"Siapa yang ngajarin kamu bikin puding seenak itu?" tanya Satria saat kami berdua sudah siap untuk tidur.
"Teman di kampus." Aku nggak bohong. Mas Ardan teman sekampus kan? Cuma dia dosen, aku mahasiswanya.
"Kamu niat banget ya ternyata. Apa itu artinya kamu cinta banget sama aku?"
Aku mengedik. "Mungkin."
"Jangan terlalu cinta padaku, Rea. Aku takut mengecewakanmu."
Aku menoleh cepat. "Memangnya kamu berniat mengecewakanku?"
"Aku sudah bertindak sejauh ini, aku nggak ingin mengecewakanmu terlebih menyakitimu. Tapi...."
"Tapi apa?"
"Apa kamu juga bisa menjamin nggak akan pernah meninggalkanku?"
Aku memandang wajah Satria lamat-lamat. Saat ini kami sedang terbaring bersisian di tempat tidur, saling menolehkan kepala. "Aku akan tetap berada di sisi kamu selama kamu nggak akan mengecewakan aku."
"Tapi aku manusia biasa, Rea. Yang nggak pernah luput dari khilaf."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com