webnovel

What?

Entah bagaimana Casta harus menjelaskan desain interior rumah milik Damario. Ia benar-benar kagum dengan setiap ukiran yang sangat artistik. Setiap dinding memiliki corak berbeda-beda dan ada pula beberapa dinding yang terbuat dari Kristal menambah kesan glamor.

"Te gusta?" tanya Fernando si penjaga rumah yang dibalas dengan anggukan oleh Casta.

"Que hermoso." Jawab Casta dengan mata berbinar-binar. Kini ia ditemani oleh Fernando Miguel untuk mengelilingi rumah mewah Damario. Fernando menjelaskan bahwa rumah ini didesain oleh seorang arsitek terkenal.

Ia membawa Casta ke ruang tamu yang dihiasi lampu-lampu Kristal disetiap sudut ruangan dan memiliki warna senada dengan dinding. Ruangan itu menghadap langsung dengan lapangan golf karena hanya ditutupi dengan kaca. Meskipun begitu, orang dari luar tidak bisa melihat kedalam dan cahaya matahari pun tak bisa tembus.

"Bagaimana dengan kamar?"

"Terdapat 6 kamar dan salah satunya yang anda tempati tadi nona."

Casta mengernyitkan dahinya ketika melihat kolam renang yang terletak di dalam.

"Tuan muda tidak suka kolam renang berada di area terbuka." Fernando menjelaskan seakan mengerti dengan pemikiran Casta.

"Jadi tuan menyukai warna abu-abu dan hitam? Kulihat hampir seluruh ruangan berwarna abu-abu dan hitam."

"Benar. Tuan muda pecinta seni dan menurutnya kedua warna itu sangat indah bila dipadukan."

Casta mengangguk-anggukan kepala. Fernando menjelaskan bahwa rumah ini memiliki 10 kamar mandi dan fasilitas lengkap seperti Gym, spa, bioskop, tenis meja dan fasilitas lainnya.

Saat tengah mengelilingi rumah itu, pandangan Casta terhenti pada seorang pria yang sedang bersantai sambil membaca buku di depan taman.

"Saya rasa anda harus mengobrol dengan tuan muda. Karena tidak lama lagi anda akan menjadi nyonya muda disini."

Casta tidak paham dengan maksud ucapan Fernando. Ia menjitak dahinya beberapa kali lalu mendekati Damario.

"Tuan."

Pria itu menoleh sebentar lalu kembali fokus pada bukunya.

"Boleh aku tahu kenapa kau mau membeliku?"

Pria itu tidak menjawab. Casta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil memilin-milin jari tangannya.

"Kau tahu aku bukan wanita murahan. Mereka menculikku dan menjualku. Jika kau tidak suka padaku, kau bisa melepaskanku. Aku janji akan membayar kerugian itu."

Damario menatap sinis wajah Casta dan berhenti pada bola mata indah gadis itu. Casta tersenyum. Ia yakin Damario setuju dengan usulnya.

Damario mendekati gadis itu dan menatapnya dari jarak yang sangat dekat. Gadis yang tinggi sebatas dagu Damario itu bisa merasakan hembusa napas Damario. Jantungnya berdetak kencang.

"Kamu." Casta memberanikan diri untuk menatap wajahnya. Ia mendongak dan mendapati mata hazel yang sangat menggoda dengan tatapan tajam. Tiba-tiba Casta merasakan sebuah benda kenyal dan basah menempel dibibirnya. Ia membeku selama beberapa detik sampai akhirnya terdengar langkah kaki pria itu yang semakin jauh.

Casta mengelus-elus dadanya seolah menenangkan sesuatu yang sejak tadi ingin meloncat keluar karena memompa terlalu cepat. Ia berlari menuju kamarnya dan berdiri didepan cermin hias sambil menyentuh bibirnya.

"Pria brengsek. Berani-beraninya dia mencuri ciuman pertamaku." Ia mengepalkan tangannya sambil menatap cermin dan mendapati pipinya yang merah merona menahan malu.

"Nona casta makanan sudah tersedia. Silahkan menuju meja makan karena tuan muda sedang menunggu!"

"Ba..baiklah." Casta menarik napas panjang dan membuka pintu kamarnya. Tangannya terasa sangat dingin ketika melihat Damario duduk dimeja makan. Ia memilih kursi didepan pria itu dan duduk tanpa memandangnya.

"Disfruta tu comida." Katanya sambil mengambil makanan lezat dimeja. Ia memilih Paella dan Tortilla de Patatas.

Ia benar-benar takut memulai pembicaraan dengan Damario. Ia melirik pria itu dan mendapatinya sedang menikmati makanan. Ia memperhatikan mata hazelnya dan tersenyum.

"Guapo".

...…....

Casta duduk ditepi ranjang sambil memandangi rak buku besar yang terisi penuh dengan berbagai buku. Ia memang pecinta buku tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk membaca buku. Ia sudah coba tadi tapi gagal. Konsentrasinya terus mengarah pada kejadian tadi pagi.

Tok tok tok…

"Por favor!"

"Nona hari ini anda harus memilih gaun pengantin."

Casta mengerutkan dahinya.

"Besok anda akan menikah."

"Que?"

.

.

.

.

Notes:

Te gusta? = kau suka?

Que hermoso = indah sekali

Disfruta tu comida = selamat makan

Paella = semacam nasi goring seafood

Tortilla de Patatas = Tortilla dari kentang

Guapo = tampan

Por favor = silahkan

Que? = apa?

Waduh baru aja ketemu kok udah mau nikah sih ?

Whataserendipitycreators' thoughts