Nusa yang sudah melempar tubuh ke atas kasur serta bergelung di dalam selimut dengan ponsel El yang berada di tangannya pun, mulai menangis di dalam sana. Tangisannya memang tidak bersuara seperti Alvira, namun semua orang juga paham kalau tangisan tanpa suara itu adalah tangis yang terasa menyakitkan.
"Sa, ini gue Mario."
Mendengar suara bariton tersebut, bukannya berkeinginan keluar dari dalam selimut, Nusa semakin mengubur wajahnya dengan bantal. "Nusa-nya gak ada, ilang." Ia menjawab seperti ini dengan suara yang gamblang karena efek dari menangis.
Mario melihat itu. Seluruh tubuh Nusa sudah terbaluti dengan selimut, bahkan sampai kepala. "Emangnya gak nyesek? Nanti keabisan udara loh gak bisa napas, yuk ah buka selimutnya."
Memang, sekarang mungkin hobi Mario adalah menenangkan seseorang yang bersedih. Beberapa menit lalu, ia berhasil menengkan Reza sampai cowok tersebut tertawa. Dan kini, sepertinya ia akan menenangkan Nusa yang terlihat sedih.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com