Anatha bertanya kebingungan setelah ia di desak oleh kedua pihak, satu sisi Anatha tau efek yang akan di dapatkan Lilith jika memaksakan bangun. Alasan Lilith memilih istirahat untuk memulihkan semua yang kurang, dan Anatha tau akan hal itu. Tapi ia juga harus peduli dengan dirinya, semua yang dikatakan Agatha bisa saja terjadi tanpa di harapkan.
Agatha menatap Anatha di sampingnya dengan percaya diri menjawab, "Sudah pasti kan?" sembari mengoyangkan pena bulu.
"Tidak. Hanya melakukan hal bodoh dan sia sia, lakukan hal yang lebih efektif, pikirkan caranya, jangan bermain main Agatha."
"Yaudah pikir aja sampai dapat ntar tinggal berhenti gelitik deh."
"Menurutmu apa ada saran, Garron?" Anatha mengabaikan Agatha tatapan Anatha berbalik ke arah Garron yang tepat di seberang nya.
Garron mendapati seorang putri menatap ke arahnya tidak sekilas, Garron yang merasa gugup di perhatikan Anatha yang sedang serius selama ini ia hanya melihat Anatha berlagak layaknya seorang bocah.
"E...ehm, sepertinya aku tak memiliki saran."
Agatha sibuk bermain dengan pena bulu yang ia pegang, sembari menggelitik kaki Lilith Agatha memperhatikan percakapan antara Anatha dan Garron, terlihat tidak menimbulkan solusi dan Garron seperti berpihak ke arah Agatha dengan sekilas menatap ke arahnya.
"Apa? kalian mau mencoba bulu ini?" sahut Agatha saat mereka kebingungan dan diam.
"Masih ada? jika dilakukan bersama sama mungkin akan lebih cepat." ucap Anatha
"Tadi sok sok gak mau, sekarang udah buntu baru mau datang, tebal amat." dengan sindiran dari Agatha ia menghampiri Anatha yang mencari pena bulu di tempat lain.
Melihat hal itu Garron tak tinggal diam, ia mengikuti jejak mereka mengelilingi rumah tersebut demi mencari dua buah pena bulu, tak segan segan meninggalkan Lilith yang sedang terbaring tak sadarkan diri bagaikan sedang di bius.
*****
Ketika menemukan dua buah benda yang di cari, masing masing memegang pena tersebut, Anatha berhenti dan menatap pena yang ia pegang tepat di depan mata, "Memangnya ini bakalan berhasil? aku bahkan tak mengerti dengan ide ini."
Sontak Agatha menoleh ke arahnya, dengan tatapan kesal dan jengkel, "Masih sempat ya buat pesimis? tinggal lakuin aja kan." setelah berbicara, Agatha berjalan ke depan.
Mendengar hal itu Anatha menyusulnya dengan berbicara, "Kita hanya butuh hal yang pasti, bukan saatnya untuk mencoba coba."
Langkah Agatha berhenti sejenak, dua gengaman tangan miliknya ia pegang erat bahkan pena yang ia pegang patah, dengan menggenggam pena yang patah terbagi dua, Agatha mengangkat tangan tersebut di depan wajah Anatha, "Hanya mencoba?! kau bahkan disini tak menghasilkan ide apapun, ini memang bukan solusi tapi proses! tinggal lakukan saja kenapa harus mengomel seakan paling benar?! jika memberikan solusi yang efektif, sudah dari tadi kita lakukan."
Mata Anatha terbelalak terkejut melihat sebuah pena yang patah karena gengaman Agatha, setelah memarahi dirinya Agatha kembali berjalan tanpa menoleh sama sekali, disusul dengan mereka berdua di belakang, Garron merasa tidak enak karena hanya melihat mereka bertengkar terus terusan.
Ketika di penuhi emosi berjalan layaknya patung, Agatha tak menoleh sama sekali kebelakang bahkan ketika terjadi keributan karena kaki dari Anatha terpentok sesuatu, ia hanya berjalan lurus dengan wajah tegak. Garron melihat hal itu memanggil Agatha.
"Putri Agatha ..., aku memiliki saran jika kalian menerimanya silahkan, jika menolak aku tak memaksa. Bagaimana jika saat menggelitik kaki Bibi Lilith kita menambahkan sedikit energi sehingga membuat pena bulu sedikit keras, bagaimana?"
Agatha terdiam mendengar saran dan penjelasan, tapi tanpa menoleh ia tak tau bagaimana posisi mereka, sejauh apa, sedang apa, "Aku tak ambil peduli." gumam Agatha menahan kepala miliknya.
Dari depan Agatha menjawab saran dari Garron mungkin ia merasa itu hal sedikit berguna, setelah tak di pikirkan karena selama ia melakukanya, hanya untuk bahan candaan, "Baiklah, jika ingin mencobanya aku tak melarang, lebih baik jika di lakukan bersama sama."
Agatha kembali berjalan, tanpa mengetahui sebenarnya kaki Anatha yang terpentok membuat mereka kesulitan dan menjadi lamban, tak tega bagi Garron meninggalkan Anatha, justru kesempatan kali ini karena Anatha terus mengeluh ia memilih menggendong Anatha.
Sepanjang perjalanan tanpa kaki yang menyentuh lantai, Anatha di gendong belakang oleh Garron seperti anak anak, hal itu tak di ketahui Agatha, ia masih bersikeras dengan kekesalannya terhadap Anatha.
*****
sampai mereka ke tempat Lilith yang sedang terbaring, tentu saja Agatha sampai terlebih dahulu lehernya masih menatap ke depan dengan tatapan kosong, ia bahkan tak menanti nanti, selang beberapa waktu setelah adanya keributan dan tibalah mereka berdua dengan tubuh Anatha yang digendong Garron.
Garron memilih menurunkan Anatha tepat di belakang Agatha, ia tak ingin menimbulkan keributan hanya karena sebuah kebaikan. Setelah kembali duduk keduanya seperti orang asing, tak ada sapaan yang terdengar atau saling menatap satu sama lain.
Sementara itu, Anatha yang terdiam bergumam dan berpikir, "Bagaimana aku pulang, tidak mungkin meminta tolong Garron membawaku ke kereta kuda."
Tiba tiba Agatha berbicara, mengajak mereka untuk segera menyelesaikan pekerjaan kali ini, walau dalam hati Agatha terus mengomel, "Satu hari terbuang sia sia karena wanita tua ini, kenapa sih gak sadar sadar."
Agatha menatap ke arah Garron menunggu Garron memberi penjelasan tentang teori yang ia katakan, Agatha tau bagaimana prosesnya tapi ia memilih mengikuti karena muak jika terus berlama lama.
"Garron, energi apa yang kau masukkan ke dalam benda ini?" tanya Agatha.
Seketika Anatha menatap Agatha yang berada di sampingnya lalu menatap Garron ketika ia menjawab, "Aku terpikirkan bagaimana jika memasuki aliran pikiran miliknya, secara ini seperti bius, ia akan kebal terhadap apapun, jadi aku tau memilih untuk beristirahat pasti jiwa Bibi Lilith sedang beristirahat saat ini juga."
"Maksudmu, membangunkan jiwa miliknya? berarti harus mencari pintunya...." ucap Agatha
"Pintu? maksud mu pintu apa, Agatha?" sahut Anatha
Mata Agatha terbelalak ketika ia sadar mengatakan hal yang tidak seharusnya, ia mencoba menutupinya dengan wajah datarnya, dan mengabaikan apa yang dikatakan Anatha, terlebih itu semua adalah pertanyaan menjebak.
"Bisa jelaskan lebih jelas Garron?" pertanyaan yang sengaja di lempar Agatha, ia mengabaikan Anatha, seketika keduanya menatap bingung Agatha.
"Ada yang tidak beres." Anatha bergumam setelah ia di abaikan.
Tidak tinggal diam, Garron merasa dengan kagum bahwa saran yang dikatakan Agatha seperti nya akan berkerja dengan sangat efektif dan lagi Agatha seperti sudah tau banyak tentang prosesnya, "Seperti nya aku tak memiliki banyak penjelasan, hanya itu yang ku tau. Lalu aku memilih untuk tidak menjelaskannya, karena ku pikir itu tidak seefektif saran yang di miliki putri Agatha, bagaimana mengizinkan jika kami mendengarkannya?"