webnovel

Dunia Masa lalu

sb_putri · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
10 Chs

Tak Berujung Temu (3)

Huh, syukur aplikasi WhatsApp ku tidak di sadap oleh dendi.

"tidurlah sudah malam" jawab ku pada dendi melalui telfon

"iya sayang, besok pagi aku yang anterin kerja ya", ujar dendi.

"boleh" aku menjawab perkataan dendi dengan pelan.

"tapi besok pagi kita agak cepet perginya, mau sarapan mih pangsit dulu ya, kamu bangun nya agak cepet aja, udah lama ga makan mih pangsit kesukaan kamu. jam 9 aku jemput ya", ujar dendi

"oke besok aku agak cepetan bangunnya, kalau aku belum bangun telvon ya" ujar ku pada dendi

"siap bos" jawab dendi dengan sedikit tertawa meledek ku.

"ya sudah selamat tidur" ujar ku pada dendi

"aaaaaa, telfon nya jangan dimatikan", kata dendi dengan sedikit merengek, ya memang dendi sedikit manja dengan ku.

Dendi memang manja tapi dengan orang orang tertentu saja, itu kata ibu nya dendi. kalau dendi udah mulai manja berarti dia udah nyaman dan bisa jadi kalau dendi tiba tiba manja itu dia ada maunya haha itu sih kata ibu nya Dendi.

beberapa saat kemudian dendi mulai tertidur, aku beberapa kali memanggi manggil dendi tapi dendi tidak menyauti panggilan ku. aku rasa dendi sudah tidur dengan pulas, aku pun mematikan telfonku dan bersiap untuk tidur.

Minggu pagi, sama seperti pagi pagi biasanya. sebenarnya aku masih sangat ngantuk karna aku tidur tadi malam lumayan larut karna dendi menelvon ku. aku pun bangun mandi dan bersiap untuk pergi bekerja.

pagi ini sesuai dengan janji kami tadi malam saat di telvon, dendi yang mengantarkan ku pergi bekerja, sekalian kami makan mih pangsit kesukaan ku. sebenarnya dendi kurang suka makan makanan berkuah seperti soto, mih ayam dan pangsit kuah, tapi aku sangat suka makanan berkuah selera kami seperti keterbalikan hahha dan kebetulan di tempat langganan ku pangsit goreng nya lagi habis. tapi dendi tetap memesan dan memakan pangsit kuahnya.

"kamu kan ga suka pangsit kuah", ujar ku pada dendi dan melirik dendi

"ga papa, sekali sekali. kamu kan ga suka makan sendirian". ujar dendi

Dendi memang sangat paham dengan ku karakter ku apa yang aku suka dan apa yang tidak aku sukai bahkan dengan mood ku juga dendi sangat paham hahaha.

"nanti kalau aku ga makan, pasti kamu ngembek kesel badmood" ujar dendi sambil meledek ku dengan sedikit tertawa

"dih" ujar ku pada dendi dengan sedikit tersenyum sembari memasukan kuah pangsit ku ke mangkok mih.

dendi juga menuangkan kuah pangsitnya ke mangkok mih nya.

"kamu pakai kuahnya dikit aja ga usah banyak banyak kamu kan ga suka kuah,"

dengan cepat dendi menjawab

"iyaiyaa kamu berisik dih" jawab dendi sedikit kesal

"harus habis mih nya ga boleh mubazir" ujar ku kepada dendi.

"iyaaa cerewet" dendi menjawabnya dengan sedikit tertawa sambil menyedok pangsitnya.

selesai sarapan pagi di warung langganan aku di perjalanan menuju ke tempat kerja ku dendi mulai bercerita dendi bilang akhir akhir ini perasaannya sedikit tidak karuan, dendi membahas hal yang sama saat tadi malam menelvon ku.

aku mencoba menenangkan dendi, aku bilang mungkin itu hanya perasaan dendi saja, dendi menjawab iya mungkin hanya perasaan nya saja.

setelah sampai di tempat kerja ku dendi berpamitan pulang.

"nantii sore aku yang jemput ya" ujar dendi

"okedeh, makasih ya. hati hati" aku melambaikan tangan pada dendi.

dendi pun pergi dan aku mulai melangkah masuk ketempat kerja ku.

tak lama dendi dan Al mengirimkan ku pesan secara bersamaan melalui pesan singkat aplikasi WhatsApp.

aku bingung harus membaca dan membalas pesan siapa duluan dendi duluan Apa Al duluan.

("isi pesan dari Dendi dan Al")

(AL : udah bngun kan?)

(DENDI : semangat kerjanya sayang, sore aku jemput ya")

akhirnya aku putuskan untuk membaca dan membalas pesan Al duluan

"udah, kenapa?" jawab ku membalas pesan singkat dari Al.

lalu dengan cepat juga aku membalas WhatsApp dari dendi

"iya ay aku kerja dulu ya" aku langsung membalas dan mengirimkan balasannya dengan cepat ke dendi.

aku berasa memiliki dua pacar sekaligus haha, kadang aku berfikir aku sangat jahat terhadap mereka berdua.

tapi mau bagaimana semuanya sudah terjadi, seandainya dulu Al tidak meninggalkan ku mungkin aku dan dendi juga tidak akan seperti sekarang. tapi ya semuanya permainan takdir, kita juga tidak bisa mengelakkannya. jika boleh meminta aku juga tidak ingin seperti ini. tapi semua nya sudah terjadi aku hanya harus menjalankan nya saja. pasti akan ada yang tersakiti di antara kami bertiga.

aku juga masih tidak bisa lupa dengan Al di tambah aku juga salah menggunakan dendi untuk melupakan Al.

hah semua sangat kacau, cerita percintaan yang sangat rumit. aku tidak pernah sebelumnya mengalami hal seperti ini. tapi aku berusaha agar bukan dendi yang tersakiti di sini. dendi memiliki hati yang lembut aku rasa dia mungkin tipe lelaki yang mudah menangis jika hatinya sakit, dia sangat lembut bahkan membentak ataupun memarahi ku dengan nada tinggi tidak pernah. kalau dendi tau pasti dendi sangat kecewa dengan ku.

dan juga aku tidak ingin Al ikut sakit, walau pun Al lelaki cuek dingin tapi kalau sakit hati aku tidak jamin Al akan baik baik saja, apalagi Al tipe cowok yang tidak mudah untuk dekat,nyaman dan akrab dengan wanita.

Al sangat payah kalau di bilang soal wanita, kata Al bahkan dia ga pernah duduk berdua dengan wanita lain selain ibu dan adik perempuannya. dia tipe orang yang susah dalam membuka hati.

aku yang terlalu egois, aku tidak ingin melepaskan salah satu dari mereka. di satu sisi aku senang di sukai oleh dendi, dendi yang mengerti aku diri ku keadaan ku dan yang paling penting mood ku.

tapi di satu sisi lagi aku masih belum bisa melupakan cowok yang waktu itu mengajak ku pacaran walau hanya 1 minggu bahkan bisa di bilang mungkin hanya pacaran pura pura saja, mungkin dulu dia mengatakan dia suka pada ku dan bertanya pada ku mau tidak jadi pacarnya mungkin itu hanya iseng atau mungkin dia gabut atau mungkin dia kesepiam saat itu.

tapi aku benar benar sangat menyukai Al, cowok yang belum pernah bertemu dengan ku walau sekali saja. Cowok cuek, dingin dan misterius menurut ku, tapi dia sangat humble.

aku harap aku tidak akan menyakiti mereka berdua, walau pun nantik bukan salah satu di antara mereka yang menjadi patner ku dalam menjalani biduk rumah tangga, bagaimana pun jodoh tidak ada yang tau. dan tetap saja apa yang akan terjadi kedepannya aku masih berharap tidak menyakiti siapa pun, walau pun itu mustahil.