webnovel

Selingkuh?

Celine meeasa beruntung karena menaruh semua barang pribadinya disini, ada kalanya ia memiliki otak yang sangat cerdas.

Ia tengah memilih baju yang akan digunakannya untuk pergi hangout dengan Angel sesuai dengan janji yang dibuat oleh keduanya tadi pagi.

Celine memilih untuk tidak pergi kekantor hari ini, dirinya sudah mampu menebak bahwa sang Ayah pasti akan mencarinya dikantor.

Ia akhirnya memilih untuk mengenakan pakaian santai yaitu tshirt oversized dengan celana jeans, karena niatnya mereka hanya ingin menghabiskan waktu dicafe seraya bercerita karena sudah lama tidak bertemu.

***

Celine akhirnya memilih untuk menaiki taxi ketimbang ojek karena cuaca hari ini terbilang cukup terik, dirinya malas dan tentu saja tidak mau jika harus banjir keringat karena cukup merepotkan baginya.

Hari ini celine sangat berharap bahwa tidak ada yang menganggu waktunya sama sekali, ia ingin merasakan hari bebas tanpa adanya orang-orang yang menjadi masalah bagi dirinya seperti orang tuanya dan juga Danny.

Semoga saja harapannya itu terkabul.

Dirinya memasuki cafe tempat dimana ia dan juga Angel janjian dan merupakan cafe langganan mereka sejak mereka berdua duduk dibangku perkuliahan, dapat dibilang bahwa Angel adalah salah satu temannya yang paling dekat dan Angel juga yang mengetahui bagaimana kehidupan Celine setelah dijodohin oleh orang tuanya.

Angel tentu saja tidak bisa berbuat banyak, dirinya hanya bisa mendoakan sahabatnya agar bisa terus bahagia dengan ada atau tidak adanya Danny disuatu hari nanti.

Celine memilih tempat duduk dipojok ruangan dengan kaca disamping yang menyuguhkan langsung pemandangan jalan raya yang ramai akan kendaraan berlalu-lalang. Spot tempat terbaik baginya.

Seorang pelayan mendatangi mejanya untuk menanyakan apakah dirinya ingin segera memesan atau tidak. "Nanti saja kak, saya lagi nunggu temen." Dirinya tidak lupa memberikan senyumannya.

Dirinya hanya tinggal menunggu Angel yang masih dalam perjalanan, ia menghembuskan nafasnya kasar karena isi kepalanya terus memikirkan kejadian semalam yang sangat membuatnya kesal dengan sang Ibu.

"BWA!" teriak Angel tepat dihadapan wajah Celine.

Celine langsung terkesiap dangan menaruh tangannya didadadnya karena jantungnya langsung berdegub dengan sangat kencang.

"Angel, kebiasaaan deh ngagetin gue mulu," kesalnya. Angel yang merupakan pelaku malah asik tertawa melihat reaksi dari Celine.

"Muka lu tadi lucu banget pas kaget, lagian siapa suruh asik ngelamun aja," timpalnya dengan tertawa keras.

Celine hanya menatap temannya itu dengan malas, "Mau mesen apa?" tanya Celine mengakhiri sesi bercanda mereka.

Angel memajukan dirinya untuk melihat menu bersama dengan Celine, "Lu mau mesen apa emangnya?" tanya Angel balik.

Celine memutar bola matanya. "Kebiasaan deh kalau ditanya malah balik tanya."

"Yaudah deh gue pesen ice americano aja, sama cheese cakenya satu. Lu apa?"

"Samain aja sama lu," ucap Celine.

Angel memanggil pelayan cafe untuk memesan, sedangkan Celine membuka ponselnya sebentar dan ternyata masih aman karena tidak ada yang menerornya.

Angel mengetuk jarinya diatas meja dan menatap kesekitar cafe yang nampak sangat sepi dan hanya ada mereka berdua dengan seorang pasangan didepan sana.

"Eh gimana suami lu kabarnya?" tanya Angel membuka pembicaraan.

Celine meletakkan ponselnya dan segera menjawab. "Baik kok, malah makin ngeselin. Gue muak banget rasanya setiap ngeliat mukanya."

Angel menggelengkan kepalanya, Celine ini kalau lagi kesal dan dikasih kesempatan untuk bicara pasti langsung bawel dan marah-marah seperti sekarang ini.

"Emang bikin masalah apa lagi sih? Perasaan kalian berdua selalu aja marahan mulu."

Celine berdecak, 'Ck! asal lu tau, kemarin dia main setuju aja sama ajakan Ibu untuk makan malem bareng padahal posisinya gue masih lembur dikantor dan otomatis gue jadi kesana naik ojek cuman karena macet gue jadi lari ke restorannya."

Mulut Angel langsung terbuka sedikit begitu mendengar ceritanya langsung dari sang sahabat, pastas saja dirinya bisa semarah itu sampai kabur ke tempat persembunyiannya.

"Oalah, gue kira ada masalah lainnya. Cuma kalau karena masalah dia dengan seenaknya setujui ajakan nyokap lu sih bagi gue ya agak kurang ajar ya tanpa ngomong sama sekali."

"Iya kan, udah ngak ada ngomong sama gue, dia juga ngasih tau ke gue dadakan banget dan gue ngak sempet siap-siap untuk sekedar ganti baju asal lu tau. Ibu juga pembahasannya waktu makan bikin gue kesel banget karena selalu nanyain kapan gue punya anak dari Danny!"

Baru saja Angel hendak menjawab namun kegiatannya terhenti karena pesanan mereka sudah datang.

"Makasih kak," ujar keduanya bersama.

Angel memilih untuk minum terlebih dahulu karena pasti perbincangan mereka akan sangat panjang dan menguras sedikit emosi.

"Terus gimana? Lu ada rencana mau punya anak sama Danny emangnya?"

Celine langsung terbelalak mendengarnya, "Jangan gila deh, gue males banget sumpah marah-marah mulu, pengen cerai aja tapi nanti yang ada malah gue kena pukul sama Ibu."

"Ngak lucu ah pake cerai segala, nanti jadi janda lu di usia muda begini malah umur masih 25 tahun hahaha." Angel tertawa dengan puas.

"Gue sebenernya masih agak kesel sama Ayah karena dia yang tiba-tiba jodohin gue sama Dannya tau, bahkan sampai sekarang aja Ayah engga mau ngomong sama gue. Apa jangan-jangan mereka sengaja jodohin gue biar gue ngak serumah sama mereka?"

Angel langsung memukul tangan Celine yang ada diatas meja, "Jangan ngaco, mana ada orang tua ngusir anaknya apalagi Ayah lu sayang banget sama lu."

"Ngak ada yang ngak mungkin kan," jawab Celine dengan nada malas.

Celine rasanya sangat malas jika harus kembali serumah dengan Danny, dirinya merasa tidak nyaman jika terus bersama dengannya untuk waktu yang sangat lama.

Matanya menelisik kesekitar cafe karena Angel sudah asik dengan acara makan cheese cake miliknya itu, mata mengarah kepada sosok dipojok cafe didepan sana yang tengah duduk berdua. Celine memutar tubuhnya kesekitar dan tidak ada siapa-siapa hari ini kecuali mereka berempat sekarang karena memang cafe tengah sepi.

Celine menatapnya penuh selidik, sosok lelaki yang tengah bersama dengan seorang perempuan itu tidak lain adalah suaminya, Danny.

Dirinya sama sekali tidak menyadari keberadaan dari Danny ketika memasuki cafe tadi.

Senyum merekah menghiasi wajahnya, dirinya memiliki alasan yang kuat untuk diajukan kepada orang tuanya untuk menceraikannya. Dengan cekatan tangannya mengambil ponsel dan segera memfotonya.

Angel menangkap kegiatan temannya itu dengan bingung dan ikut menoleh kearah yang ditatap oleh Celine.

"Lu ngapain foto orang sembarangan Celine? Heh," tegur Angel dengan suara pelan.

Celine memberi gestur dengan menaruh jari telunjuk dibibirnya, "Sst, diem dulu."

Angel nampak sangat kebingungan tentu saja, setaunya Celine itu tidak pernah yang namanya memotret orang sembarang seperti ini dan ini kali pertama dirinya melihat dan cukup menyeramkan sudah seperti penguntit.

"Berhubung lu belum pernah ketemu Danny, gue kasih tau, itu dia."

Mulut Angel langsung terbuka dengan sangat sempurna, dirinya sama sekali belum pernah melihat wujud dari suami sahabatnya karena saat pernikahan hanya dihadiri oleh keluaga dekat mereka saja dan dirinya tidak bisa hadir karena urusan pekerjaan saat itu.

TBC.