Devano tak bisa berbuat apa-apa. Dia yang pada kenyataannya tidak memiliki harta sepeser pun terpaksa mendatangi rumah ayahnya. Berharap akan mendapatkan pencerahan atas masalah yang dihadapinya.
Pria yang memakai rompi itu tengah berdiri di depan rumah besar megah. Dia menarik napas. Semoga mendapatkan jalan keluarnya.
Rasanya begitu sakit ketika kau berada di rumah orang yang kau benci. Lalu meminta pertolongan.
Namun yang ditemuinya adalah seorang wanita yang menggendong bayi kecil berusia tiga bulan. Dengan mengenakan daster mewah dia menghampiri si tamu.
"Devan, kamu, tumben ke mari. Ada perlu apa?" tanyanya dengan ramah namun hal itu membuat Devano benci.
Ketika melihat bayi digendongnya semakin menambah rasa sakit yang ada. Sejujurnya dia tak bisa membenci bayi tersebut, tapi kenapa dengan kehadiran bayi itu malah semakin membuat hubungan dia dan sang Ayah menjauh.
Dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Yang diharapkan tak sesuai pada kenyataannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com