webnovel

Bab 6

Antara Sakinah Mawaddah Warahmah dan Belasungkawa

Rumah Habib

Kartika : "Tante, Habib mana nih kok belum dateng juga"

Ummi Aisyah : "Iya yah si abang kemana lagi dari tadi siang sampai sore kok belum balik juga. Abi tau gak abang di mana?"

Abi Abdul : "Mungkin masih ada urusan di kantornya"

Ummi Aisyah : "Kalo memang ada urusan di kantornya terus Izah gimana dong masa Izah nungguin abang kan kasian"

Kartika : "Gimana nih Han makanannya kalo dingin kan gak enak"

Jihan : "Sabar kak Tik abang pasti pulang kok"

Tin Tin. Terdengar suara klakson dari luar rumah.

Jihan : "Eh itu kan suara mobilnya bang Habib. Ayo siap – siap semua"

Karika : "Ok"

Setelah memarkirkan mobil di carport Izah terlebih dahulu memasuki rumah. Saat pintu rumah terbuka…

Kartika : "Surprise"

DOR. Suara confetti mulai terdengar. Yang semula ruangan gelap gulita kini menjadi terang. Kartika terkagetkan oleh seseorang yaitu Izah dan Izah pun juga ikut kaget.

Kartika : "Loh Habib mana? Siapa ini?"

Tak lama kemudian Habib pun masuk ke dalam rumah.

Habib : "Kartika?"

Kartika : "Ini siapa om, tante?" Sambil menunjuk Izah.

Ummi Aisyah : "Ah ini emm ini" Ummi Aisyah bingung untuk menjelaskan

Habib : "Tik ayo bicara dulu dengan ku dulu di luar"

Kartika : "Hah kenapa harus bicara di luar? Hiks. Hiks. Hiks. Apa ini semua? Kenapa kalian semua diem? Han lu kok diem aja sih hah? Hiks. Hiks. Hiks." Sambil menangis

Jihan : "Kak gue juga bingung mau ngomong apa sama lu"

Kartika : "Ah jadi ternyata bener. Hiks. Hiks. Hiks. Ternyata kata orang – orang di kantor kamu Bib. Jadi dia calon istri kamu? Terus aku jadi siapa di hidup mu hah? Hiks. Hiks. Hiks"

Habib : "Ayo kita bicara"

Kartika : "Apa yang perlu dibicarakan hah"

Habib : "TIKA"

Kartika : "Wah sekarang kamu bahkan udah berani buat bentak aku. Sejak dari dulu kamu bahkan gak pernah bentak aku"

Habib : "Maaf"

Kartika : "Maaf? Cuma kata maaf yang bisa kamu ucapkan sekarang"

Ummi Aisyah : "Tika kamu tenang dulu nak. Hks. Hiks. Hiks"

Kartika : "Tante. Hiks. Kenapa tante jahat sama Tika"

Ummi Aisyah : "Tika kamu tenang dulu dan dengerin penjelasan dari kita. Ayo duduk dulu"

Habib : "Han kamu bawa Izah ke kamar dulu"

Izah : "Mas"

Habib : "Tolong turutin permintaan maaf sekali ini saja. Nanti mas jelaskan kepada kamu"

Akhirnya Kartika mau mendengarkan penjelan dari mereka.

Abi Abdul : "Tika om minta maaf sama kamu. Om yang lakuin ini semua karena om berpikir kalau kamu tidak akan kembali lagi ke sini"

Kartika : "Maksud om apa? Kan aku udah bilang kalau aku pasti balik ke sini. Om bener – bener jahat banget sama aku. Om anggap aku ini apa? Om seenaknya membatalkan pertunangan ini"

Abi Abdul : "Iya om tau om salah om minta maaf"

Kartika : "Kalian semua keterlaluan. Apa kalian gak mikirin gimana perasaan ku. Hiks. Hiks. Hiks."

Ummi Aisyah : "Tika kamu tanang dulu ya nak"

Kartika : "Sudah lah aku memang gak pernah dianggap di sini. Kalau gitu Tika pergi dulu om, tante"

Ummi Aisyah : "Tika, nak maaf kan kami"

Kartika pun pergi, namun ketika sampai di depan pintu Kartika berhenti sebentar.

Kartika : "Bahkan saat ini pun Tika gak bisa marah sama kalian. Hiks. Hiks. Hiks. Karena apa? Karena kalian orang yang paling aku percayai di dunia ini.  Terima kasih untuk selama ini karena kalian mau menampung aku yang hanya seorang anak broken home" 

Kartika pun berlalu pergi.

Ummi Aisyah : "Kamu pergi susul Tika sekarang. Biar ummi yang akan jelaskan kepada Izah"

Habib : "Iya mii"

Habib pun pergi mengejar Kartika.

Ummi Aisyah : "Han kamu bawa Izah ke sini untuk bicara"

Jihan : "Iya tante"

Ummi Aisyah : "Zah kami sekeluarga mau meminta maaf sama kamu atas kejadian ini"

Izah : "Izah mau penjelasan"

Ummi Aisyah : "Baik ummi akan jelaskan. Semua ini bermula saat kita dan keluarga Jihan pertama kali pindah ke sini. Saat itu usia Habib adalah 8 tahun. Kami di sini pindah karena abi ditugaskan untuk pindah ke sini. Setiap hari kami mendengar suara tangisan anak kecil dari rumah sebelah. Awalnya kami kira itu hanya tangisan biasa tapi tangisan itu selalu terjadi setiap hari bahkan di malam hari un anak kecil itu selalu menangis. Karena merasa kasian abi dan ummi memutuskan untuk berkunjung ke rumah sebelah. Rumah itu suram seperti tidak ada penghuninya. Lingkungan rumah itu sepeti tidak terawatt lama. Kami pun ragu namun suara tangisan itu kembali terdengar lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk bertamau.

Ummi Aisyah : "Assalamualaikum"

Pertama kali mengatakan salam tidak ada tanda – tanda orang dari dalam rumah, namun setelah ketiga kali salam lalu keluarlah seorang nenek – nenek.

Ummi Aisyah : "Permisi"

Nenek : "Iya ada yang bisa dibantu?"

Ummi Aisyah : "Kami orang baru yang menempati rumah sebelah"

Nenek : "Oh begitu rupanya. Maaf ya bu pak saya lupa menyapa"

Ummi Aisyah : "Ah seharusnya kami yang menyapa duluan nek"

Nenek : "Iya ndak apa – apa"

Ummi Aisyah : "Bolehkah kami masuk nek?"

Nenek : "Oh iya silahkan masuk"

Kami pun akhirnya masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah itu terlihat sekali kalau sudah lama tidak pernah ditinggali oleh seseorang. Banyak sekali kain – kain putih yang diletakkan di atas barang – barang agar menjaga barang tersebut tidak berdebu. Lantai rumah yang sangat berdebu sekali. Kami bahkan berpikir bahwa rumah ini sebenarnya berhantu dan suara tangisan itu adalah suara hantu.

Nenek : "Silahkan duduk di sini bu, pak"

Ummi Aisyah : "Ah iya terima kasih"

Nenek : "Saya minta maaf ya kalau rumahnya sangat kotor"

Ummi Aisyah : "Maaf nek bolehkah saya bertanya?"

Nenek : "Iya silahkan"

Ummi Aisyah : "Kami setia hari selalu mendengar suara tangisan anak kecil nek tu siapa"

Nenek : "Oh itu suara non Kartika"

Ummi Aisyah : "Kalau boleh tahu kenapa ya nek kok bisa nangis terus?"

Nenek : "Ini semua bermula saat dua tahun yang lalu saat tuan dan nyonya memutuskan untuk bercerai. Mereka bercerai karena nyonya yang selalu membawa seorang pria ke sini, nyonya selalu pulang malam, nyonya selalu mabuk – mabukan, nyonya selalu marah – marah pada non Kartika. Pertama kali saya mengira bahwa nyonya

melakukan ini semua mungkin karena ada masalah tetapi nyonya selalu melakukan ini tanpa ada henti – hentinya hingga tuan muak dengan perbuatan nyonya. Lalu tuan memutuskan untuk bercerai dengan nyonya"

Ummi Aisyah : "Kenapa ya ibunya Kartika seperti itu nek"

Nenek : "Awalnya saya juga tidak tahu, namun pada saat malam hari setelah dilakukannya persidangan perceraian nyonya pamit kepada saya dan menitipkan non Kartika kepada saya. Saat itulah saya bertanya kepada nyonya kenapa nyonya melakukan ini semua padahal nyonya yang saya kenal dulu tidak pernah seperti ini dan nyonya pun akhirnya memberikan jawabannya. Nyonya berkata bahwa tuan telah berselingkuh darinya. Nyonya saat itu merasa depresi dan bingung mau melakukan apa. Dan akhirnya nyonya memutuskan untuk melakukan hal tersebut. Lalu sejak saat itu non Kartika selalu menangis dan mencari keberadaan nyonya. Saat itu juga tuan malah lebih asyik hidup bersama selingkuhannya dan membiarkan saya dan non Kartika tinggal di sini"

Ummi Aisyah : "Apa papanya Karika jarang ke sini?"

Nenek : "Sebenarnya tuan beberapa kali ke sini namun saat tuan ke sini non Kartika selalu menannyakan keberadaan nyonya hingga akhirnya tuan muak dan tidak pernah ke sini lagi"

Ummi Aisyah : "Astaghfirullah. Apa kami sekarang boleh melihat keadaan Kartika nek?"

Nenek : "Iya boleh"

Kami pun semua bergegas pergi menuju kamar Kartika untuk bertemu dengannya. Saat itu keadaan kamarnya sungguh berantakan. Dan Kartika terlihat sedang memandangi foto keluarganya.

Nenek : "Non"

Kartika : "Bibi"

Saat Kartika menoleh saat di panggil ummi tak sanggup untuk tidak menangis. Keadaanya sungguh mengenaskan. Penampilannya acak – acakan, kantung matanya besar, terdapat lingkaran hitam di matanya.

Nenek : "Non ini ada om dan tante yang tinggal di sebelah rumah"

Kartika : "Oh"

Hanya itu saja jawaban anak kecil itu. Lama kami semua berada di dalam kamar tersebut lalu keluar lah pertanyaan dari mulut gadis kecil itu.

Kartika : "Bi, mama mana?"

Ummi pun tak kuasah untuk memeluk tubuh mungilnya.

Ummi Aisyah : "Sayang apa kamu mau ikut tante?" Sambil menangis

Kartika : "Kemana?"

Ummi Aisyah : "Kita pergi ke rumah tante yaa"

Kartika : "Enggak Tika gak mau pergi ke mana – mana. Tika bakal tungguin mama balik"

Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk Kartika mau pindah ke rumah kita, namun penantian itu pun membuah kan hasil dan Tika pun mau untuk pindah ke rumah kita.

Izah : "Terus sekarang masalah yang sebenarnya apa ummi. Hiks. Hiks. Hiks.?"

Ummi Aisyah : "Masalah yang sekarang adalah saat Tika dan Habib mulai tumbuh besar mereka mulai saling menyukai. Lalu saat Habib selesai sekolah AKPOL dia memutuskan untuk bertunangan dengan Kartika saat itu juga sudah menyelesaikan S1 hukum. Lalu satu tahun kemudian Kartika memutuskan melanjutkan S2 di luar

negeri. Waktu awal – awal dia masih memberikan kabar, namun lama – kelamaan dia menghilang tanpa kabar. Sejak saat itu kami semua hilang kontak dengan dia, Kartika tidak pernah kembali ke sini sejak saat itu"

Abi Abdul : "Maka dari itu abi memutuskan untuk mencari calon yang lain dari pada Habib harus menunggu Kartika yang tidak ada kabar kejelasan"

Izah : "Ummi, Abi, Izah mau istirahat di kamar"

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.