webnovel

Perceraian (Dibalik Layar yang Tidak Diketahui)

Aku masih ingat, saat itu aku masih sangat belia ketika kedua orangtuaku memutuskan untuk berpisah.

mereka berdua adalah sosok yang hebat menurutku.

Ayahku adalah seorang manager di perusahaan asing . Keluar negeri adalah rutinitas dalam pekerjaannya. tetapi disela kesibukannya iya tetap memprioritaskan keluarga.

Dan ibuku adalah seorang pramugari cantik dengan jam terbangnya yang tinggi.

Mereka berdua hebat.

karir dan keluarga mereka kelola dengan baik.

tetapi sebaik-baiknya tupai melompat pasti ada kejenuhan dalam setiap lompatannya.

mereka berdua lebih sering untuk menghabiskan waktu di dunia pekerjaan.

jika pun free time, hanya aku yang mereka utamakan. tidak mengutamakan kepentingan pasangan masing-masing.

Dan pada saat keputusan itu terjadi, aku menyalahkan diri sendiri.

apakah karena aku?

tetapi Ayah memastikan dengan sekuat tenaga, bukan karena aku. tetapi karena keegoisan mereka berdua.

.

Hak asuh jatuh kepada Ibu. tetapi Ibu membuka pintu selebar-lebarnya jika ayah ingin mengunjungiku.

.

setahun dua tahun pasca perceraian, semua masyarakat baik-baik saja.

saat usiaku menginjak 15 tahun ayah mengajakku berjalan-jalan. Ayah meminta maaf kepadaku jika ini adalah timing yang buruk.

ayah meminta izin kepadaku untuk perjalanan dinasnya lagi. tapi kali ini mungkin akan menetap lama. dan selama itu ia tidak bisa mengunjungiku. ia akan ke luar negeri dan menetap untuk beberapa tahun.

.

Aku menangis saat kembali pulang ke rumah.

tidak mau berpamitan dengan Ayah, tidak mau melihatnya lagi. pergi lah, pikirku.

Ibu hanya bisa melihatku menangis dan membiarkanku masuk ke dalam kamar.

Ibu menghela napas dan berbicara kepada Ayah.

"Dia marah." kata Ibu

"Hm.. dia kecewa padaku" sambung Ayah.

"ku pikir ini hanya masalah waktu,Sandra"

Ibu mengangguk setuju.

"sering-seringlah berkabar untuknya"

"ya pasti"

.

malamnya ibu mencoba menghiburku tetapi aku tidak mau mendengarkan.

"Lily, sayang... Ayah tidak akan meninggalkanmmu dan melupakanmu sayang, ini hanya masalah pekerjaan" bujuk ibu.

aku menggeleng, aku tidak setuju dengan pendapat ibu.

"besok pagi ayah akan kesini lagi dan berpamitan sekali lagi. temui lah dia, itu akan lebih baik untuk kalian berdua ".

Ibu mengecup keningku dan meninggalkan ku dalam kegelapan kamar.

.

03:00

"apa -apaan... jam berapa ini Ben?

kau ingin menculik anakmu atau berpamitan?"

aku mendengar sayup-sayup suara ibu mengomel di depan pintu rumah.

"Maaf Sandra, jadwal keberangkatanku di percepat. aku juga tidak yakin Lily mau bertemu denganku, aku hanya bisa datang dan memberikan ini"

"Ben, kau harus berpamitan dengannya terlebih dahulu "

"aku tahu Sandra, aku tahu, tapi aku minta tolong padamu"

"oke... baik lah. jam berapa kau akan ke airport? mungkin aku bisa membangunkan Lily".

"Jam 5 pagi ini akan berangkat. aku pikir tidak sempat bertemu dengan Lily".

.

Aku mencoba keluar dari kamar secara perlahan, ingin melihat wajah ayahku untuk yang terakhir.

di ruang tamu ayah terduduk lesu, dengan ibuku yang menyajikan secangkir teh. untuknya.

pemandangan yang beberapa tahun lalu sudah tak pernah ku lihat.

Aku ingin mencoba mendekati dan memberikan salam perpisahan untuk Ayah, tetapi langkahku terhenti saat aku melihat Ayah dan Ibu berpelukan dengan mesra dan berciuman dengan nafsunya.

Aku tahu ini adalah ritual dalam hubungan suami istri, tetapi mereka kan sudah berpisah?

Ah, atau mungkin andai ayah tidak bertugas keluar negeri mereka akan rujuk kembali?

Aku berdiri terpaku dalam kegelapan ruangan dan melihat detik demi detik saat ini dan ayah bercinta dia atas sofa.

.

Namaku Lilyana Benova. Diusia 15 tahun pertama kalinya aku melihat hubungan seksualitas antara ayah dan ibu yang telah berpisah.