webnovel

Dibatas Senja

Lusi Aryani, 20 th, Mahasiswi FEB, semester IV, gadis dengan penampilan sederhana karena kondisi ekonomi keluarga yang hanya dibilang cukup namun keinginan begitu kuat untuk melanjutkan pendidikan berbekal dengan prestasinya. Dia ingin merubah kehidupan keluarganya, sesuatu yang harus diperjuangkan tidak menyerah untuk meraih harapannya. Janggan Pringgohadi, Mahasiswa Tehnik Arsitek semester 8, anak tuan tanah di salah satu kota kecamatan di Yogyakarta, anak panggung, tentu banyak penggemar, dijodohkan dengan Jihan anak temen orang tuanya. Bagaimana sikap janggan atas perjodohannya sedang dia mulai tertarik dengan lusi anak FE depan kostan. Apakah mungkin keluarga Janggan merestui hubungan mereka jika orang tuannya tahu Lusi bukan dari keluarga yang selevel dengan mereka. Bagaimana jika ternyata Janggan memilih mengikuti keinginan keluarganya. Disini kisah mereka diuji hingga dibatas perasaan Lusi dan Janggan, Dibatas Senja

Tari_3005 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
91 Chs

Bab 10

Tanpa terasa liburan semester dah di depan, itu artinya para penghuni kost udah pada siap siap pulkam, begitu juga dengan Janggan dan Lusi.

Janggan sudah janji sama Ibu tersayangnya untuk pulang di Sleman setelah ujian selesai ada pertemuan keluarga. Tapi berat rasa hatinya harus jauhan sama lusi, cewek yang beberapa hari ini nemani dia mulai sarapan pagi, ngingetin dia belajar, jangan begadang di cafe dan hal manis lainnya, aku akan kangen.

"udah siap siap mas, jam berapa pulang" cewek itu dah muncul di depan pintu kamar.

"lho, dari kapan disitu" jawab janggan kaget.

"orang salam gak ada yang jawab, aku langsung masuk, jam berapa pulang mas"

"Hei, boleh panggil dengan mas, lebih mesra kayaknya" Janggan tersenyum jahil suka banget lihat pacarnya tersipu malu dengan wajah memerah merona tanpa make up.

"biasa aja mas kan panggilan pada yang lebih tua, gak ada istimewanya deh kalo di kampung, di sleman sama juga kan" lusi dak mau kalah, "tapi berasa beda dik, kalo yang manggil tuh kamu" dicoleknya dagu lusi," eh apa an sih megang sembarangan" lusi cemberut dengan memanyunkan bibirnya, bikin gemes yang lihat.

"Jangan kau tunjukan lagi ekspresi kayak gitu ya, kalo mau selamat" dilihatnya dengan gemes gadis di depannya.

"Mas aja yang mesum pikirannya, sejak kapan juga panggil aku dengan dik, biar berasa pasangan ya, mas sama dik, hik hik hik" tanpa di duga lusi, Janggan mengecup singkat tepat di bibir mungilnya.

"ah, apa yang mas lakukan," ciuman pertamaku kenapa dia tanpa ijin sih.

"dak papa kan sama pacar sendiri, janji deh dak bakal nglakuin lebih" .

"mas dah nyium cewek berapa hayo ngaku" lusi protes sedang ini buatnya yang pertama, "berapa cewek ya, emmmm gak terhitung, " ingin terus menggoda gadis polos di depannya yang saat ini berstatus kekasihnya.

"ah jahat, mas dak banding dong, mas nyuri ciuman pertamaku, " tanpa sadar lusi mencubit janggan di perutnya, yang dibalas dengan dekapan Janggan, ya saat ini lusi dalam pelukan laki laki, dia menikmati pelukan ini.

"lepas, aku mau balik ke kost, mas jahat" lusi berusaha lepas dari pelukan laki laki jawa tulen dengan postur jangkungnya masih tetap mempererat pelukannya, "biarkan tetap seperti ini untuk bebarapa saat ya dik, aku akan pulang ke kampung takut kangen lama gak ketemu kamu," dilihat nya lusi dengan mata yang sendu, dak tahu perasaan apa ini, sacam takut kehilangan. Lusi mendongak melihat ke pupil mata hitam milik laki laki yang dicintainya," kita kan hanya libur semester mas, nanti juga ketemu lagi, sebulan, lama juga ya". lusi pun menikmati perlakuan lembut pacarnya dengan menenggelamkan kepalanya dalam dada bidang Janggan. Tanpa sadar janggan mengelus punggung lusi dengan lembut, perasaan macam apa ini ? kenapa aku dak mau pisah sama gadis yang belum lama dikenalnya, dan sudah dijadikan pacarnya, ada apa dengan diriku.

"Ayo mas kita siap siap, aku juga mau ke terminal Terboyo, anterin aku dulu ya, sebelum mas ke Sleman". akhirnya Janggan melepaskan pelukannya bener juga lusi, mereka masih muda takut kebablasan kalo berduaan di kamar terlalu lama.

Janggan nganter lusi dulu ke terminal terboyo dan naik bis jurusan Surabaya, dengan tujuan ke Lamongan salah satu kabupaten di Jawa Timur, dengan hati berbunga.

"Jangan lupa ngabari ya kalo dah nyampe rumah" lusi mengangguk sambil melambaikan tangan.

Janggan ke luar dari bis menuju ke parkir mobil nya dengan berat hati, kok aku jadi cengeng gini.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Janggan takut pulang ke Sleman, apalagi ada pertemuan keluarga pasti masalah perjodohannya dengan jihan anak temen bapaknya daro Solo akan dibahas dalam pertemuan keluarga, kenapa sih dak bisa biarin anak anak mereka seneng dengan pilihannya sendiri, hari gini perjodohan masih aja digunakan untuk menyambung silaturahmi yang berkedok bisnis.