webnovel

Bab 142

"apa Nero selalu melakukan drama cinta seperti ini" tanya Marina pada Marie yg sedang menatap ku dan iren yg masih berpelukan di bawah sinar bulan.

"kamu tidak tahu, banyak istrinya yg memiliki nasib yg lebih tragis dari pada wanita itu" jawab Marie dengan wajah penuh nostalgia

"Nero selalu menyelamatkan wanita yg memiliki nasib tragis seperti itu, dia akan memberikan cinta nya yg tulus pada wanita yg benar benar terluka, cinta Nero begitu besar, karena itulah kami semua juga sangat mencintainya" kata Marie sambil mengusap air mata nya yg jatuh perlahan

"bukan kah pemandangan itu terlihat begitu indah" tanya Marie

"mm, sangat indah dan menyentuh" jawab Marina dan phoena secara bersamaan

"aku sangat iri pada iren yg bisa menjadi pelayannya" kata Marie dengan wajah sedih

"kenapa kamu iri, bukankah kamu sudah menjadi istrinya" tanya phoena dengan wajah penasaran

"apa kamu tidak mengerti, iren akan selalu berada di sisinya sebagai pelayan, berarti dia hanya akan mengurusi Nero dan tidak akan ikut mengelola dunia seperti kita, dia akan ikut Nero kemana pun dia pergi, kenapa aku tidak menjadi pelayannya saja" kata Marie dengan kesal

"benar saja, kamu memang pemalas seperti kata nero" kata phoena dengan tajam

"mm, benar kamu hanya ingin bermain main saja" kata Marina sambil menganggukkan kepalanya

________________________________

di sisi lain Yuri dan yg lainnya menatap kami berdua sambil menggelengkan kepalanya.

"jadi pria sepeti ini yg kamu bilang harapan untuk mengalahkan raja kegelapan" kata shuza dengan nada mencemoh

"he he itu memang kebiasaannya, dia memang sedikit mesum, kamu akan tahu nanti seberapa hebat dia saat mulai serius" jawab Yuri dengan canggung

"aku tidak tahu nasib sial apa yg akan terjadi pada ku jika lama lama bersama pria mesum ini" jawab shuza sambil menutup wajah nya dengan tangan kanannya

"hanya wanita yg bernasib sial jika berlama lama dengannya, kita para pria tidak akan ternoda oleh nya, percaya lah" kata kain dengan santai

"kami pikir aku mau di nodai oleh seorang pria, aku masih normal" teriak shuza dengan kesal yg membuat semua orang tertawa terbahak bahak.

_____________________________________

"apa kamu sudah mendingan" tanya ku dengan santai

"mm" lalu iren langsung mencium mulut ku dan kami akhirnya berciuman dengan romantis di bawah sinar bulan

"ini ciuman selamat malam untuk tuan muda, sekarang sudah malam, tuan muda harus beristirahat dengan baik" kata iren dengan sopan kayak nya seorang pelayan

"tentu saja, tapi sebelum itu sebagai tuan muda aku akan memberimu perlengkapan sebagai seorang pelayan agar kamu bisa melayani ku dengan lebih baik" saat itu beberapa bola cahaya muncul dari tangan ku dan langsung masuk ke dalam dahi iren.

dengan cepat iren menutup matanya seperti orang yg kesurupan.

cahaya itu adalah gen x regenerasi, berbagai teknik bertarung jarak dekat, segala ilmu pedang, segala penguasaan teknologi dan senjata dari pistol hingga Gundam, kekuatan sihir dan berbagai teori sihir.

setelah lebih dari 10 menit dia langsung membuka matanya dan menatapku dengan kagum.

saat itu saya langsung menyerahkan sebuah cincin penyimpanan yg indah dengan berbagai pakaian pelayan yg seksi, serata berbagai senjata dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

"ini adalah cincin penginapan yg berisi kostum pelayan dan berbagai kebutuhan mu, pakailah" kataku dengan santai

"tuan muda, pelayan ini tidak tahu cara mengenakan cincin ini, bisakah tuan muda mengenakan cincin ini pada ku" tanya iren dengan sopan

"tentu saja" saat itu saya mengenakan cincin itu pada iren dengan lembut layaknya pertukaran cincin saat pernikahan.

"terima kasih tuan muda" kata iren sambil mengusap air matanya yg tiba tiba jatuh di pipinya.

"pelayan ini akan mempersiapkan tempat tidur untuk tuan muda dan nyonya terlebih dahulu" saat itu iren langsung menuju kereta ku dengan cepat sambil mengangguk hormat pada Marie, Marina dan phoena.

"pelayanmu sangat baik, bisakah Marie juga menjadi pelayan sayang ku" tanya Marie dengan penuh semangat

"jangan bermimpi" jawabku dengan santai

"huh pelit, dasar pelit, Nero pelit, pelit pelit pelit" kata Maria dengan kesal seperti anak kecil.

"jangan seperti anak kecil, ayo ini sudah malam saat nya beristirahat" kataku sambil menggosok kepala Marie

saat itu kami berempat tiba di kereta kami dan melihat tempat tidur yg sudah tertata rapi oleh iren.

"tuan muda, para nyonya, ini tempat tidur kalian dan ini tempat tidur tuan muda" kata Iran dengan sopan sambil menjelaskan posisi masing masing tepat tidur.

"lalu di mana kamu tidur" tanya Marie dengan bingung.

"pelayan ini harus menghangatkan tubuh tuan muda agar tidak jatuh sakit, jadi pelayan ini akan tidur dengan tuan muda" jawab iren dengan sopan

"aku juga bisa menghangatkannya, kamu tidak perlu melakukannya" jawab Marie dengan nada tinggi

"para nyonya harus beristirahat dengan baik karena baru saja melalui pertempuran yg sengit, tidak baik untuk kesehatan para nyonya" kata iren dengan sopan tanpa mengubah expresinya

"sayangku, pelayan ini benar benar badass" kata Marie dengan sedih

"Marie, apa yg dikatakan iren benar, ayo kita istirahat dan bicarakan hal lainnya besok saja"

"sayangku, kamu penghianat, kamu sudah mencampakan ku begitu saja" kata Marie dengan sedih

"jangan terlalu dramatis seperti itu" kata ku sambil menggosok kepalanya.

dan iren pun memberikan senyum licik pada Marie saat itu.

"sayang ku lihat dia, dia memberiku senyum licik, ini pasti semua rencana nya, dia ingin memonopoli mu sendiri sayang ku" teriak Marie yg tiba tiba sambil menunjuk ke arah iren yg masih menunjukan wajah datarnya.

"dia hanya menggoda mu, semakin kamu seperti anak kecil semakin dia akan menggoda mu, apa kamu masih belum paham" jawab ku dengan santai

"tuan muda memang luar biasa dengan cepat memahami niat pelayan ini, tapi tatap saja pengaturannya tidak dapat di ubah, ini demi kebaikan tuan muda dan para nyonya" kata iren dengan senyum lembut

"terima kasih iren" kata phoena dan marina dengan senyum

"ini memang tugas seorang pelayan" balas iren dengan sopan

saat itu kami langsung masuk ke kereta dan bersiap untuk tidur.

"tuan muda, biar pelayan ini bantu melepaskan pakaianmu, tidak baik tidur dengan pakaian" saat itu iren langsung melepaskan pakaian ku dan menyimpannya di dalam cincinnya lalu dia mempersilahkan ku untuk tidur.

di bawah tatapan kami berempat, iren juga mulai melepaskan pakaiannya dan menyimpannya di cincin nya dan langsung memeluk ku dan menutup tubuh kami dengan selimut.

"kenapa kamu melepas pakaianku juga" tanya Marie dengan penasaran

"agar tidak membuat kulit tuan muda lecet, jadi pelayan ini harus melepaskan pakaiannya" jawab iren dengan sopan

"kamu benar benar teliti, tapi kenapa aku merasa telah di tipu oleh mu" kata Marie dengan bingung

"itu hanya perasaan nyonya saja, mungkin terlalu lelah akibat pertempuran tadi, lebih baik nyonya beristirahat lebih awal" kata iren dengan sopan

"kamu benar, terima kasih iren" jawab Marie dengan lembut

"ini memang tugas ku sebagai pelayan tuan muda"

"mm"