"Bagaimana menurut anda dengan alasanku barusan? Bukankah jawabanku lebih tepat daripada jawaban anda?" tanyaku tidak sabar menantikan keputusannya.
"Alasan anda memang masuk akal. Tapi di sini akulah yang memberikan pertanyaan dan aku pula yang menentukan jawabannya. Jadi suka ataupun tidak, anda harus menerima jawaban yang telah aku tentukan," sahutnya yang membuatku terbelalak tak percaya.
"Ini tidak adil, Tuan Votan. Seharusnya anda memberikan keadilan pada peserta ujian sepetiku. Anda tidak bisa memutuskan seenak anda terutama ketika aku sudah mengutarakan alasan yang logis yang membenarkan jawabanku," tegasku tak terima dengan ketidakadilan yang untuk kesekian kalinya kurasakan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com