Aku dan pria itu saling bertatapan beberapa detik lamanya, dan orang yang pertama memutus kontak mata di antara kami adalah aku. Aku segera memalingkan wajah ke arah lain.
"Giania, kenalkan dia putraku, Mahesa. Saat menemukanmu pingsan, Mahesa yang pertama kali mendengar teriakanmu. Dia juga yang menggendongmu ke rumah ini," ucap Nenek Vella, mengenalkan pria itu yang ternyata putranya. Juga menjelaskan jasa-jasanya padaku.
Aku pun kembali menatap sosok pria bernama Mahesa yang masih berdiri di tempat sambil tatapannya masih tertuju padaku.
"Terima kasih sudah menolongku," ucapku.
"Aku lega melihatmu sudah siuman. Maaf menganggu kalian, aku datang ke sini untuk mengantarkan tanaman obat ini." Dia tidak berbohong karena kulihat tangannya memegang beberapa jenis tanaman obat.
"Ini, Bu. Tanaman obatnya."
"Iya, letakan saja. Ibu akan menumbuknya sebentar lagi."
"Biar aku saja yang menumbuknya. Ibu istirahat saja, pasti Ibu lelah sudah menumbuk tanaman obat sejak tadi."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com