webnovel

Bab 5

Antara Sakinah Mawaddah Warahmah dan Belasungkawa

Habib mengajak Izah menemui petinggi polres untuk meminta tanda tangan di formulir persyaratan pernikahan mereka. Ada lima pejabat yang harus mereka temui yaitu Kabag Ren, Kabag Op, Kabag Sumda, Wakapolres, Kapolres.

Habib : "Kamu masih gugup?"

Izah : "Iya mas"

Habib : "Kamu tenang aja gak usah terlalu gugup. Semua bakaln lancer kok"

Izah : "Iya mas"

Habib : "Ayo kita masuk"

Mereka akhirnya mulai menemu Kabag Ren, Kabag Op, Kabag Sumda, Wakapolres, dan terakhir di sini lah mereka

di ruangan yang terkenal dengan orang yang paling garang di kantor ini yaitu Kapolres.

Kapolres : "HABIB? ADA PERLU APA KAMU KESINI?" Kata Kapolres dengan nada yang yang tinggi.

Habib : "SIAP! MAU MINTA PEMBEKALAN PERNIKAHAN NDAN" Jawab Habib yang tak kalah kerasnya.

Mendengar mereka berbicara sudah membuat mental Izah down karena mereka berbicara seperti saling membentak satu sama lain.

"Kenapa aku merasa kalau Mas Habib tiba – tiba langsung berubah dari yang sebelumnya ngomongnya lemah lembut terus sekarang jadi ngebentak – bentak gini" (Batin Izah"

Kapolres : "DUDUK!"

Habib : "SIAP"

Kaolres : "SIAPA NAMA CALON ISTRI KAMU"

Saat Pak Kapolres menanyakan itu Izah tak langsung menjawab dia masih ketakutan dan pikirannya tak focus hingga saat Pak Kapolres bertanya tak langsung dijawab Izah hingga lengan Izah didorong oleh lengan Habib baru lah Izah sadar dari lamunannya.

Izah : "Eh hem iya kenapa pak?"

Kapolres : "Siapa nama kamu" Kata Pak Kapolres dengan nada yang sedikit leih lembut dari yang biasanya.

Izah : "Na na nama saya Siti Faizah pak"

Kapolres : "Kamu pasti masih takut karena saya ngomongnya keras banget ya"

Izah : "Eh iya maaf pak"

Kapolres : "Hahaha iya tidak apa – apa itu sudah sering terjadi"

Izah : "Iya pak"

Kapolres : "Kamu yakin mau menikah sama Habib?"

Izah : "Iya pak"

Kapolres : "Kamu tau resiko jadi istri polisi seperti kita ini?"

Izah : "Iya pak tau"

Kaolres : "Kamu tau betapa besar resiko kematian polisi seperti kita ini?"

Izah : "Iya tau pak"

Kapolres : "Kamu tau gaji dia tidak sebesar gaji pengusaha di luar sana"

Izah : "Iya pak tau"

Kapolres : "Kalau kamu tau jadi istri polisi itu banyak merugikan apa masih mau untuk menjadi istri seorang abdi Negara?"

Izah : "Iya pak saya mau"

Kapolres : "Kalau begitu kamu Habib"

Habib : "SIAP NDAN!"

Kapolres : "Kamu jadilah istri yang baik untuk dia"

Habib : "SIAP NDAN!"

Setelah itu mereka berdua keluar ruangan dan mereka bersiap untuk pulang.

Izah : "Mas tunggu"

Habib : "Iya kenapa Za?"

Izah : "Mas yakin mau nikahin Izah

Habib : "Insyaallah mas siap lahir dan batin buat nikahin kamu"

Setelah mendengar ucapan Habib, Izah langsung tersenyum malu. Melihat tingkah Izah yang tersenyum malu – malu membuat Habib juga ikut tersenyum.

Habib : "Kalau kamu gimana Zah mau jadi pendamping hidup mas selamanya?"

Izah : "Iya mas Izah insyaallah siap"

Habib : "Alhamdulillah kalau gitu jawaban kamu. Yaudah ayo kita pulang"

Izah : "Ayo mas"

Habib : "Eh tunggu dulu Zah"

Izah : "Iya kenapa mas?"

Habib : "Kita pergi ke Dufan yuk"

Izah : "Hah ngapain mas?"

Habib : "Kita ngedate"

Izah : "Ih masa ngedate di Dufan"

Habib : "Ya gak apa – apa. Udah ayok"

Dufan

Pukul 12.30

Suasana Dufan saat ini sangat ramai. Suara – suara teriakan histeris menyambut kedatangan kita berdua. Sejak diresmikan pada tahun 1985 Dufan telah menjadi bagian dari keluarga Indonesia sampai kini. Ada berbagai macam mainan di sana bianglala, kora – kora, hysteria, ontang anting dan masih banyak lagi.

Habib : "Kamu mau naik apa Zah?"

Izah : "Gak tau mas bingung. Habisnya banyak banget wahananya"

Habib : "Ya udah kamu mau naik ontang anting gak?"

Izah : "Wah seru tuh ayok mas"

Ontang anting dibuat oleh Zierer sejak tahun 1972. Hanya ada 200 unit di dunia salah satunya karya aseni gaya renaissance. Ontang anting beroperasi sejak 1987. Ayunan setinggi 4 meter ini mampu mengangkut 48 orang. Suara teriakan histeris orang – orang yang menaiki ontang – anting berpadu menjadi satu. Permainan ini berputar dengan keceptan yang sangat cepat. Menaiki ini seperti menaiki ayunan di atas awan, sangat tinggi.

 

Izah : "Uwahh seru banget mas"

Habib : "Kamu mau naik apa lagi?"

Izah : "Kita naik Rajawali yuk mas"

Habib : "Ayok"

Rajawali tingginya 25 meter dengan kapasitas 56 orang.

Izah : "Wahh mass tinggi banget. Aahhh"

Habib : "Hahaha kamu sih tadi ngajakin naik ini"

Izah : "Loh loh kok tiba – tiba berhenti ini. Uwahhh"

Akhirnya mereka selesai menaiki Rajawali.

Izah : "Mas mas aku mau naik itu deh" Sambil menunjuk salah satu wahana.

Habib : "Kamu mau naik Halilintar?"

Izah : "Iyah mas aku mau coba. Maklum di desa gak ada tempat yang kayak gini. Hehehe"

Habib : "Ya udah ayok"

Izah : "Mas kita duduk yang di tengah – tengah aja"

Habib : "Loh kenapa?"

Izah : "Kalo yang di depan takut mas"

Habib : "Hahaha iya terserah kamu"

Izah : "Lah kok antrinya panjang banget sih kan lama jadinya"

Habib : "Gak apa nanti pasti giliran kita. Sabar"

Izah : "Hehehe iya"

Halilintar. Roller coaster ini bernama halilintar. Berusia 34 tahun. Meluncur secepat dua kali gaya gravitasi. Memiliki putaran 360 drajat. Dan memuat 24 bangku penumpang.  Setelah lama mengantri akhirnya mereka berdua menaiki roller coaster ini.

Habib : "Habis ini mau naik apa lagi?"

Izah : "Capek mas. Laper juga"

Habib : "Ya udah ayo kita makan"

Izah : "Ayok"

Habib : "Kamu mau makan apa?"

Izah : "Aku mau big mac sama choco pie terus minumnya Fanta float"

Habib : "Mbak big mac satu, cocho pie satu, Fanta float nya sat, terus paket panas special satu"

Izah : "Mas habis ini kita mau ngapain? Pulang?"

Habib : "Jangan dulu mas mau naik Bianglala pas lagi waktunya buat nikmatin sunset di kota Jakarta"

Izah : "Uwah asik tuh mas. Ayok kita pergi"

Habib : "Ok"

Kincir raksasa pertama di Indonesia diberi nama Bianglala. Bianglala ini sudah beroperasi sejak tahun 1985. Bianglala ini didatangkan langsung dari Italia. Tinggi bianglala ini adalah 30 meter. Memiliki 30 gondola. Bianglala ini dapat menampung 180 orang.

Izah : "Uwah keren banget bisa lihat kota Jakarta dari sini"

Habib : "Hhmm"

Izah : "Untung kita cuma berdua"

Habib : "Hhmm"

Izah : "Mas kenapa sih kok dari tadi diem aja"

Habib : "Enggak mas gak apa – apa kok"

Izah : "Mas sakit yaa? Kok wajah mas pucat"

Habib : "Enggak"

Izah : "Terus kenapa? Heh apa mungkin mas takut naik ini?"

Habib hanya bisa terdiam saja mendengar perkataan Izah.

Izah : "Hah beneran? Jadi mas takut?"

Habib : "Gak gitu Zah nanti kalau tiba – tiba berhenti mesinya terus kita gak bisa turun gimana?"

Izah : "Mas gak usah takut. Ada beberapa orang yang mungkin takut untuk mencoba menaiki ini. Pengalaman naik pertama kali wahana ini pasti jantung berdebar – debar dan terasa menegangkan, karena kita akan dibawa naik tinggi sekali dari daratan. Melihat pemandangan ke bawah yang jadi kecil – kecil, pasti semua akan membayangkan kalau jatuh dari sini seperti apa? Kala itu ada perasaan takjub tapi juga ada perasaan takut semua bercamur menjadi satu. Meski begitu menaiki ini rasanya seperti diterbangkan ke langit dengan lembut, lebih tinggi dari rumah – rumah dan setinggi burung – burung yang berterbangan di angkasa. Bukankah ini perasaan yang menyenangkan?

Habib : "Kamu benar juga ya Zah"

CUP. Habib mengecu bibir merah Izah tanpa sengaja yang membuat pipi Izah menjadi merah merona.

Habib : "Ah maaf Zah aku melakukannya secara tidak sengaja. Entah kenapa aku menjadi terbawa hawa nafsu seperti ini. Mungkin karena suasanya yang mendukung yang menjadikan aku.."

CUP. Izah balik mengecup Habib.

Izah : "Jangan salahkan suasana atau apapun atas perasaan mu"

Habib : "Hmm" Sambil tersenyum malu.

Izah : "Ahh bagusnya pemandangannya. Aku berharap andai waktu dapat berhenti, maka aku akan meminta berhenti sekarang juga"

Sound :Fana Merah Jambu by Fourtwnty

Di depan teras rumah

Fana merah jambu, ku berdua

Momen-momen tak palsu

Air Tuhan turun, aromamu

Ku lihat segelintir senja melintas di depanku

Tersalurkan aliran syaraf buntu

Martin tua media pembuka

Berdansa sore hariku

Sejiwa alam dan duniamu

Melebur sifat kakuku

Tanpamu aku serupa daun kering yang dilepaskan ranting, terbawa angina tanpa arah dan tanpa keinginan

Hal bodoh jadi lucu

Obrolan tak perlu kala itu

Tersalurkan aliran syaraf buntu

Martin tua media pembuka

Senja. Perpaduan yang sungguh indah bagi alam semesta.

Berdansa sore hariku

Sejiwa alam dan duniamu

Melebur sifat kakuku

Jika aku tak bisa menjadi bintang yang terang di hatimu, maka biarkan aku menjadi bintang yang paling terang yang akan selalu kau tatapp ketika senja datang.

Rasanya tak cukup waktu

Terlalu cepat berlalu

Soreku nyaman denganmu

Ketika senja mulai tenggelam, aku mulai menyadari bahwa kamu yang paling berarti

Menarilah, menarilah

Menarilah denganku

Ketika waktu terasa membeku, kebisingan hilang, yang terdengar hanya degupan jantung kita berdua saja. Senja kala itu, saat bersebelahan dengan mu.

Genggam tangan cokelatku

Berputar-putar denganku

Senja begitu cepat berganti

Menarilah denganku

Menarilah, menarilah

Selamat datang malam ku, selamat jalan rinduku.

Izah : "Mas habis ini kita langsung pulang?"

Habib : "Iya udah malem juga"

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.