"Maaf yah Mamah, Papah, Om, Tante, tapi Kevin hanya menganggap Mela sebagai sahabat. Lagipula ada gadis lain yang Kevin suka." Ayahnya Mela langsung diam, tak jadi memasukkan steak daging sapi ke mulutnya. Pria gagah itu meletakkan garpunya dan menatap tajam Kevin. Aura hitam menguar menurunkan suhu di ruang makan, menjadi sangat dingin seolah berada di Kutub Utara.
Raras dan Chandra saling bertatapan merasakan suasana hangat di ruang makan berubah mencekam. Seolah semua kehangatan tersedot keluar berganti dengan suasana dingin yang mencekam.
Chandra menatap anak sulungnya, memberi kode agar ia meralat ucapannya. Kevin balas menatap ayahnya, tapi pemuda tampan itu tak peduli. Ia malah melanjutkan makan seolah tak ada yang terjadi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com