Tatapanku masih tertuju pada wanita itu, merasa kasihan melihatnya berdiri seorang diri di tempat seperti ini, apalagi aku merasa kondisinya aneh karena sejak tadi dia hanya menundukkan kepala tanpa melakukan gerakan apa pun.
"Jangan pedulikan dia. Kita lanjutkan saja perjalanannya," ucap Zero, masih bersikeras menyuruhku mengabaikan wanita asing itu.
"Kau tidak kasihan padanya, Zero? Dia seorang wanita dan hanya sendirian di tempat sepi seperti ini. Pasti jarang ada yang melalui jalan ini, apalagi tidak lama lagi malam tiba. Bagaimana jika nanti ada orang yang jahat padanya? Bagaimana jika ada pria jahat yang berniat ...." Aku menjeda perkataanku karena ingatan saat Aaron hendak menodaiku kembali terngiang di kepala, sebenarnya aku sedang mengkhawatirkan wanita itu karena takut dia akan mengalami kejdian yang pernah aku alami. Walau bagaimanapun dia seorang wanita.
"Sudahlah, kita tidak mengenalnya. Masalahnya bukan urusan kita."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com