webnovel

Every Story Needs a Beginning, Right?

Pertarungan antara dua ras besar sudah berlangsung selama 500 tahun, manusia melawan vampir. Raja vampir sudah dikalahkan, tetapi manusia harus membayar harga yang setimpal. Namun, apakah hanya dengan mengalahkan raja vampir akhir dari pertempuran panjang ini dapat dipastikan?

akai_mashiro · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
22 Chs

Taring VIII

"Menyerahlah bocah… anak ini sudah kehilangan dirinya sendiri"

"?!"

Rotania mengeluarkan suara berat yang seharusnya tidak dikeluarkan oleh seorang perempuan.

"Seperti kata manusia tua itu, meskipun dia kuat dia sudah melewati batasnya untuk menahan kekuatanku. Heh…Hehehehe"

Perempuan berambut kuning keemasan yang terurai sampai di bahunya mulai tertawa dengan suara yang berat.

BUAGH!!

Exxone tanpa membalas satupun kata-kata Tomelone langsung menghajar mukanya.

Namun dia hanya mundur beberapa langkah saja dari posisinya sambil menggosok mukanya dengan tangan kirinya.

"Sebaiknya kau jangan memukul mukaku, muka anak ini lumayan cantik. Lagipula setiap wanita ingin muka terus terlihat cantik, memukul wajahnya sama saja penghinaan"

"Berhenti mengeluarkan suara menjijikanmu itu!"

Exxone melompat dan terbang melesat dengan api di kedua kakinya.

TIK!

Suara jentikkan jari terdengar nyaring.

"!!"

Exxone berhenti bergerak dan hanya melayang di udara, kedua api dikakinya pun padam.

Tomelone menunjuk laki-laki pendek yang melayang diudara itu dan memalingkan ujung jarinya kearah yang lain.

BRAKK!!

"Uahk!"

"Akan kutunjukkan sedikit kekuatanku. Aku… sang penggerak ruang dunia ini, memerintahkan bumi ini bergerak sesuai keinginanku!"

Mata perempuan yang awalnya berwarna merah itu sekarang berubah menjadi warna hijau terang yang terlihat tembus pandang.

Seluruh area lapangan yang berada dihadapannya terbelah-belah berbentuk persegi panjang yang terlihat terpisah satu sama lain. Semua belahan persegi panjang itu saling berbaris dan berjejer hingga Exxone masuk ke dalamnya.

"Apa ini?"

"RAZDELNIK RULER!"

Seluruh belahan ruang yang sudah dipisahkan dalam masing-masing persegi panjang itu bergerak naik dan turun secara acak, mengacaukan segala apa yang ada didalamnya.

"!!"

Bidang ruang dimana Exxone berada terbang naik keatas mendorongnya ikut naik keatas.

"Sihir ruang?! Inikah sihir kelas dewa?"

"Hehehehe!"

Akibat perpotongan ruang yang naik dan turun secara acak, segala objek yang terpisah pun saling berpisahan satu sama lain, menghancurkan lapangan latihan Magicna Mudrost.

Exxone bersusah-payah untuk menghindari banyak pecahan batu dan tanah yang terbang keatas, tak kalah juga air yang datang dari danau dekat dari posisi lapangan.

"Bagaimana ini?!"

Exxone memutar isi otaknya untuk mengingat pelajaran sihir yang dia dapat dari buku-buku sihir milik Magicna Mudrost.

"Menyerahlah! Akal bocah milikmu tidak akan cukup untuk mengelabuiku!"

"IXENTRA!"

KRANGSHH!!

Exxone memasuki ruang persegi panjang di depannya dengan cara membobol masuk dengan paksa.

"Heh! Amatiran!"

KRANGSH!!

KRANGSH!!

"Bagaimana dengan ini?"

Tomelone menggerakan tangan kirinya seperti menarik sebuah tali.

BUAGHK!!

"!!"

Muncul bilah ruang lain berbentuk persegi panjang yang pendek namun membelah semua ruang lainnya yang datang dari belakangnya.

Ruang persegi yang pendek menusuk deretan ruang persegi lainnya dari bagian mukanya, melewati semua ruang persegi yang sedang naik dan turun.

"Sial!"

Ruang persegi yang pendek itu mulai bermunculan mengisi semua ruang lainnya dari atas hingga kebawah, isi ruang itu bergerak maju melawan Exxone.

Lebih banyak kekacauan muncul akibat kemunculan ruang yang menembus ruang yang pertama.

"Semakin banyak ruang yang kumunculkan, semakin kecil pula kemungkinan kau selamat"

Kedua mata kuning gelap Exxone menatap Tomelone dengan tajam.

"UUOO!!"

KRANGSH!!

KRANGSH!!!

"Oh elemen penghangus, berikanlah kekuatan penghangusmu itu!! IXENITRA!!"

Seluruh tubuh Exxone memancarkan api yang besar. Vampir itu menerobos semua rintangan yang terbentuk dari ruang –ruang itu.

"Dasar orang keras kepala"

"Sihir ruang adalah sihir kelas atas, bahkan banyak elit vampir masih belum tahu cara untuk mengatasinya. Aku, seorang anak kelas satu harus menghadapi hal seperti ini?! JANGAN BERCANDA!" pikir Exxone.

Melihat usaha Exxone menembus semua ruang yang dibuat Tomelone, dia menekukkan kedua tangan seperti dia memegang sebuah mangkuk dan mendekatkannya berhadapan.

"!!"

Seluruh tubuh Exxone mendadak bergeser secara paksa ke kiri seperti didorong sesuatu.

"BELUM!!"

Melawan daya dorong tubuhnya, dia mengeluarkan lebih banyak lagi api dari tubuhnya.

Seluruh tubuhnya mengeluarkan keringat yang deras dan mulai membasahi pakaiannya.

"UUUOOOAA!!!"

"!!"

Ruang persegi panjang yang dijalari api Exxone mulai terbakar dan api-api itu langsung mengarah ke Tomelone.

"Cih! Kau lebih kuat dari kelihatannya ya"

Tomelone melayang menjauh kebelakang untuk menghindari api-api itu.

Api merah yang semakin membara dari pusatnya terus mengikuti kemana dia pergi.

"Tidak ada pilihan lain!"

"KEMARI KAU TOMELONE!!"

KRANGGSHHH!!

KRANGGSHH!!

KRANG!!

Exxone menerobos semua ruang yang menghalangi jalannya menuju Tomelone.

"RAZDELNIK RULER!"

Tomelone mengangkat tangan kanannya dan menghempaskannya sejajar kearah ruang-ruang sihir miliknya.

KRANGGHH!!!

KRASHHH!!!

Muncul sebuah pisau angin dari hempasan tangannya yang menghancurkan semua ruang sihir miliknya.

"!!"

KABLLARRR!!!!

BLAR!! BLAR!! BLARRR!!!

...…

Asap putih memenuhi tempat pertempuran mereka berdua.

Tomelone mendarat dari udara dan menapakkan kedua kakinya.

Perempuan berambut kuning keemasan itu terlihat pucat, dia memeganig dahinya selagi dia mendarat.

"Hah..hah..hah…. masih belum pulih sepenuhnya ya. Aku masih butuh lebih banyak waktu untuk benar-benar pulih dan kembali berenkarnasi"

Crak…crak…

"?!"

"Be…be…be…lum"

"!!"

Kedua mata hijau terang transparan Tomelone melebar setelah melihat Exxone yang masih bersikeras bangkit dari tanah.

"Tidak mungkin! Bagaimana kau bisa selamat?!"

"Heheh…. Itu… bukan….masalah untukku"

Exxone terengah-engah selagi mencoba menapakkan kedua kakinya yang bergetar.

Tanda lingkar hitam di lehernya terlihat menebal.

"MATI KAU!!"

BAM!! BAM!! BAM!!

Tomelone memunculkan lingkaran-lingkaran transparan dan langsung menembaki Exxone.

BLAR!! BLAR!! BLAR!!!

Serangan telak menghantam Exxone dan langsung melemparnya menjauh.

"U…h…k. Be…l….um"

"KENAPA KAU SANGAT BERSIKERAS?!"

"…"

"Akan kuhabisi kau selagi aku masih punya kekuatan"

"Karena aku tidak ingin kehilangan seseorang yang kukasihi"

"!!"

"Dan juga… untuk membalas rasa percaya yang sudah diberikan kepadaku"

Bersusah-payah untuk bangkit, vampir laki-laki itu membalas pertanyaan Tomelone.

"KU-KUKASIHI?! TUNGGU TUNGGU TUNGGU!!"

"HAH?!"

Tomelone mendadak kehilangan keseimbangannya dan berjalan miring kebelakang.

Kepalanya terlihat berat dan dia langsung berlutut sebelah kaki.

"Tak kusangka dia berpikiran seperti itu tentangku. HEHEHEHE!!"

"KAU! Masih hidup?!"

"Heh! Sebaiknya kau pergi sebelum aku mengamuk! Tak akan kubiarkan tubuh indahku ini diambil oleh orang keriput seperti kau!"

"Apa?! Tidak akan kubiarkan!"

Tomelone terlihat sangat pucat, dia mulai berlari kesana kemari selagi memegangi kepalanya.

"Rotania? Kau!"

Tubuh laki-laki yang sudah penuh luka baret dan memar itu mencoba bangkit setelah melihat peluang muncul dari lawannya.

Tomelone merentangkan kedua tangannya dan memunculkan sebuah lingkaran sihir putih selebar tubuhnya.

TAK!

"IXENITRA!!"

Exxone sudah tepat didepan mukanya itu mengeluarkan sihir andalannya dengan tangan kanannya.

"RAZDELNIK EKSPLOZIJA!"

Kedua sihir penghancur itu dihadapkan satu sama lain dalam satu serangan penentu pertarungan ini.