Kenyataannya menjadi pacar Saga seharusnya bahagia. Tetapi gadis itu merasa tidak tenang sebab dia hanya melampiaskan rasa kesalnya dengan menerima perasaan pria itu. Dia hanya mencari pelarian saja atas rasa cemburunya sendiri.
"Melati, ayo kuantar," ucap Saga saat melihat gadis itu sudah keluar dari rumah.
Melati terkesiap, seringkali Saga mengantarnya namun dia sendiri malah belum terbiasa.
"Eh? I--iya Kak," jawab Melati yang sedikit canggung saat memasuki mobil Saga.
"Belajar yang rajin ya?" Saga mengusak poni Melati dan tersenyum. Jarak wajah mereka dekat, tapi Melati segera menjauhkan wajahnya, dia berpaling dan segera keluar dari mobil Saga usai mobil pria itu berhenti tepat di depan gerbang sekolah.
Saat Melati keluar dari mobil, banyak mata memandang ke arahnya, dengan pandangan iri, dengki, marah, kesal dan lain sebagainya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com