhirnya ando dan Kevin pergi meninggalkan rumah Naumi yang sederhana dengan bahagia.

Sepeninggal mereka ibu langsung mengambil kotak hitam besar yang diberikan Kevin tadi

"yah ayo kita buka, oleh oleh apa yang dikasih calon mantu kita" ibu mengajak ayah membuka kotak hitam pemberian Kevin

Ibu membuka pitanya dan

"Ya Allah yaaah ini cantik sekali, liat yah besok pagi ayah bakal ibu bikini teh dicangkir mewah ini" ibu benar-benar senang mendapatkan hadiah tembikar dari Belanda.

"bu ini bukan tembikar biasa bu, namanya Royal delf blue, ini cendra mata cirikhas dari Belanda bu" kata ayah yang juga sangat senang.

Hari sudah hampir jam 6 petang menjelang maghrib elang masih uring uringan dalam kamar, beberapa kali nenek membujuknya untuk makan tetapi dia tetap dalam kamar mengurung diri. Hatinya masih sakit bahkan teramat sakit mendengar soni mengatakan kalau Naumi pergi bersama Kevin ke sebuah pabrik.

Elang membuang apa saja yang ada di dekatnya, matanya tajam memandangi foto Naumi yang memakai baju putih dengan rok warna dongker.

Ya itu foto yang selalu dibawa Kevin kemana-mana di dalam dompetnya. Foto cinta monyet yang masih selalu meggelayut didalam hati elang.

Elang tidak akan pernah bisa menerima ada laki-laki lain selain dirinya mengisi relung hati pujaannya Naumi. Nenek semakin bingung dan sedih akhirnya nenek menelfon soni satu satu teman elang yang dikenal nenek dari mereka smp dulu.

"hallo, nak soni tolong datang kesini ya cepat" ucap nenek parau

"ada apa nek? Kok nenek sedih" tanya soni penasaran

"anu nak, elang nya mengurung diri dari tadi siang dan membanting barang barang."kata nenek

" baik nek, nenek gak usah khawatir ya, soni langsung kesana sekarang "jawab soni

Kevin dalam mobil dari tadi senyum senyum terus sambil memandang tabletnya

" selamatya boss hari ini sudah jadian sama non Naumi "Kata ando ikut tersenyum