Gelap, seperti ketika kau dipancang pada sebuah lautan yang asing dan tidak berpenghuni. Sama juga seperti Evan, yang saat ini seperti dikurung dalam kegelapan semesta yang pekat. Ada asap menggulung dan memenuhi dada Evan, merangkak naik sampai ke kepalanya, lalu memenuhi matanya.
Kegelapan itu berupa kenangan lama, yang menyayat Evan dan menghantamnya bertubi-tubi.
"Ayah," getar Evan dengan sangat lirih, kala matanya yang gelap seperti orang yang lemah namun kesurupan itu kini menyisiri kerlip bintang buatan yang berasal dari lampu di tengah-tengah. Lampu itu layaknya kehidupan, yang harusnya membawa ruh ayah Evan kembali.
"Kuharap kau suka," bisik Luci, yang juga memandangi kerlip bintang buatan di dalam ruangan. Gadis itu tidak tau rasanya memiliki orang tua, atau rasanya ketika merana dan menderita saat ditinggal mereka. Luci hanya tau bahwa hatinya kosong tanpa kenangan seperti itu.
Sementara Evan kebalikannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com