66 Terus Terang

Kejadian kayak gini sudah aku prediksi. Tapi nggak sangka bakal secepat ini terjadinya. Mas Ardan muncul di ruang makan membawa tentengan sebuah paper bag yang lumayan besar ukurannya.

Ini aku harus bicara apa sama mereka berdua? Satria dan Ardan. Mau tak mau aku harus mengenalkan mereka kan? Dan memang itu yang sudah ingin aku lakukan sejak awal kuputuskan menginap di rumah mama.

"Ardan! Sini-sini kita sedang makan malam ayo gabung." Papa memanggil Mas Ardan.

Aku bisa melihat muka bingung Mas Ardan. Bahkan langkahnya terlihat lambat untuk menghampiri meja kami.

"Ada acara apa ini Om. Rame bener?" tanyanya.

"Nggak ada. Cuma makan malam biasa. Ayo pasti kamu belum makan."

Mas Ardan tersenyum tipis dan melihat ke arahku dan juga Satria di sebelahku. Apa yang dia pikirkan ya?

"Saya mau anterin ini. Mama baru pulang dari Solo. Ini Tante." Dia mengangsurkan paper bag besar bermotif batik.

Mama langsung menerima. "Wah apa ini? Pake repot-repot sih Jeng Ayu itu."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter