webnovel

Bab 4

Antara Sakinah Mawaddah Warahmah dan Belasungkawa

Warung Sate

Habib : "Kamu mau pesen sate ayam apa sate kambing?"

Izah : "Gak usah mas, Izah udah kenyang"

Habib : "Tadi kata ummi kamu makannya sedikit sekarang makan yaa"

Izah : "Eh gak usah mas. Izah beneran udah kenyang"

Habib : "IZAH MAKAN" Kata Habib dengan nada yang meninggi.

Izah : "Iya mas"

Setelah selesai makan akhirnya mereka berbicara lagi setelah pertengkaran tadi tidak ada yang membuka suara sama sekali. Mereka benar – benar makan dengan diam.

Habib : "Zah"

Izah : "Iya mas"

Habib : "Maafin mas ya tadi udah ngebentak kamu"

Izah : "Iya mas gak apa – apa"

Habib : "Bisa nggak kamu sedikit nurut sama mas?"

Izah : "Eh iya mas. Maafin Izah kalo Izah selama ini gak nurut sama omongannya mas"

Habib : "Ya sudah sekarang kamu cerita tadi di mall ngapain aja kok kamu pulang – pulang langsung bad mood"

Izah : "Ah tadi sih cuma makan sama Jihan"

Habib : "Kok kamu bisa bad mood? Apa Jihan bikin kamu kesel? Dasar ya tu anak" 

Izah : "Eh bukan mas. Jihan gak bikin aku kesel kok"

Habib : "Terus apa yang bikin kamu kesel?"

Izah : "Itu tadi kita ketemu orang yang namanya Kartika"

Habib : "Oh Kartika"

Izah : "Siapa dia mas?"

Habib : "Oh Kartika itu temen ku dari kecil. Rumah ku sama rumahnya Jihan tetanggaan sama dia"

Izah : "Oh gitu"

Habib : "Maaf ya Zah mas sama keluarga mas bikin kamu gak nyaman"

Izah : "Eh lo kok gitu?"

Habib : "Mas tau kamu terpaksa terima perjodohan ini. Mas gak seharusnya maksa kamu buat terima perjodohan ini, seharusnya mas minta ke ummi sama abi untuk batalin aja dari dulu, tapi mas gak lakuin itu"

Izah : "Kenapa mas?"

Habib : "Karena… karena mas udah suka sama kamu waktu liat kamu pertama kali"

Saat mendengar ucapan Habib pipi Izah langsung merona dan hatinya lang deg – degan dibuatnya.

Habib : "Kenapa Zah kok diem aja? Kamu marahnya mas ngomong gitu?"

Izah : "Eh enggak kok mas"

Habib : "Terus?"

Izah : "Sebenernya waktu pertama kali aku denger mau dijodohkan aku kaget dan mau tolak perjodohan itu. Tapi gak bisa karena itu pilihan abi dan ummi"

Habib : "Oh gitu ya. Masi belum terlambat kok Zah kalau mau dibatalin perjodohan ini. Ayo kita pulang"

Izah : "Eh mas tunggu. Aku belum selesai ngomongnya denger dulu"

Habib : "Hmm"

Izah : "Tapi waktu aku sama kamu naik mobil menuju rumah kamu di sana lah aku baru menyadari bahwa kamu orangnya baik,ramah. Di sanalah juga aku baru mulai suka sama kamuu"

Habib : "Oh gitu toh ceritanya. Hmm jadi gak tahan pingin nyium kamu Zah"

Izah : "Ih apaan sih mas kita belum mukrim"

Habib : "Ya makannya ayo cepet diurus biar kita cepet nikah"

Izah : "Iyaaa mas"

Habib : "Hmm kamu udah gak marah lagi kan Za?"

Izah : "Hhmm" Kata Izah sambil mengangguk

Habib : "Ya udah pulang yuk"

Izah : "Ayokk"

Tak terasa aku di sini sudah seminggu. Tak terasa pula hari pernikahan ku dengan Mas Habib semakin dekat pula. Kini hubungan ku dengan Mas Habib juga semakin dekat.

Pukul 07.00

Habib : "Za"

Izah : "Iya mas?"

Habib : "Nanti jam 8 kita ke kantor mas ya"

Izah : "Kenapa mas?"

Habib : "Ngurus surat nikahan kita"

Izah : "Oh iya mas"

Habib : "Nanti jangan lupa pakai baju yang rapih ya"

Izah : "Iya mas"

Kantor Polisi

Habib : "Siniin tangan kamu"

Izah : "Mau ngapain mas"

Habib : "Udah siniin" Sambil menggandeng tangan Izah

"Ya ampun diganteng sama mas Habib bikin tambah deg degan"

Habib : "Zah kamu gak apa – apa?"

Izah : "Engg emm emang kenapa mas?"

Habib : "Tangan kamu dingin banget terus muka kamu merah banget. Kamu sakit?"

Izah : "Ih mas aku kan gugu"

Habib : "Gugup kenapa?"

Izah : "Ya gugup nanti kan mau ketemu atasannya mas"

Habib : "Gak usah gugup kan ada aku disamping mu"

Saat mendengar ucapan Habib pipi Izah langsung merona.

Di saat mereka sedang asyik berbicara tiba – tiba ada orang yang datang menghampiri mereka.

"Hai capt" Kata seorang pria yang bertampang bule

Habib : "Hai. Kamu gak tugas?"

"Lagi istirahat ini capt" Kata seorang pria yang badanya berotot namun bertubuh pendek.

"Eh capt bawa cewek dong. Cie captain udah luluh nih hatinya sama cewek" Kata seorang pria yang bertubuh

jangkung.

Habib : "Ah ini kenalin Izah. Dia calon istriku. Zah ini kenalin yang bertamang bule itu namanya Richard, kalo yang pendek ini namanya Sony"

Sony : "Sialan lu capt. Giliran gue aja dijelek – jelekin. Dibilang pendek. Nah giliran sih Richard aja dipuji – puji mirip bule"

Richard : "Lah gue emang bule kali"

Sony : "Iya bulepotan"

Habib : "Nah kalo yang tinggi itu namanya Aril. Mereka ini teman satu tim aku"

Richard : "Hai salam kenal Izah"

Izah : "Iya salam kenal Richard"

Sony : "Assalamualaikum neng Izah"

Izah : "Waalaikumsalam Sony"

Aril : "Salam kenal Zah. Aku Aril"

Izah : "Iya salam kenal. Aku Izah"

Sony : "Eh ngomong – ngomong capt ngapain ke sini bawa calon istri? Jangan bilang ke sini Cuma mau pamer kalo udah punya calon istri"

Richard : "Yang jomblo akut kayak lu bisa apa coba lawan captain hah"

Sony : "Cih dari pada lu tunangan tapi gak nikah – nikah"

Richard : "Sialan lu"

Aril : "Woii udah ngapa berantem mulu. Capt kesini mau ngapain?"

Habib : "Ah aku kesini sama Izah mau ngurus surat – surat buat nikah"

Aril : "Emang kapan capt acaranya"

Habib : "Insyaallah bulan depan"

Sony : "Cie yang udah gak sabar pingin nikah. Gak sabar pingin enak – enak ya capt"

Richard : "Hah enak – enak apaan?"

Sony : "Itu malam pertama"

Saat mendengar omongan Sony, tiba – tiba Izah merasa malu sendiri dan membayangkan nanti apa jadinya

setelah mereka sudah menikah.

Habib : "Kalian ini ngomong apa sih. Saya itu menikah karena untuk menjalani perintah allah"

Aril : "Ya emang untuk menjali perintah allah, tapi gak bisa dipungkiri kan capt kalo emang menanti moment itu. Wkwkwk"

Sony : "Hahaha bener juga lu. Lihat tuh mukanya capt udah merah aja kayak kepiting rebus"

Habib : "Sudah – sudah saya ke sini mau ketemu atasan tapi malah kalian isengin. Ayo Za masuk aja gak usah di dengerin omongan mereka"

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.