Bab 178
Melati ingin berlari dan meninggalkan Devano kala itu juga, namun tangannya ditahan oleh cowok yang memiliki mata biji almond itu.
Terlihat sendu dan juga ingin memeluknya kala itu juga.
"Kamu tidak bisa lari dariku lagi, Melati. Please be mine!"
Melati menahan sesak di dada yang sudah bergemuruh kuat lalu air mata yang tertahan di peringkat sudut mata. Memanas dan ini adalah waktunya untuk tumpah.
"Hiks, apa yang ingin kamu katakan lagi." tanya Melati tanpa melihat lawan bicaranya.
Dia menganggap jika yang saat ini berbicara adalah orang asing. Mahkluk baru yang ditemukannya.
"Jangan mengalihkan matamu dariku, Mel. Aku tak kuasa untuk menahan luka ini. Setiap hari aku selalu memikirkan kamu," kata Devano dengan suara yang bergetar.
Apakah aku harus memercayai ucapan pria ini. Di mana dia sudah membuat kekecewaan yang begitu mendalam.
"Hah, memikirkan tanpa mencoba untuk mencari keberadaan itu sangat lucu. Seperti makan sayur tanpa garam. Terasa hambar."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com