"Mengapa kau masuk melalui jendela?" Karena tak tahan ingin mengetahui alasan dia melakukan tindakan sekonyol itu, aku pun langsung menanyakannya.
"Oh, itu ..." Dia terkekeh seolah pertanyaanku sebuah lelucon baginya. "… sebenarnya aku malas bertemu dengan siswa-siswa menyebalkan di sepanjang lorong yang pastinya sedang berkumpul pada jam-jam segini." Dia kembali tertawa, padahal menurutku tak ada yang terdengar lucu dari perkataannya. Karena jika itu adalah aku, aku tidak akan mempedulikan keberadaan orang-orang yang berdiri berkerumun di lorong, aku akan tetap melewati mereka tanpa perlu menghindar sampai harus mengambil arah lain dengan melewati jendela.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com